MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Wednesday, 7 January 2015

#Galau

Twet Felix Tentang #Galau

Twet Felix Tentang #Galau
Kegembiraan adalah pintunya kesedihan, dan kesedihan adalah pintunya kebahagiaan
Nggak ada yang selama-lamanya.. 
Ketika Allah swt memberikan 1 kesulitan maka Dia menemaninya dengan 2 kemudahan
Fa inna ma’a al-usri yusraa, inna ma’a al-usri yusraa
Masalah besarnya bukan seberapa besar dosa kita,
Tapi seberapa besar taubat kita kepada Allah swt 
Atau tantangan kita bukan berapa kali kita jatuh
Namun berapa kali kita memutuskan untuk kembali bangkit 
Berharap kebaikan dari-Nya adalah wajib,
Sedang berputus asa dari rahmat-Nya adalah haram 
Maka ketika lapang, bagikanlah kesenangan pada orang lain
Mudah-mudahan ada pula yang berbagi senang ketika kita dalam keadaan susah 
Namun, ketika galau, lebih baik dipendam sendiri dan diadukan kepada Allah,
Khawatir bila diadukan pada manusia akan menambah beban mereka
Semua manusia pasti punya masalah yg sama berat,
Hanya sebagian mengadukannya pada manusia dan sebagian lagi mengadukannya pada Allah 
Sayangnya yang mengadukan galau pada ramai manusia
Tak mendapat kecuali mengumbar aib dan kelemahan diri, tanda ketidakmatangan
Yang layak digalaukan bukan sesuatu yg akan pudar seiring waktu,
Lebih pantas menggalau akan hari yg lebih panjang, masa yg lebih lama 
Sebagaimana seorang tukang parkir tak menggalaukan mobil yang datang dan pergi,
Karena dia sadar itu bukan miliknya 
Begitupun manusia, merasa kehilangan padahal ia tidak pernah memiliki apapun,
Kecuali yang dipinjamkan Allah kepadanya
Begitulah Abu Bakar memperingatkan bahwa cukup dunia ditaruh ditangan
Tak perlu dimasukkan kedalam hati, karena ia akan segera mengakar
Karena keindahan dunia layaknya mawar berduri
Makin kuat digenggam, semakin sakit dirasa, menggalau seterus masa..
Kepunyaan Allah-lah seluruh isi langit dan bumi, dan kepada-Nya lah segala sesuatu menyembah
Apa yang kita miliki?
Tekukkan lutut, angkat telapak tangan, mulailah berdoa kepada Pemilik dan Pemberi Kehidupan
Insya Allah Dia berkenan mengangkat sedih
Galai bisa jadi berarti kita kurang mengingat-Nya,
Dan tak ada sesuatupun menggalaukan bila semua kita wakilkan pada Allah Swt..
Walaupun begitu, memang manusia diciptakan dalam keadaan rapuh, hanya 1 cara untuk menjadi kuat
Mendekatlah pada Allah 
Felix Siauw
follow me on twitter @felixsiauw
Share:

#Vday: Love or Lust? Sayang atau Syahwat?



#Vday: Love or Lust? Sayang atau Syahwat?



01. katanya virus #vday menyerang paling ganas pada remaja, karena itu kita perlu definisikan siapa itu remaja :)
02. remaja yang kena #vday bukan lagi anak-anak, belum nyampe dewasa, apalagi kolot! remaja sering disebut abege, anak baru gede!
03. apanya yang gede?! >> jangan piktor ah, yang jelas badannya tambah gede, tenaganya juga, porsi makannya pula, dan yang kentara nafsunya tambah gede!
04. karena nafsunya udah gede, makanya orang bilang masa remaja itu masa-masa paling indah, betul? >> apanya yang indah? >> cek…
05. mulai demen sama lawan jenis.. PDKT dah.. caranya >> pinjem bukuuu! (ini strategi dari tahun 70-an), atau belajar bersama (strategi baheula)
06. indahnya lagi masa remaja, jalan bareng-bareng.. kalo ada yang kecantol, yaa.. ajak nonton bareng >> pas nonton pingin? >> megang-megang..
07. pas ditanya kenapa megang-megang? alasannya “praktek anatomi” *glek >> ancur.. >> kebablasan akhirnya?! >> haliim! (ee.. salah, hamil) -_-; *sigh
08. gak kuat nanggung malu, diaborsi, digugurin, bayinya dibunuh, naudzubillah.. itulah kondisi remaja masa kini, hasil pergaulan bebas
09. banyak yang umbar nafsu atas nama cinta, dan itu bukan terjadi karena niat doang, tapi ceweknya juga kasi kesempatan >> waspadalah! WASPADALAH!
10. makanya kita juga kudu tau kumaha me-menej cinta, yuk kita bahas tentang cinta (cie.. cie.. kalo udah yang ini pada ngumpul dah) :D
11. banyak definisi dari para sarjana tentang cinta, yang paling terkenal adalah “love is cinta” >> gubrak! ya iyalah (judul film noh!) -_-;
12. ada yang bilang pula cinta itu perasaan mendalam yang nggak terukur (kayak sumur), ada juga yang bilang cinta itu buta (huruf, karena nggak pernah sekolah)
13. ada juga yang bilang “love at first sight” >> bahasa indonesianya >> jangan merokok sembarangan.. eh salah “cinta pertama” -_- >> nama lainnya cinta monyet
14. kenapa cinta monyet? >> karena monyet kalo pacaran udah putus urat malunya, rasa-rasa dunia milik bedua, yang lain figuran >> begitulah cinta monyet
15. mendefinisikan cinta sulit, tapi saya bisa kasitau efek kena cinta, misal selalu senyum-senyum sendiri (beda tipis sih sama orang depresi akut)
16. cinta juga buat orang yang paling pemberani jd kyk ayam matok cacing, ngangguk2 mulu didepan yg dicintai, gak berani ngelawan
17. cinta juga bisa buat orang yang paling pengecut pasang badan, bertaruh nyawa demi yang dicintainya, jadi herois
18. cinta membuat gunung tak ada yg terlalu tinggi tuk didaki, buat tak ada laut yg terlalu luas tuk diseberangi *suit2.. :)
19. yang paling jelas, cinta adalah kursus puisi gratis, karena yg jatuh cinta mendadak jadi puitis, Hamlet aja kalah sama puisinya, mantap! :D
20. makanya Michael Faraday bilang “cinta itu tak dapat diciptakan n dimusnahkan, hanya berubah bentuk” (riwayat nipu) >> eh itu listrik ya?
21. pokoknya jatuh cinta itu nikmat, lagu dangdut jadi enak didengar dan makanan apapun jadi lezat, hehe..
22. kalo lagi bokek, mau makan gratis, deketin aja orang yang lagi jatuh cinta, pasti ditraktir (kalo dia nggak sama bokek)
23. tapi jangan coba-coba minta traktir sama yang baru patah cinta, dilempar pake sendal jepit ada.. -_-; karena apapun jadi gak enak
24. orang putus cinta, makan tak enak (karena ngutang) tidur tak nyenyak (karena rumahnya bocor) hehe.. :D
25. ah, ngelantur dah, balik lagi.. Ok, jadi cinta itu adalah sesuatu yang fithrah, murni, suci. Allah pun memberitahu kita lewat firmannya:
26. “diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya; Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa sakinah (cederung) kepadanya..
27. ..dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawaddah) dan sayang (rahmah)” (QS 30:21) >> ini ayat sering ada di undangan nikah, pasti apal kan :)
28. “Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita..” (QS 3:14) >> ini juga firman Allah bahwa cinta itu fithrah
29. jadi hukum asalnya cinta memang fithrah, guna mewarnai dunia, merekatkan ukhuwah dan madu dalam keluarga :) >> tapi banyak disalahartikan..
30. zaman skarang, cinta disamarkan dengan nafsu, dengan hubungan fisik, disempitkan maknanya oleh yang namanya pacaran.. zzz.. -_-;
31. apalagi nanti tgl 14 Februari, ramai remaja dan remaja-kolot disesatkan oleh virus #vday, menjerumuskan dan membunuh rasio atas nama cinta
32. Muslim atau bukan, semua tumpah ruah merayakan dengan macem-macem cara yang ujung-ujungnya pasti maksiat, sekali lagi, pasti maksiat -_-;
33. begitulah aslinya #vday yg berasal dari ritual kaum Romawi yang hobi banget memuja seks dan tubuh manusia, selalu mengukur kesenangan dengan fisik
34. asal mula #vday adalah Lupercalian Festival, untuk memuja dewa kesuburan Lupercus (dewa pan dalam mitologi Yunani) bos-nya para satyr
35. Lupercus digambarkan dewa kesuburan dengan badan manusia dan kepala serta kaki kambing (inget Baphomet?) itulah dia
36. saya tunjukin gambarnya biar horor ya? >> nih Dewa Lupercus yang dipuja oleh kaum Romawi di festival Lupercalia di 13 – 18 Februari
pan2
37. Pan ini juga suami Aphrodite (dewi kecantikan) yg punya anak namanya Eros (Cupid) >> itu anak-anak besayap yg terbang bawa panah cinta -_-;
38. menurut legenda, saking gantengnya Cupid ini, ibunya sendiri kena panah asmaranya dan menyetubuhi anaknya >> hiiiiiii~ itulah #vday!
39. makanya dalam prayaan Lupercalia, masyarakat berpesta sex utk mengambil semangat Lupercus (dewa Pan) dan Aphrodite, maksiat semaleman
40. perayaan Lupercalia ini adalah perayaan wajib Romawi, menjadikan pada hari itu bersenang-senang antara pria-wanita, memuaskan nafsu setan
41. sampe datang Kristen jadi agama Romawi, namun Kristen tak kuasa larang perayaan ini, maka di-’bungkus’-lah dengan nama lain, yaitu Valentine Days!
42. pada tahun 496 Paus Gelasius akhirnya meresmikan #vday jadi agenda tahunan gereja, melegalkannya jadi hari besar Kristen, acaranya? sama maksiat
43. pada 1969 gereja menyatakan #vday terlarang dirayakan karena dianggap Santo Valentine hanyalah tokoh buatan untuk legalisasi perayaan Lupercalia
44. karena gereja akhirnya sadar bahwa Valentine Day #vday tak lain adl hanya perayaan pesta seks yang dibalut atas nama Kristen, maksiat atas nama cinta
45. hal itu aja membuat kita cukup alasan utk tak ikut-ikutan, karena itu hari besar Romawi, juga pernah jadi hari raya agama Kristen, maksiat lagi tujuannya.. *sigh.. -_-
46. ada yang bilang, “ah, itu, kan dulu, sekarang kan murni hari kasih sayang!” >> oh ya?! >> coba simak fakta2 berikut
47. di Inggris & Amerika, setiap tahun angka nge-seks melonjak tinggi banget pada seminggu sebelum #vday dan seminggu setelahnya, orang pada nge-seks pas #vday
48. tanggal 14 Februari di Inggris dijadikan ‘The National Impotence Day’ >> dihimbau agar para remaja tidak nge-seks pada minggu-minggu itu >> tentu gagal
49. di US 14 Februari jadi ‘The National Condom Week’ jadi semua orang wajib pakai kondom untuk hindari kehamilan >> karena mereka tau #vday = seks
50. di Indonesia? >> dari 413 responden yang disurvei 26,4% diantaranya ngaku suka merayakan #vday sama gebetan atau kekasih dengan jalan-jalan, makan-,makan, ciuman lalu ngeseks
51. 54% remaja bandung pernah hubungan seks!. bahkan, persentasenya paling tinggi dibanding kota-kota besar lain seperti Jakarta (51%), Medan (52%) dan Surabaya (47%) (Kompas, 2006)
52. di beberapa daerah, tiap tahun baru dan #vday, seperti yang kita baca di koran atau liat di tipi, penjualan kondom meningkat 40 – 80%, beberapa daerah bahkan soldout!
53. siapa yang paling diuntungkan oleh #vday kalo begitu? >> tentu kapitalis! >> di US, #vday menghasilkan total penjualan retail Rp 144,4 trilliun pada 2011!
54. di Indonesia juga sama, liat aja di toko-toko >> pintar nian kapitalis menghancurkan remaja Muslim, sudah kantong bolong, iman pun bolong pula -_-;
55. #vday yang diklaim hari kasih sayang keliatan boroknya, angka perceraian malah meningkat, di Indonesia dari thn 2005 – 2010, pceraian naik 100%!
56. di negeri yang paling heboh #vday seperti US, perceraian justru terjadi 1 diantara 2 pernikahan (50%) >> masih alasan ini hari kasih sayang?
57. perlu ditanyakan sekarang, #vday: love or lust? sayang atau syahwat?
58. simak nasihat iIahi.. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka…”
59. juga tausiyah kekasih kita “kamu akan ikuti sunnah2 orang2 sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.. >>
60. dan ketika mereka masuk ke lubang biawak pun kalian tetap mengikutinya!. Kami bertanya “apakah mereka orang Yahudi dan orang Nasrani?”.. >>
61. Rasul menjawab: “kalau bukan mereka (Yahudi dan Nasrani), siapa lagi?” (HR Bukhari) >> #vday adalah produk keduanya, Yahudi & Nasrani -_-;
62. jadi nggak ada manfaatnya kaum Muslim ikut-ikutan #vday, kalo nggak ikut-ikutan tradisi dan ritual kufur, minimal berdosa.. ngapain, lebih baik kita mencinta secara sejati :D
Share:

Sebagian kaum lelaki berkata:

Sebagian kaum lelaki berkata:
"Betapa sulitnya menemukan wanita sholehah di zaman
sekarang."
Sebagian kaum wanita juga berkata: "Betapa susahnya
mencari laki-laki sholeh di masa
sekarang."
Mungkin pernyataan di atas ada benarnya juga
walaupun
tidak sepenuhnya benar. Kenapa?
Karena alangkah baiknya kalau pernyataan tsb
kita tujukan untuk diri sendiri terlebih dahulu
sebelum di
ucapkan kepada orang lain. "Sudah menjadi lelaki
baikkah diriku?"
"sudah menjadi lelaki sholehkah diriku?"
"sudah menjadi wanita baikkah diriku?"
"sudah menjadi wanita sholehahkah diriku?"
Begitulah seharusnya kita bertanya. Kadang kita
terlalu sibuk menilai orang lain sehingga kita
lupa untuk menilai diri sendiri.
Kadang kita terlalu sibuk mencari sosok yang baik.
Kadang kita terlalu sibuk mencari sosok yang
menurut
kita sholeh/ sholehah, sehingga kadang kita sendiri lupa
untuk berusaha MENJADI sosok yang sholeh/
sholehah.
Muncul satu pertanyaan...
Sudah pantaskah kita berharap untuk bisa
mendapatkan
sosok yang sholeh/
sholehah? Jawabannya berpulang
pada diri kita masing-masing.
Jangan terlalu bermimpi mendapatkan wanita sholehah
kalau masih belum mampu menjadi lelaki sholeh.
Jangan bermimpi mendapatkan lelaki sholeh kalau
belum
mampu menjadi wanita sholehah.
Tak perlu bersusah payah untuk MENCARI yang
sholeh
atau sholehah. Tapi MENJADILAH sholeh atau sholehah
terlebih dahulu.
Karena apa?
Karena Allah telah menyiapkan pasangan yang sesuai
dengan jati diri kita.
Yang sesuai dengan kepribadian kita.
Yang sesuai dengan potret kita sendiri.
Ingat, lelaki baik untuk wanita yang baik, begitu juga
sebaliknya. Itulah ketetapan Allah yang sudah pasti
kebenarannya! Masih mau menunggu apa lagi?
Yah mari kita memulai dari diri sendiri dahulu untuk
menjadi baik
Share:

Renungan Buat Anak Gaul yang Ngefan Banget Sama Artis

Renungan Buat Anak Gaul yang Ngefan Banget Sama Artis
Faiz suka banget sama grup band Armada, walaupun lagunya kadang-kadang “melo” tapi menurut Faiz, Armada tuh “gue banget”. Hitsnya selalu menjadi hapalan wajib. Sampai hits terbaru armada jadi ringtone hape Faiz. Dia pun selalu rajin mengikuti perkembangan band favoritnya tersebut lewat fb. Faiz pun mengikuti gaya rambutnya Rizal sang vokalis, hanya saja Faiz nggak berani ikutan gondrong karena di sekolahnya, siswa lelaki dilarang keras berambut gondrong.
Lain lagi dengan Dinda. Gadis manis yang selalu berjilbab cerah itu ternyata nge-fans berat sama SuJu (Super Junior). Meskipun teman-teman ROHIS (Rohani Islam) -nya sudah mengingatkan Dinda untuk tidak menonoton konser SuJu di Ancol akhir bulan lalu tapi diam-diam Dinda pergi juga menonton. Itu pun tanpa sepengetahuan ayah dan Ibu Dinda. Dinda berpamitan pada orangtuanya untuk menginap dalam rangka belajar bersama di rumah salah seorang teman yang sudah dikenal orangtuanya.
Pulang dari konser SuJu, Dinda terlihat murung. Dinda malah merasa tidak mendapatkan kepuasan apa-apa. Berdesak-desakan dengan ELF (penggemar SuJu), menonton idolanya bergaya di panggung, dan berusaha untuk fun menikmati hentakan musik, tapi entah mengapa Dinda malah merasa semua itu sia-sia. Dinda malah merasa bersalah telah berbohong pada kedua orangtuanya.
…Idolakanlah orang yang mendorong kita untuk selalu dekat dengan kebaikan…
Fenomena mengelu-elukan artis memang sebuah pemandangan yang tak asing terjadi. Memang sih nggak melulu pelakunya kita-kita, yang masih remaja. Namun, polah teman-teman kita yang pagi-pagi sudah menjadi penonton acara musik live di televisi, seakan menjadi sebuah tren yang membenarkan kalau yang hobi ngejar-ngejar idola itu ya kita para remaja. Nggak gaul kalau belum pernah nonton live artis atau memfoto langsung sang idola. Sampai akhirnya banyak teman kita yang katanya sedang mencari jati diri dengan mengidolakan seseorang, kemudian sama sekali kehilangan jati dirinya karena meng-copy paste habis-habisan sang idola.
Idola memang diperlukan dalam pengembangan kepribadian seseorang. Karena, manusia pada dasarnya memang membutuhkan panutan yang bisa menjadi cermin saat harus menentukan apa yang harus dipilih. Punya idola memang naluriah tetapi mencari dan menetapkan siapa idola kita, juga harus benar-benar sosok yang luar biasa yang bahkan lebih mulia dari kita manusia biasa. Jangan sampai idola kita tersebut malah membuat kita menjauhi kebenaran, semakin dekat dengan keburukan, bahkan membuat kita lalai dari Allah SWT.
…Mengidolakan Rasulullah tidak akan membuat kita ilfil (ilang feeling), justru akan membuat kita lebih semangat berbuat kebaikan…
Jangan sampai kita terjebak pada kekaguman kita pada sang idola kemudian melakukan hal negatif seperti yang dilakukan oleh Dinda yang berbohong pada orangtuanya. Juga jangan mengidolakan orang yang mendorong kita atau membiarkan kita melakukan tindakan yang buruk.
Oleh karena itu, idolakanlah orang yang mendorong kita untuk selalu dekat dengan kebaikan bahkan yang pertama kali konsisten melakukan kebaikan tersebut. Maka, tentu tidak ada pilihan yang terbaik kecuali Rasulullah SAW. Soalnya, tentu kita tidak mengetahui seorang pun yang menyamai Rasulullah dalam hal kebaikan dan teladan untuk selalu taat kepada Allah SWT. Mengapa harus kita harus tahu siapa dan bagaimana idola kita? Sebab, Allah SWT bertitah gini, Sobat:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati; semua itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (Qs Al-Israa:36)
Insya Allah, mencintai dan mengidolakan Rasulullah tidak akan membuat kita ilfil (ilang feeling) seperti yang dialami Dinda selepas nonton konsernya SuJu. Mengidolakan Rasulullah SAW justru akan membuat kita lebih semangat berbuat kebaikan. Mengikuti Rasulullah SAW juga akan membuat hati kita berbunga-bunga selalu karena akan banyak orang yang juga semakin mencintai kita karena pribadi kita yang semakin mempesona.
- See more at: http://www.voa-islam.com/…/renungan-buat-anak-gaul-yang-n…/…
Share:

Dunia Penjaranya Orang Beriman dan Surganya Orang Kafir

Dunia Penjaranya Orang Beriman dan Surganya Orang Kafir
Ibnu Hajar rahimahullah dulu adalah seorang hakim besar Mesir di masanya. Beliau jika pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan.
Pada suatu hari beliau dengan keretanya melewati seorang yahudi Mesir. Si yahudi itu adalah seorang penjual minyak. Sebagaimana kebiasaan tukang minyak, si yahudi itu pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si yahudi itu menghadang dan menghentikannya.
Si yahudi itu berkata kepada Ibnu Hajar:
“Sesungguhnya Nabi kalian berkata:
” Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir. ” (HR. Muslim)
Namun kenapa engkau sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di Mesir, dalam arak-arakan yang mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang kafir- dalam penderitaan dan kesengsaran seperti ini.”
Maka Ibnu Hajar menjawab: “Aku dengan keadaanku yang penuh dengan kemewahan dan kenimatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan surga adalah seperti sebuah penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini dibandingkan dengan yang adzab neraka itu seperti sebuah surga.”
Maka si yahudi itupun kemudian langsung mengucapkan syahadat: “Asyhadu ala ilaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammad rasulullah,” tanpa berpikir panjang langsung masuk Islam.
Subhanallah, sangat menakjubkan pelajaran dalam kisah ini…
Bahan Renungan:
Imam An-Nawawi menjelaskan hadits ini: “Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir.”
“Maknanya bahwa setiap mukmin itu dipenjara dan dilarang di dunia ini dari kesenangan-kesenangan dan syahwat-syahwat yang diharamkan dan dibenci. Dia dibebani untuk melakukan ketaatan-ketaatan yang terasa berat. Jika dia meninggal dia akan beristirahat dari hal ini. Dan dia akan berbalik kepada apa yang dijanjikan Allah berupa kenikmatan abadi dan kelapangan yang bersih dari cacat.
Sedangkan orang kafir, dia hanya akan mendapatkan dari kesenangan dunia yang dia peroleh, yang jumlahnya sedikit dan bercampur dengan keusahan dan penderitaan. Dan bila dia telah mati, dia akan pergi menuju siksaan yang abadi dan penderitaan yang selama-lamanya.”(Syarah Shohih Muslim No. 5256)
Maka sepantasnya seorang mukmin bersabar atas hukum Allah dan ridha dengan yang ditetapkan dan ditaqdirkan oleh Allah. Semoga kita diberi taufik, kemudahan, dan al-afiat untuk menjalani kehidupan dunia ini. Amiin
(Sumber: Syarh Shohih Muslim dan lainnya)
Share:

Keutamaan Ayat Kursi

Keutamaan Ayat Kursi
Alhamdulillah
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam tafsir ayat kursi dalam surat Al-Baqarah: “Ayat kursi mempunyai keutamaan yang agung. Terdapat hadits shahih dari Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam – bahwa ia termasuk ayat yang paling utama dalam Kitabullah.
عن أُبي هو ابن كعب أن النبي - صلى الله عليه وسلم - سأله أي آية في كتاب الله أعظم قال: الله ورسوله أعلم فرددها مرارا ثم قال: آية الكرسي قال" ليهنك العلم أبا المنذر والذي نفسي بيده إن لها لسانا وشفتين تقدس الملك عند ساق العرش (وقد رواه مسلم .. وليس عنده زيادة والذي نفسي بيده إلخ)
“Dari Ubay yaitu bin Ka’ab, sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bertanya kepadanya tentang ayat apakan yang paling agung dalam Kitabullah, beliau menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau ulang pertanyaannya beberapa kali. Kemudian dia menjawab, “Ayat kursi." Maka beliau mengatakan, “Selamat bagi anda wahai Abu Mundzir dengan ilmu anda. Demi yang jiwaku yang ada di tangan-Nya. Sesungguhnya (ayat Kursi) mempunyai mulut dan dua bibir yang disucikan para Malaikat di kaki Arsy.” (Muslim telah meriwayatkannya, akan tetapi dalam teksnya tidak ada tambahan ‘Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya dan seterusnya)
Dari Abdullah bin Ubay bin Ka’ab, sesungguhnya ayahnya telah memberitahukan bahwa beliau mempunyai sekantong kurma. Berkata, "Dahulu ayahku menjaganya, dan didapati ternyata berkurang." Beliau mengatakan, maka beliau menjaga pada suatu malam. Ternyata di dapati hewan mirip anak yang akan balig. Berkata, saya memberikan salam kepadanya dan dia menjawabnya. "Saya bertanya siapakah anda? Jin atau manusia." Dia menjawab, “Jin." Dia berkata, ‘Maka saya katakan kepadanya, tolong tanganmu saya pegang." kemudian tangannya memegangku ternyata tangan anjing dan rambut anjing. Saya bertanya, “Apakah ini bentuk penciptaan jin?" Dia menjawab, “Anda telah mengetahui jin dan apa yang ada di dalamnya. juga ada yang lebih mengerikan dari ini." Saya bertanya, “Apa yang mendorongmu melakukan ini?" Dia menjawab, “Telah sampai kepadaku bahwa anda termasuk orang yang senang bershadaqah. Maka saya ingin mendapatkan bagian makanan anda." Ayahku bertanya kepadanya, “Apa yang dapat melindungi kami dari kamu?" Dia menjawab, “Ayat kursi ini." Kemudian keesokan harinya beliau mendatangi Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan memberitahukan (kisahnya), maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jin yang jahat itu benar."
Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, dia berkata,
“Aku mendatangi Nabi sallallahu alaihi wa sallam – sementara beliau di dalam masjid. Maka akupun duduk." Kemudian beliau bertanya,”Apakah anda telah shalat?" Aku menjawab, “Belum." Beliau mengatakan, “Berdiri dan tunaikan shalat." Maka aku berdiri menunaikan shalat kemudian duduk. Beliau berkata, “Wahai Abu Dzar berlindunglah kepada Allah dari keburukan setan manusia dan jin." Saya bertanya, “Wahai Rasulullah apakah ada syetan dari jenis manusia?" Beliau menjawab, “Ya." Aku bertanya, “Wahai Rasulullah (bagaimana dengan) shalat?" Beliau menjawab, “Dia adalah sebaik-baiknya perkara, yang ingin sedikit atau banyak, silakan ambil sesukanya." Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, (bagaimana dengan) puasa?" Beliau menjawab, “Kewajiban yang berpahala, dan pada sisi Allah terdapat tambahan." Wahai Rasulullah bagaimana dengan shodaqah?" beliau menjawab, “Dilipat gandakan." Aku bertanya, “Manakah yang paling utama?" Beliau menjawab, “Semangat dari (orang yang) kekurangan atau (memberikan) kesenangan kepada orang fakir." Aku bertanya, “Wahai Rasulullah siapakah para nabi yang pertama?" Beliau menjawab, “Adam." Aku bertanya, “Apakah dia seorang Nabi?" Beliau menjawab, “Ya. Seorang nabi yang pernah diajak berbicara (dengan Allah)." Aku bertanya, “Berapakah (jumlah) para Rasul?" Beliau menjawab, “Tiga ratus tiga belas, bilangan yang banyak. Dan beliau pernah mengatakan, lima belas. Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, (ayat) apakah yang paling agung yang diturunkan kepada anda?" Beliau menjawab, “Ayat kursi ‘Allahu lailaha illa huwal hayyul Qayyum." (HR. An-Nasai)
Bukhari telah menyebutkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam mewakilkan kepadaku untuk menjaga (gudang tempat) zakat Ramadan. Kemudian ada orang datang dan mengambil makanan, maka dia aku tangkap. Aku katakan, “Akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah sallallahu alihi wa sallam." Dia berkata, “Lepaskan aku, karena aku orang yang sangat membutuhkan. Aku punya keluarga dan sangat membutuhkan sekali." Maka saya lepaskan dia. Ketika pagi hari Nabi sallallahu alaihi wa sallam berkata, “Wahai Abu Hurairah apa yang dilakukan tawananmu semalam?" Saya menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengeluh sangat membutuhkan sekali dan mempunyai tanggungan keluarga, sehingga saya kasihan dan saya lepaskan dia." Beliau mengomentari, “Dia telah berbohong dan nanti dia akan kembali. Saya tahu dia akan kembali karena sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam bahwa dia akan kembali. Sehingga saya mengintainya, kemudian dia datang dan mengambil makanan. Lalu saya tangkap. Saya katakan kepadanya, “Saya akan laporkan engkau kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam." Dia berkata, “Tolong lepaskan diriku karena aku membutuhkan dan mempunyai tanggungan keluarga, dan saya tidak akan kembali," Sayapun kasihan, maka dia saya lepaskan. Ketika pagi hari Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu semalam." Saya menjawab, “Dia mengeluh mempunyai keperluan dan tanggungan keluarga, sahingga saya kasihan dan melepaskan dia." Beliau mengomentari, “Sesungguhnya dia telah membohongimu dan dia akan kembali." Maka saya intai yang ketiga kalinya. Kemudian dia datang dan mengambil makanan kemudian saya pegang. Saya katakan kepadanya, “Saya akan laporkan engkau kepada Rasulullah dan ini yang ketiga kali bahwa kamu tidak akan datang, tapi kamu masih datang. Dia mengatakan, “Lepaskan diriku, akan aku ajarkan kepadamu kalimat yang Allah akan memberikan manfaat kepadamu." Saya menjawab, “Apa itu?" Dia menjawab, “Jika anda ingin berbaring di ranjang, maka bacalah ayat kursi ‘Allahu lailaha illa huwal hayyul Qoyyum’ sampai akhir ayat. Allah akan senantiasa menjaga anda dan setan tidak akan mendekati anda sampai pagi hari." Maka dia saya lepaskan. Ketika pagi hari, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam mengatakan kepadaku, “Apa yang dilakukan tawananmu semalam?" Saya menjaawab, “Wahai Rasulullah, dia mengaku bahwa dia akan mengajarkan kepadaku kalimat yang dengan itu Allah akan memberikan manfaat kepadaku, sehingga aku lepaskan dia." Beliau bertanya, “Ayat apakah itu?" Saya menjawab, “Dia mengatakan kepadaku, ketika anda ingin tidur di ranjang anda, maka bacalah ayat kursi dari awal sampai akhri ayat. Allahu lailaha illa huwal hayyul Qoyyum’ dan dia mengatakan kepadaku, Allah akan senantiasa menjagamu dan syetan tidak akan mendekati anda sampai pagi hari." Dan mereka sangat bersungguh-sungguh terhadap suatu kebaikan. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya dia telah benar kepadamu padahal dia adalah pendusta. Apakah anda tahu dengan siapa anda berbicara selama tiga malam wahai Abu Hurairah?" Saya menjawa, “Tidak." Beliau mengatakan, “Itu adalah setan. "
Dalam redaksi lain, “Aku pernah menangkap salah seoranga dari kalangan jin yang fakir, maka dia aku lepaskan. Kemudian dia kembali yang kedua dan ketiga. Saya katakan, “Bukankah engkau telah berjanji tidak akan kembali? Saya tidak akan melepas kamu sampai saya bawa kamu kepada Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam." Dia mengatakan, “Jangan anda lakukan, jika engkau melepaskan diriku, saya akan ajarkan kepadamu kalimat yang jika engkau baca tidak seorangpun dari jenis jin, baik yang kecil maupun besar, laki-laki maupun perempuan, dapat mendekatimu." Saya katakan kepadanya, “Apakah kamu pasti akan melakukannya?" Dia menjawab, “Ya." Saya berkata, “Apa ayat itu?" Dia menjawab, "Allahu lailaha illa huwal hayyul Qoyyum…. Dia membaca ayat kursi hingga terakhir. Maka saya lepaskan dia dan dia pergi tidak pernah kembali lagi. Kemudian Abu hurairah menceritakan hal itu kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Kemudian beliau sallallahu alaihi wa sallam berkata kepadanya, “Bukankah engkau tahu, bahwa (ayat Kursi) memang seperti itu (keutamaannya)."
Telah diriwayatkan oleh Nasa’i dari Ahmad bin Muhammad bin Ubaidillah dari Syu’aib bin Harb dari Ismail bin Muslim dari Abu Al-Mutakil dari Abu Hurairah. Dan tadi telah ada dari Ubay bin Ka’b kejadian seperti ini juga. Ini ada tiga peristiwa.
Abu Ubaid berkata dalam kitab Al-Gharib, kami telah diberitahukan oleh Abu Muawiyah dari Abu Asyim Al-Qofi dari Sya’bi dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Seseorang keluar dan bertemu dengan jin. Lalu jin itu berkata, “Apakah kamu dapat bergulat denganku. Jika kamu dapat mengalahkanku, aku akan ajarkan kamu suatu ayat yang kalau kamu baca ketika masuk rumah, setan tidak akan masuk.' Kemudian dia berkelahi dan dapat mengalahkannya. Dia berkata, “Saya lihat kamu kecil lagi kurus. Kedua tanganmu seperti tangan anjing. Apakah kamu semua seperti ini wahai jin atau kamu diantara mereka?" (jin) mengatakan, “Saya di antara mereka termasuk kurus. Maka bisa diulangi pertarungan. Kemudian bertarung lagi dan dikalahkan oleh manusia. Maka dia berkata, “Hendaklah engkau membaca ayat kursi. Tidaklah seseorang membacanya ketika masuk rumah, kecuai setan akan keluar. Dia punya suara buang angin seperti keledai." Dikatakan kepada Ibnu Mas’ud, “Apakah orang itu adalah Umar?" Beliau menjawab, “Siapa lagi yang dapat seperti itu kalau bukan Umar."
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa salalm bersabda,
سورة البقرة فيها آية سيدة آي القرآن لا تقرأ في بيت فيه شيطان إلا خرج منه: آية الكرسي
“Dalam surat Al-baqarah ada ayat-ayat utama dari ayat Al-Qur’an. Tidaklah engkau membacanya di dalam rumah, kecuali setan akan keluar. Itu adalah ayat Kursi.”
Begitu juga yang diriwayatkan dari jalan lain dari Zaidah dari Hakim bin Jubair kemudian mengatakan, “Sanadnya shahih. Dan belum dikeluarkan oleh keduanya. Demikian dikatakan.
Telah diriwayatkan oleh Tirmizi dari hadits Zaidah dengan redaksi, "Setiap sesuatu ada puncaknya. Dan puncak Al-Qur’an adalah surat Al-Baqarah. Di dalamnya ada ayat mulia yakni Al-Qur’an yaitu ayat kursi." Kemudian dia berkata, hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Hakim bin Jubair. Syu’bah telah memperbincangkannya dan melemahkannya. Saya berkata, “Bagitu juga Ahmad, Yahya bin Main dan selain dari kedua imam tersebut melemahkannya. Ibnu Mahdi meninggalkannya sementara As-Sa’di (dituduh) berbohong.
Dari Ibnu Umar dari Umar bin Khatab radhiallahu anhu, suatu ketika beliau menemui orang-orang yang sedang menghadapi hidangan, lalu bertanya, “Siapa diantara kalian yang dapat memberitahukan kepadaku ayat yang paling agung di Al-Qur’an. Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu mengatakan, “Saya yang akan menyampaikan, saya mendengar dari Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
أعظم آية في القرآن "الله لا إله إلا هو الحي القيوم".
“Ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an adalah ‘Allahu lailaha illa huwal hayyul Qoyyum’.
Terkait dengan kandungannya, ada nama Allah yang agung. Imam Ahmad mengatakan, ‘Dari Asma’ binti Yazid bin Sakan berkata, saya mendengar Rasulullah sallallahu alaiahi wa sallam bersabda:
في هاتين الآيتين "الله لا إله إلا هو الحي القيوم" و "الم الله لا إله إلا هو الحي القيوم" إن فيهما اسم الله الأعظم
"Dalam dua ayat ini 'Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum' dan 'Alif laam miim, Allahu laa ilaaha illah huwal hayyul qayyum', pada keduanya ada nama Allah yang agung."
(HR. Abu Daud dari Musaddad dan Tirmizi dari Ali bin Khosyrram. Ibnu Majah dari Abu Bakar bin Abu Syaibah)
Ketiganya dari Isa bin Yunus dari Ubaidillah bin Abu Ziyad. Tirmizi mengomentari; Hasan shahih.
Dari Abu Umamah, dia nyatakan bersumber dari Nabi, “Nama Allah yang agung, apabila Dia diminta dengannya akan dikabulkan, ada di tiga (surat); Surat Al-Baqarah, Ali Imron dan Thaha.
Hisyam berkata, dia adalah Ibnu Amar Khatib Damaskus, "Adapun yang terdapat dalam surat Al-Baqarah adalah, "الله لا إله إلا هو الحي القيوم", dan dalam surat Ali Imran adalah "الم الله لا إله إلا هو الحي القيوم" sedangkan dalam surat Thaha, adalah "وعنت الوجوه للحي القيوم"..
Dari Abu Umamah, tentang keutamaan membacanya setelah shalat fardu, dia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
من قرأ دبر كل صلاة مكتوبة آية الكرسي لم يمنعه من دخول الجنة إلا أن يموت.
“Barangsiapa yang membaca ayat kursi setiap setelah selesai fardhu, tidak ada yang dapat menghalanginya masuk surga kecuali dia meninggal dunia.”
(Diriwayatkan oleh Nasai di kitab Al-Yaum Wal Lailah dari Hasan bin Basyar. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya dari hadits Muhammad bin Humair beliau dari Himsi, dia termasuk perawi Bukhari juga. Sanadnya sesuai syarat Bukhari)
Wallahua'lam .
Share:

Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Bagi Umat Islam

Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Bagi Umat Islam
Berikut ini dipaparkan Ustadz Ahmad Sarwat saat menjawab berbagai pertanyaan mengenai hukum merayakan tahun baru Masehi dan mengisinya dengan berbagai kegiatan yang islami.
Ada sekian banyak pendapat yang berbeda tentang hukum merayakan tahun baru Masehi. Sebagian mengharamkan dan sebagian lainnya membolehkannya dengan syarat.
1. Pendapat yang Mengharamkan
Mereka yang mengharamkan perayaan malam tahun baru masehi, berhujjah dengan beberapa argumen.
a. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Ibadah Orang Kafir
Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya.
Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir nabi Isa.
Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir. Maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.
b. Perayaan Malam Tahun Baru Menyerupai Orang Kafir
Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka.”
c. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat
Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk melek sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam.
Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.
d. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Bid’ah
Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah syariat yang lengkap dan sudah tuntas. Tidak ada lagi yang tertinggal.
Sedangkan fenomena sebagian umat Islam yang mengadakan perayaan malam tahun baru masehi di masjid-masijd dengan melakukan shalat malam berjamaah, tanpa alasan lain kecuali karena datangnya malam tahun baru, adalah sebuah perbuatan bid’ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, para shahabat dan salafus shalih.
Maka hukumnya bid’ah bila khusus untuk even malam tahun baru digelar ibadah ritual tertentu, seperti qiyamullail, doa bersama, istighatsah, renungan malam, tafakkur alam, atau ibadah mahdhah lainnya. Karena tidak ada landasan syar’inya.
2. Pendapat yang Menghalalkan
Pendapat yang menghalalkan berangkat dari argumentasi bahwa perayaan malam tahun baru masehi tidak selalu terkait dengan ritual agama tertentu. Semua tergantung niatnya. Kalau diniatkan untuk beribadah atau ikut-ikutan orang kafir, maka hukumnya haram. Tetapi tidak diniatkan mengikuti ritual orang kafir, maka tidak ada larangannya.
Mereka mengambil perbandingan dengan liburnya umat Islam di hari natal. Kenyataannya setiap ada tanggal merah di kalender karena natal, tahun baru, kenaikan Isa, paskah dan sejenisnya, umat Islam pun ikut-ikutan libur kerja dan sekolah. Bahkan bank-bank syariah, sekolah Islam, pesantren, departemen Agama RI dan institusi-institusi keIslaman lainnya juga ikut libur. Apakah liburnya umat Islam karena hari-hari besar kristen itu termasuk ikut merayakan hari besar mereka?
Umumnya kita akan menjawab bahwa hal itu tergantung niatnya. Kalau kita niatkan untuk merayakan, maka hukumnya haram. Tapi kalau tidak diniatkan merayakan, maka hukumnya boleh-boleh saja.
Demikian juga dengan ikutan perayaan malam tahun baru, kalau diniatkan ibadah dan ikut-ikutan tradisi bangsa kafir, maka hukumnya haram. Tapi bila tanpa niat yang demikian, tidak mengapa hukumnya.
Adapun kebiasaan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, zina dan serangkaian maksiat, tentu hukumnya haram. Namun bila yang dilakukan bukan maksiat, tentu keharamannya tidak ada. Yang haram adalah maksiatnya, bukan merayakan malam tahun barunya.
Misalnya, umat Islam memanfaatkan even malam tahun baru untuk melakukan hal-hal positif, seperti memberi makan fakir miskin, menyantuni panti asuhan, membersihkan lingkungan dan sebagainya.
Demikianlah ringkasan singkat tentang perbedaan pandangan dari beragam kalangan tentang hukum umat Islam merayakan malam tahun baru.
Hari Raya Umat Islam Hanya ada Dua
Dalam agama Islam, yang namanya hari raya hanya ada dua saja, yaitu hari ‘Idul Fithr dan ‘Idul Adha. Selebihnya, tidak ada pensyariatannya, sehingga sebagai muslim, tidak ada kepentingan apapun untuk merayakan datangnya tahun baru.
Namun ketika harus menjawab, apakah bila ikut merayakannya akan berdosa, tentu jawabannya akan menjadi beragam. Yang jelas haramnya adalah bila mengikuti perayaan agama tertentu. Hukumnya telah disepakati haram. Artinya, seorang muslim diharamkan mengikuti ritual agama selain Islam, termasuk ikut merayakan hari tersebut.
Maka semua bentuk Natal bersama, atau apapun ritual agama lainnya, haram dilakukan oleh umat Islam. Dan larangannya bersifat mutlak, bukan sekedar mengada-ada.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 7 Maret tahun 1981/ 1 Jumadil Awwal 1401 H telah mengeluarkan fatwa haramnya natal bersama yang ditanda-tangani oleh ketuanya KH M. Syukri Ghazali. Salah satu kutipannya adalah:
Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.
Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegitan-kegiatan Natal.
Namun bagaimana dengan perayaan yang tidak terkait unsur agama, melainkan hanya terkait dengan kebiasaan suatu masyarakat atau suatu bangsa?
Sebagian kalangan masih bersikeras untuk mengaitkan perayaan datangnya tahun baru dengan kegiatan bangsa-bangsa non-muslim. Dan meski tidak langsung terkait dengan masalah ritual agama, tetap dianggap haram. Pasalnya, perbuatan itu merupakan tasyabbuh (menyerupai) orang kafir, meski tidak terkait dengan ritual keagamaan. Mereka mengajukan dalil bahwa Rasulullah SAW melarang tasyabbuh bil kuffar
Dari Ibnu Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menyerupa suatu kaum, maka dia termasuk di antara mereka. (HR Abu Daud)
Dari Abdullah bin Amr berkata bahwa orang yang mendirikan Nairuz dan Mahrajah di atas tanah orang-orang musyrik serta menyerupai mereka hingga wafat, maka di hari kiamat akan dibangkitkan bersama dengan mereka.
Tasyabbuh di sini bersaifat mutlak, baik terkait hal-hal yang bersifat ritual agama ataupun yang tidak terkait.
Namun sebagian kalangan secara tegas memberikan batasan, yaitu hanya hal-hal yang memang terkait dengan agama saja yang diharamkan buat kita untuk menyerupai. Sedangkan pada hal-hal lain yang tidak terkait dengan ritual agama, maka tidak ada larangan. Misalnya dalam perayaan tahun baru, menurut mereka umumnya orang tidak mengaitkan perayaan tahun baru dengan ritual agama. Di berbagai belahan dunia, orang-orang melakukannya bahkan diiringi dengan pesta dan lainnya.Tetapi bukan di dalam rumah ibadah, juga bukan perayaan agama.
Dengan demikian, pada dasarnya tidak salah bila bangsa itu merayakannya, meski mereka memeluk agama Islam.
Namun lepas dari dua kutub perbedaan pendapat ini, paling tidak buat kita umat Islam yang bukan orang Barat, perlu rasanya kita mengevaluasi dan berkaca diri terhadap perayaan malam tahun baru.
Pertama, biar bagaimana pun perayaan malam tahun baru tidak ada tuntunannya dari Rasulullah SAW. Kalau pun dikerjakan tidak ada pahalanya, bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai bid’ah dan peniruan terhadap orang kafir.
Kedua, tidak ada keuntungan apapun secara moril maupun materil untuk melakukan perayaan itu. Umumnya hanya sekedar latah dan ikut-ikutan, terutama buat kita bangsa timur yang sedang mengalami degradasi pengaruh pola hidup western. Bahkan seringkali malah sekedar pesta yang membuang-buang harta secara percuma
Ketiga, bila perayaan ini selalu dikerjakan akan menjadi sebuah tradisi tersendir, dikhawatirkan pada suatu saat akan dianggap sebagai sebuah kewajiban, bahkan menjadi ritual agama. Padahal perayaan itu hanyalah budaya impor yang bukan asli budaya bangsa kita.
Keempat, karena semua pertimbangan di atas, sebaiknya sebagai muslim kita tidak perlu mentradisikan acara apapun, meski tahajud atau mabit atau sejenisnya secara massal. Kalaulah ingin mengadakan malam pembinaan atau apapun, sebaiknya hindari untuk dilakukan pada malam tahun baru, agar tidak terkesan sebagai bagian dari perayaan. Meski belum tentu menjadi haram hukumnya.
Jalan Tengah Perbedaan Pendapat
Para ulama dengan berbagai latar belakang kehidupan, tentunya punya niat baik, yaitu sebisa mungkin berhati-hati dalam mengeluarkan fatwa, agar umat tidak terperosok ke jurang kemungkaran.
Salah satu bentuk polemik tentang masalah perayaan itu adalah ditetapkannya hari libur atau tanggal merah di hari-hari raya agama lain. Yang jadi perdebatan, apakah bila kita meliburkan kegiatan sekolah atau kantor pada tanggal 25 Desember itu, kita sudah dianggap ikut merayakannya?
Sebagian berpendapat bahwa kalau cuma libur tidak bisa dikatakan sebagai ikut merayakan, lha wong pemerintah memang meliburkan, ya kita ikut libur saja. Tapi niat di dalam hati sama sekali tidak untuk merayakannya.
Namun yang lain menolak, kalau pada tanggal 25 Desember itu umat Islam pakai acara ikut-ikutan libur, suka tidak suka, sama saja mereka termasuk ikut merayakan hari raya agama lain. Maka sebagian madrasah dan pesantren memutuskan bahwa pada tanggal itu tidak libur. Pelajaran tetap berlangsung seperti biasa.
Sekarang begitu juga, ketika pada tanggal 1 Januari ditetapkan oleh Pemerintah sebagai hari libur nasional, muncul juga perbedaan pendapat. Bolehkah umat Islam ikut libur di tahun baru? Apakah kalau ikut libur berarti termasuk ikut merayakan hari besar agama lain?
Lalu muncul lagi alternatif, dari pada libur diisi dengan acarahura-hura, mengapa tidak diisi saja dengan kegiatan keagamaan yang bermanfaat, seperti melakukan pengajian, dzikir atau bahkan qiyamullail. Anggap saja memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Dan hasilnya sudah bisa diduga dengan pasti, yaituakan ada kalangan yang menolak mentah-mentah kebolehannya. Mereka mengatakan bahwa pengajian, dzikir atau qiyamullaih di malam tahun baru adalah bid’ah yang diada-adakan, tidak ada contoh dari sunnah Rasulullah SAW.
Lebih parah lagi, ada yang bahkan lebih ektrem sampai mengatakan kalau malam tahun baru kita mengadakan pengajian, dzikir, atau qiyamullail, bukan sekedar bid’ah tetapi sudah sesat dan masuk neraka. Wah…
Jadi semua itu nanti akan kembali kepada paradigma kita dalam memandang, apakah kita akan menjadi orang yang sangat mutasyaddid, mutadhayyiq, ketat dan terlalu waspada? Ataukah kita akan menjadi mutasahil, muwassi’, longgar dan tidak terlalu meributkan?
Kedua aliran ini akan terus ada sepanjang zaman, sebagaimana dahulu di masa shahabat kita juga mengenal dua karakter ini. Yang mutasyaddid diwakili oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dan beberapa shahabat lain, sedang yang muwassa’ diwakili oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan lainnya.
Insya Allah, ada jalan tengah yang sekiranya bisa kita pertimbangkan. Misalnya, kalau dasarnya memang tidak ada budaya atau kebiasaan untuk bertahun baru dengan kegiatan semacam pengajian dan sejenisnya, sebaiknya memang tidak usah digagas sejak dari semula. Biar tidak menjadi bid’ah baru.
Akan tetapi kalau kita berada pada masyarakat yang sudah harga mati untuk merayakan tahun baru, suka tidak suka tetap harus ada kegiatan, mungkin akan lain lagi ceritanya. Tugas kita saat itu mungkin boleh saja sedikit berdiplomasi. Misalnya, tidak ada salahnya kalaukitamengusulkan agar acaranya dibuat yang positif seperti pengajian.
Dari pada kegiatannya dangdutan, begadang semalam suntuk atau konser musik, kan lebih baik kalau digelar saja dalam bentuk pengajian. Anggaplah sebagai proses menuju kepada pemahaman Islam yang lebih baik nantinya, tetapi dengan cara perlahan-lahan.
Kalau kita tidak bisa menghilangkan budaya yang sudah terlanjur mengakar dengan sekali tebang, maka setidaknya arahnya yang dibenarkan secara perlahan-lahan. Kira-kira ide dasarnya demikian.
Tetapi yang kami sebut sebagai jalan tengah ini bukan berarti harga mati. Ini cuma sebuah pandangan, yang mungkin benar dan mungkin juga tidak. Namanya saja sekedar pendapat. Tetap saja menyisakan ruang untuk berbeda pendapat. Dan mungkin suatu ketika kami koreksi ulang.
Share:

Siapa masih punya Malu, tanda Dia masih Beriman!

Siapa masih punya Malu, tanda Dia masih Beriman!
SATU di antara sebab utama terjadinya problem bahkan konflik di muka bumi ini adalah karena tidak adanya rasa malu. Nihilnya rasa malu, menjadikan manusia lebih buas dari buaya, lebih ganas dari singa dan lebih jahat dari binatang buas lainnya.
Tetapi tetap saja, rasa malu dianggap sebagai hal biasa. Sudah tidak banyak lagi yang menyadari bahwa rasa malu sejatinya sangat menentukan segala sesuatu, termasuk nasib suatu bangsa dan negara.
Seperti apa yang belakangan ini marak terjadi, korupsi, ketidakadilan, perselingkuhan, perampokan dan pembunuhan dan berbagai macam tindak kemaksiatan, termasuk yang kini lagi populer di ibu kota negara dengan istilah ‘cabe-cabean’, semua berawal dari tidak adanya rasa malu.
Malu ini adalah satu bentuk akhlak yang paling penting dari setiap Muslim. Akhlak yang sangat berpenaruh pada individu, keluarga, dan masyarakat. Namun sayang, akhlak ini seakan-akan sudah asing dalam kehidupan.
Kini, banyak berita di media yang isinya saling salah-menyalahkan, saling berlomba untuk diakui yang terhebat, terdepan dan terpercaya. Bahkan ada yang pamer aurat, cipika-cipiki dengan lawan jenis yang tidak halal.
Arti Malu
Dalam buku Akhlaq al-Mu’min yang ditulis oleh Amru Muhammad Khalid, malu diartikan sebagai terkendalinya jiwa. Yakni, ketidakmampuan seorang Muslim melakukan perbuatan-perbuatan tercela atau sesuatu yang buruk. Dengan kata lain, Muslim yang pemalu adalah Muslim yang tidak bisa melihat dirinya hina di hadapan Allah Ta’ala, di hadapan manusia, atau di hadapan dirinya sendiri.
Dengan demikian, Muslim yang pemalu adalah Muslim yang mulia. Ia memuliakan dirinya di hadapan Allah, di hadapan manusia, dan di hadapan dirinya sendiri. Berarti, Muslim yang pemalu adalah Muslim yang benar-benar kuat keimanannya, sehingga ia tidak melakukan kehinaan meski terhadap dirinya sendiri, lebih-lebih kepada orang lain, apalagi kepada Allah Ta’ala.
Kata haya’ yang artinya malu berasal dari kata ‘hayah’ yang artinya ‘Kehidupan.’ Karena itu kalau kita berkata, “Orang itu malu,” berarti orang itu memiliki denyut kehidupan yang kuat, sehingga ia benar-benar menjaga diri agar tidak terperosok dalam kehinaan.
Jadi, tidak salah jika ada ungkapan seperti ini, “Manusia yang paling sempurna hidupnya adalah manusia yang paling sempurna rasa malunya.”
Malu bukan Minder
Namun demikian, masih banyak orang yang salah paham. Malu kadangkala dianggap sebagai sifat rendah diri alias minder. Padahal, keduanya sangatlah jauh berbeda. Menurut satu pendapat, minder diartikan sebagai kebingungan yang muncul pada diri manusia sebagai akibat dari situasi tertentu.
Lebih dari itu, minder tidak berasal dari keimanan yang kuat. Ia justru lahir dari sifat pengecut dan dari sifat takut. Karena pribadi yang minder adalah pribadi yang lemah, yang tidak mengetahui nilai dirinya.
Sedangkan malu, tidak bersumber dari sifat buruk seperti pengecut dan penakut. Malu bersumber dari keimanan yang kuat, sehingga Muslim yang pemalu adalah Muslim yang menjauhi segala bentuk kehinaan.
Bagian dari Iman
Rasulullah bersabda, “Iman mempunyai enam puluh lebih cabang. Dan malu adalah salah satu cabangnya.” (HR. Bukhari).
Mari kita kaji secara logis, mengapa dari enam puluh cabang iman malu yang beliau sampaikan? Berarti, malu adalah pengantar terbaik seorang Muslim sampai pada 59 cabang iman lainnya. Mengapa?
Dengan malu, seorang Muslim tidak akan berzina, menampakkan auratnya kepada semua orang, mencuri apalagi korupsi. Bahkan dengan malu seorang Muslim tidak akan menghina atau membicarakan aib saudaranya. Jadi, malu bisa mencegah seorang Muslim dari berbuat jahat.
Kemudian, secara naqli, Rasulullah menjelaskan pada hadits yang lainnya. “Malu seluruhnya baik.” (HR. Muslim). Kemudian pada hadits lainnya lagi, “Malu selalu mendatangkan kebaikan.” (HR. Bukhari).
Dengan demikian, maka malu adalah out put keimanan. Siapa yang keimanannya baik maka rasa malunya akan sempurna. Atau, siapa yang malunya kuat, maka imannya sempurna. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah, “Malu dan iman saling bertaut. Jika salah satunya diangkat, yang lainnya juga terangkat.” (HR. Hakim).
Jadi, tidak salah jika ada ungkapan, “Milik siapa kebaikan, iman dan akhlak?” Semuanya adalah milik Muslim yang memelihara rasa malu.
Tidakkah Kita Malu?
Suatu ketika datang seorang lelaki kepada Ibrahim ibn Adham dan berkata, “Wahai Imam, aku ingin bertaubat dan meninggalkan dosa. Tetapi, tiba-tiba aku kembali berbuat dosa. Tunjukkan padaku sesuatu yang bisa melindungiku hingga aku tidak lagi bermaksiat kepada Allah.”
Ibrahim ibn Adham pun menjawab, “Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, jangan bermaksiat di bumi-Nya.”
Orang itu pun bertanya, “Lalu di mana aku bisa bermaksiat, sementara seluruh bumi ini adalah milik Allah?” Ibrahim ibn Adham pun menjawab, “Tidakkah engkau malu seluruh bumi ini milik Allah tetapi engkau masih bermaksiat di atasnya?”
“Jika engkau ingin bermaksiat, jangan memakan rizki dari-Nya. Orang itu pun bertanya, “Bagaimana aku bisa hidup?” Ibrahim bin Adham pun berkata, “Tidakkah engkau malu memakan rizki dari-Nya, sementara engkau bermaksia kepada-Nya?” “Tidakkah engkau malu bermaksiat kepada-Nya, sementara Allah senantiasa bersamamu dan dekat denganmu?”
Lalu, Ibrhamin ibn Adham melanjutkan, “Jika engkau tetap ingin bermaksiat, maka apabila malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, katakan padanya, ‘Tunggu sampai aku bertaubat!’”
Orang itu menjawab, “Adakah yang bisa melakukan itu?” Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu malaikat maut datang kepadamu dan mengambil ruhmu sementara engkau dalam kondisi bermaksiat?”
Bercermin dari kisah hikmah ini, tentu kita tidak punya ruang sesenti pun untuk berbuat hina, kecuali Allah mengetahui. Sementara, setiap hari kita memakan rizki dari-Nya, hidup di bumi-Nya dan menikmati seluruh anugerah-Nya. Lantas, masihkah kita tidak malu kepada-Nya dengan tetap bangga di atas salah dan dosa-dosa yang setiap jiwa pasti pernah melakukannya?
Sekiranya penduduk negeri ini benar-benar beriman, tentu mereka akan malu bermaksiat kepada Allah. Dan, sekiranya penduduk negeri ini benar-benar serius memelihara rasa malunya, tentu tidak akan terjadi segala bentuk kerusakan moral, kerusuhan sosial, atau pun kehidupan bebas tanpa aturan.
Share:

Dewa Matahari di Perayaan Tahun Baru & Pandangan Islam


Dewa Matahari di Perayaan Tahun Baru & Pandangan Islam
Setiap akhir tahun biasanya semua manusia di dunia ini tidak terkecuali kaum Muslim mengalami wabah penyakit yang luar biasa, pengidap penyakit ini biasanya menjadi suka menghamburkan harta untuk berhura-hura, euforia yang berlebihan, pesta pora dengan makanan yang mewah, minum-minum semalam penuh, lalu mendadak ngitung (3.., 2.., 1.. Dar Der Dor!).
Wabah itu bukan flu burung, bukan juga kelaparan, tapi wabah penyakit akhir tahun yang kita biasa sebut dengan tradisi perayaan tahun baruan. Kaum muda pun tak ketinggalan merayakan tradisi ini. Kalo yang udah punya gandengan merayakan dengan jalan-jalan konvoi keliling kota, pesta di restoran, kafe, warung (emang ada ya?)
Kalo yang jomblo yaa.. tiup terompet, baik terompet milik sendiri ataupun minjem (bagi yang nggak punya duit). Kalo yang kismin, ya minimal jalan-jalan naik truk bak sapi lah, sambil teriak-teriak nggak jelas.
Dan bagi kaum adam yang normal menurut pandangan jaman ini, kesemua perayaan itu tidaklah lengkap tanpa kehadiran kaum hawa. Karena seperti kata iklan “nggak ada cewe, nggak rame”
Bahkan di kota-kota besar, tak jarang setelah menunggu semalaman pergantian tahun itu mereka mengakhirinya dengan perbuatan-perbuatan terlarang di hotel atau motel terdekat.
Yah itulah sedikit cuplikan fakta yang sering kita lihat, dengar, dan rasakan menjelang malam-malam pergantian tahun. Ini dialami oleh kaum muslimin, khususnya para anak muda yang memang banyak sekali warna dan gejolaknya. Nah, sebagai pemuda-pemudi muslim yang cerdas, agar kita nggak salah langkah di tahun baruan ini, maka kita harus menyimak gimana seharusnya kita menyikapi momen yang satu ini.
Asal muasal tahun baruan
Awal muasal tahun baru 1 Januari jelas dari praktik penyembahan kepada dewa matahari kaum Romawi. Kita ketahui semua perayaan Romawi pada dasarnya adalah penyembahan kepada dewa matahari yang disesuaikan dengan gerakan matahari.
Sebagaimana yang kita ketahui, Romawi yang terletak di bagian bumi sebelah utara mengalami 4 musim dikarenakan pergerakan matahari. Dalam perhitungan sains masa kini yang juga dipahami Romawi kuno, musim dingin adalah pertanda ’mati’ nya matahari karena saat itu matahari bersembunyi di wilayah bagian selatan khatulistiwa.
Sepanjang bulan Desember, matahari terus turun ke wilayah bahagian selatan khatulistiwa sehingga memberikan musim dingin pada wilayah Romawi, dan titik tterjauh matahari adalah pada tanggal 21-22 Desember setiap tahunnya. Lalu mulai naik kembali ketika tanggal 25 Desember. Matahari terus naik sampai benar-benar terasa sekitar 6 hari kemudian.
Karena itulah Romawi merayakan rangkaian acara ’Kembalinya Matahari’ menyinari bumi sebagai perayaan terbesar. Dimulai dari perayaan Saturnalia (menyambut kembali dewa panen) pada tanggal 23 Desember. Lalu perayaan kembalinya Dewa Matahari (Sol Invictus) pada tanggal 25 Desember sampai tanggal 1-5 Januari yaitu Perayaan Tahun Baru (Matahari Baru)
seasons
Orang-orang Romawi merayakan Tahun Baru ini biasa dengan berjudi, mabuk-mabukan, bermain perempuan dan segala tindakan keji penuh nafsu kebinatangan diumbar disana. Persis seperti yang terjadi pada saat ini.
Ketika Romawi menggunakan Kristen sebagai agama negara, maka terjadi akulturasi agama Kristen dengan agama pagan Romawi. Maka diadopsilah tanggal 25 Desember sebagai hari Natal, 1 Januari sebagai Tahun Baru dan Bahkan perayaan Paskah (Easter Day), dan banyak perayaan dan simbol serta ritual lain yang diadopsi.
Bahkan untuk membenarkan 1 Januari sebagai perayaan besar, Romawi menyatakan bahwa Yesus yang lahir pada tanggal 25 Desember menurut mereka disunat 6 hari setelahnya yaitu pada tanggal 1 Januari, maka perayaannya dikenal dengan nama ’Hari Raya Penyunatan Yesus’ (The Circumcision Feast of Jesus)
Pandangan Islam terhadap Perayaan Tahun Baru
’Ala kulli hal, yang ingin kita sampaikan disini adalah bahwa ’Perayaan Tahun Baru’ dan derivatnya bukanlah berasal dari Islam. Bahkan berasal dari praktek pagan Romawi yang dilanjutkan menjadi perayaan dalam Kristen. Dan mengikuti serta merayakan Tahun baru adalah suatu keharaman di dalam Islam.
Dari segi budaya dan gaya hidup, perayaan tahun baruan pada hakikatnya adalah senjata kaum kafir imperialis dalam menyerang kaum muslim untuk menyebarkan ideologi setan yang senantiasa mereka emban yaitu sekularisme dan pemikiran-pemikiran turunannya seperti pluralisme, hedonisme-permisivisme dan konsumerisme untuk merusak kaum muslim, sekaligus menjadi alat untuk mengeruk keuntungan besar bagi kaum kapitalis.
Serangan-serangan pemikiran yang dilakukan barat ini dimaksudkan sedikitnya pada 3 hal yaitu (1) menjauhkan kaum muslim dari pemikiran, perasaan dan budaya serta gaya hidup yang Islami, (2) mengalihkan perhatian kaum muslim atas penderitaan dan kedzaliman yang terjadi pada diri mereka, dan (3) menjadikan barat sebagai kiblat budaya kaum muslimin khususnya para pemuda.
Ketiga hal tersebut jelas terlihat pada perayaan tahun baru yang dirayakan dan dibuat lebih megah dan lebih besar daripada hari raya kaum muslimin sendiri. Tradisi barat merayakan tahun baru dengan berpesta pora, berhura-hura diimpor dan diikuti oleh restoran, kafe, stasiun televisi dan pemerintah untuk mangajarkan kaum muslimin perilaku hedonisme-permisivisme dan konsumerisme.
Kaum muslim dibuat bersenang-senang agar mereka lupa terhadap penderitaan dan penyiksaan yang terjadi atas saudara-saudara mereka sesama muslim. Dan lewat tahun baruan ini pula disiarkan dan dipropagandakan secara intensif budaya barat yang harus diikuti seperti pesta kembang api, pesta minum minuman keras serta film-film barat bernuansa persuasif di televisi.
Semua hal tersebut dilakukan dengan bungkus yang cantik sehingga kaum muslimin kebanyakan pun tertipu dan tanpa sadar mengikuti budaya barat yang jauh dari ajaran Islam. Anggapan bahwa tahun baru adalah “hari raya baru” milik kaum muslim pun telah wajar dan membebek budaya barat pun dianggap lumrah.
”Sungguh kamu akan mengikuti (dan meniru) tradisi umat-umat sebelum kamu bagaikan bulu anak panah yang serupa dengan bulu anak panah lainnya, sampai kalaupun mereka masuk liang biawak niscaya kamu akan masuk ke dalamnya pula”. Sebagian sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasrani-kah?” Beliau menjawab: ”Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR Bukhari dan Muslim)
Walhasil, kaum secara i’tiqadi dan secara logika seorang muslim tidak layak larut dan sibuk dalam perayaan haram tahun baruan yang menjadi sarana mengarahkan budaya kaum muslim untuk mengekor kepada barat dan juga membuat kaum muslimin melupakan masalah-masalah yang terjadi pada mereka.
Dan hal ini juga termasuk mengucapkan selamat Tahun Baru, menyibukkan diri dalam perayaan tahun baru, meniup terompet, dan hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan orang-orang kafir.
Wallahua’lam
akhukum, Felix Siauw
follow me on twitter @felixsiauw
Share:

DALAM KEHIDUPAN ADA

DALAM KEHIDUPAN ADA
3 Hal yang takkan pernah
kembali lagi :
1. Waktu
2. Ucapan
3. Kesempatan
3 Hal yang jangan sampai
hilang :
1. Kasih sayang
2. Harapan
3. Kejujuran
3 Hal yang paling berharga :
1. Cinta
2. Kepercayaan
3. Kehormatan
3 Hal yang tidak boleh
dilupakan :
1. Allah swt
2. Orang tua
3. Orang yang kamu sayangi.
Share:

Inilah di antara tulisan terbaik Syekh Ali Thanthawi Mesir

Inilah di antara tulisan terbaik Syekh Ali Thanthawi Mesir
Rahimahullah:
Pada saat engkau mati, janganlah kau bersedih. Jangan
pedulikan jasadmu yang sudah mulai layu, karena kaum
muslimin akan mengurus jasadmu.
Mereka akan melucuti pakaianmu, memandikanmu dan
mengkafanimu lalu membawamu ke tempatmu yang
baru, kuburan.
Akan ada banyak orang yang mengantarkan jenazahmu
bahkan mereka akan meninggalkan pekerjaan nya
untuk ikut menguburkanmu.
Barang barangmu akan dikemas; kunci kuncimu, kitab,
koper, sepatu dan pakaianmu. Jika keluargamu setuju
barang2 itu akan disedekahkan agar bermnfaat
untukmu.
Yakinlah; dunia dan alam semesta tidak akan bersedih
dg kepergianmu.
Ekonomi akan tetap berlangsung!
Posisi pekerjaanmu akan diisi orang lain. Hartamu
menjadi harta halal bagi ahli warismu. Sedangkan kamu
yg akan dihisab dan diperhitungkan dari hartamu!
Kesedihan atasmu ada 3;
Orang yg mengenalmu sekilas akan mengatakan,
kasihan.
Kawan2mu akan bersedih beberapa jam atau beberapa
hari lalu mereka kembali seperti sediakala dan tertawa
tawa!
Di rumah ada kesedihan yg mendalam! Keluargamu
akan bersedih seminggu dua minggu, sebulan dua bulan,
dan mungkin hingga setahun??
Selanjutnya mereka meletakkanmu dalam arsip
kenangan!
Demikianlah "Kisahmu telah berakhir di tengah2
manusia".
Dan kisahmu yang sesungguhnya baru dimulai, Akhirat!!
Telah musnah kemuliaan, harta, kesehatan, dan anak.
Telah engkau tinggalkan rumah, istana dan istri tercinta.
Kini hidup yg sesungguhnya telah dimulai.
Pertanyaannya adalah:
Apa persiapanmu untuk kuburmu dan Akhiratmu??
Hakikat ini memerlukan perenungan.
Usahakan dengan sungguh2;
Menjalankan kewajiban kewajiban, hal-hal yg
disunnahkan, sedekah rahasia, merahasiakan amal
shalih,
shalat malam,
Semoga saja engkau selamat.
Andai engkau mengingatkan manusia dengan tulisan ini
insyaAllah pengaruhnya akan engkau temui dalam
timbangan kebaikanmu pada hari Kiamat. "Berilah
peringatan, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang
orang mukmin."
Subhanallah
Semoga yang like dan mengaminkan kelak wafatnya
khusnul khatimah. Aamiin
Share:

3 RAHASIA BESAR YANG DI SAMPAIKAN IBLIS PADA NABI MUSA

3 RAHASIA BESAR YANG DI SAMPAIKAN IBLIS PADA NABI MUSA
RAHASIA PERTAMA
“Tahukah Kamu Musa, kenapa manusia bisa marah-marah hingga sangat marah sekali? Penyebabnya adalah AKU yang sedang berada di hatinya. Aku bisa masuk ke dalam pembuluh darah manusia”.
RAHASIA KEDUA
“Tahukah kamu Musa mengapa ketika orang-orang Iman berperang, lalu diantara orang Iman itu ada yang lari meninggalkan perang? Itu karena Aku (Iblis) yang mengingatkan mereka akan harta, istri dan anak-anaknya yang mereka tinggalkan di rumah”
RAHASIA KETIGA
“Tahukah kamu Musa, bahwa ketika ada dua orang laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya berkumpul, maka AKU-lah orang ketiga yang berada di antara mereka dan Aku akan menggoda mereka sampai mereka melakukan zina”
Penjelasan :
- Mari kita kontrol saat marah agar tidak emosi dan mudah kesetanan !
- Rasa berat beribadah lantaran lebih kecintaanya pada duniawi !
- Sesuai dengan larangan dari Allah “Janganlah kamu mendekati zina…”. Insya Allah hal ini telah jelas !
Seringan-ringanya siksa api neraka adalah ketika dua titik bara terkecil di taruh pada kedua kaki manusia,maka seketika mendidihlah sampai ke Otaknya !
Astagfirulloh ...
Ya ALLAH sang maha pengampun lagi penyayang,
sesungguhnya Jasad kami tidak akan sanggup menahan panasnya api nerakaMU ...
Ya ALLAH janjimu adalah PASTI : taubat di akhirat tak KAU anggap !
Maka izinkan saat ini hamba mengetuk hatiMU sambil menadah memohon bimbinglah selalu hambamu ini ke jalanMU,sehingga Engkau haramkan atas jasad kami,keluarga kami dan saudara2 muslim kami untuk mencicipi api nerakaMU walaupun hanya sesaat ...
Share:

SIAPAKAH IDOLAMU

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
SIAPAKAH IDOLAMU
Rasulullah SAW sangat Mencintai Ummatnya.
Artis korea, penyanyi pop Amerika, Pemain bola:
-- mereka tidak pernah mendoakanmu
-- mereka tidak pernah tahu kamu siapa
-- mereka bahkan tidak pernah peduli dengan cintamu, dukunganmu dan uangmu, tapi engkau habiskan waktu dalam hidupmu untuk mengetahui siapa mereka dan mencintai mereka.
Rasulullah Shollaallaahu 'alaihi wasallam.. Beliau menangis untukmu, hingga di sangat terakher dalam hidupnya, Beliau menyebut,, "UMMATII... UMMATII... UMMATII".
** Beliau memohon ampun pada Allah atas segala kesalahanmu
** Beliau sangat menyayangi dan pengertian kepada kita, ummatnya.
** Beliau memohon surga untuk kita semua, ummatnya... Tapi kita bahkan tidak tahu siapa Dia apalagi mencintai Dia..
Masihkah kita mencintai artis korea, penyanyi pop Amerika, pemain bola dan idola lain-lainnya???
PADAHAL RASULULLAH SAW SANGAT MENCINTAI KITA, UMMATNYA.
Wahai saudariku yang dirahmati Allah..
Tahukah siapa yang menjadi perhiasan dunia sekaligus tiang Negara..? Ya.. Saudariku perempuan yang kelak akan menjadi ibu bagi putra putri kalian.
Lantas mengapa kalian rela berdesak-desakan dibandara, berdesak-sesak menunggu kehadiran para pemuda tampan dari manca negara or dalam negeri itu..?
Kalian menangis saat mereka tidak menemui kalian.
Mengapa kalian rela melalaikan ibadah dan justru memperbanyak memuja mereka..?
Tahukah saudariku.. Sebenarnya mereka sama sekali tidak perduli dengan nasib kalian kelak di akherat.
MEREKA TIDAK MENGENALI KALIAN DI ALAM AKHERAT.
Dan mereka tidak bisa memberi keselamatan saat api neraka menjilat memanggil kita.
Berilah satu ruang kosong di hati kalian, khusus hanya satu Idola kalian.. Nabi Muhammad Shollallaahu 'alaihi wasallam.
Mengapa harus Nabi.. Bukan artis korea, penyanyi pop amerika, pemain bola atau yg lainnya?
Allah menjawab...
"Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari qiamat dan yang banyak mengingat Allah".(QS Al Ahzab 33:21)
Artis korea, penyanyi pop amerika, pemain bola dan manusia itu hanyalah makhluq biasa. Jangan beri kepada mereka sikap cinta berlebih karena mereka cute, kata kalian... KeCUTEan mereka tidak akan menyelamatkan kalian dari neraka, dan keCUTEan mereka juga tidak menyebabkan kalian dimasukkan kedalam rahmat Allah.
Perbanyak Shalawat pada Nabi Muhammad SAW, pakailah jilbab, jaga kehormatan, kerjakan shalat dan puasa.. Itulah tanda kalian mengidolakan Nabi Muhammad Shollallaahu 'alaihi wasallam..
Yang super, super dan lebih super jutaan kali dari bintang idola kalian itu..
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci..

Share:

Total Pageviews