Renungan Islam | Nasehat Bagi yang Belum atau Sudah Menikah
SEBUAH RENUNGAN Semoga bermanfaat.
Bismillahirrahmanir rahiim … Dengan kerendahan hati, mari kita simak
pesan-pesan Al Qur’an tentang tujuan hidup yang sebenarnya. Nasehat ini
untuk semuanya. Baik untuk mereka yang telah memiliki arah. Bagi mereka
yang belum punya arah. Atau bahkan yang
tak punya arah sekalipun. Nasehat ini untuk semuanya. Semua yang ingin
mendapat dan meraih kebaikan.
Nikah itu ibadah. Nikah itu suci …
ingat itu. Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena keturunan,
bisa karena kecantikan, ketampanan, dan bisa karena agama. Jangan engkau
jadikan harta, kecantikan, dan keturunan sebagai alasan karena itu akan
menyebabkan celaka. Jadika agama sebagai alasan. Engkau akan
mendapatkan kebahagiaan. Tak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena
cinta.
Namun, jika cinta engkau jadikan satu-satunya landasan,
maka keluargamu akan rapuh. Mudah terombang-ambing dan hancur kemudian.
Jadikanlah Allah sebagai landasan. Niscaya kau akan selamat. Tidak saja
di dunia, tapi juga di akhirat. Jadikan ridho Allah sebagai tujuan.
Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai. Insyaallah …….
Untuk calon suami yang sholih …
Jangan kau menginginkan menjadi raja dalam istanamu. Disambut isteri
ketika datang dan dilayani segala kebutuhan. Jika ini kaulakukan,
istanamu tidak akan lanngeng. Lihatlah manusia teragung sepanjang
sejarah, Muhammad SAW tidak marah ketika harus tidur di luar beralaskan
sorban, karena sang isteri tidak mendengar kedatangan beliau. Tetap
tersenyum, meski tak tersedia makanan di hadapan, ketika lapar. Menjahit
bajunya yang robek ………..
Jangan engkau terlalu cinta pada
isterimu. Jangan engkau terlalu menuruti isterimu. Jika itu engkau
lakukan, akan celaka. Engkau tidak akan dapat melihat hitam dan putih,
tidak akan dapat melihat benar dan salah. Lihatlah bagaimana Allah
menegur Nabimu ketika mengharamkan apa yang telah Allah halalkan hanya
karena menuruti kemauan isteri. Tegaslah terhadap isterimu. Dengan
cintamu ajaklah ia tata kepada Allah. Jangan biarkan ia dengan
kehendaknya. Lihatlah isteri Nuh dan Luth. Di bawah bimbingan manusia
pilihan, justru mereka menjadi penentang. Isterimu bisa menjadi musuhmu.
Didiklah isterimu. Jadikanlah ia sebagai Hajar, wanita utama yang setia
terhadap tugas suami, Ibrahim. Jadikan ia sebagai Maryam. Wanita utama
yang bisa menjaga kehormatannya. Jadikan ia sebagai Khadijah, wanita
utama yang bisa mendampingi tugas suami, Muhammad SAW menerima tugas
risalah. Isterimu adalah tanggung jawabmu. Jangan larang mereka untuk
taat kepada Allah. Biarkan ia giat berdakwah kepada kaumnya untuk
menyegerakan tegaknya kembali kalimah-Nya. Biarkan ia menjadi wanita
yang sholehah yang senantiasa mengokohkan dakwahmu dan dakwahnya. Tegur
ia tatkala ia lalai dalam melaksanakan amanahnya. Biarkan ia menjadi
Hajar, Maryam atau bahkan Khodijah. Sungguh jangan kau belenggu dengan
egomu.
Untuk calon isteri yang sholihah ……….
Jika
engkau menjadi isteri, jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam
istanamu. Disayang, dimanja dan dilayani oleh suamimu. Terpenuhi apa
yang menjadi keinginanmu. Jika itu engkau lakukan, istanamu akan menjadi
neraka bagimu. Jangan engkau paksa suamimu menurutimu. Jangan engkau
paksa suamimu untuk melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya. Siapkan
dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami. Siapkan
dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa senantiasa menjaga kehormatannya.
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa mendampingi suami
tercinta mejalankan misi dakwahnya. Jangan kau usik suamimu dengan
rengekanmu. Jangan kau usik suamimu dengan tangismu. Jika itu kau salah
gunakan, kecintaannya padamu yang begitu besar akan memaksanya menjadi
pendurhaka. Jangan ………..
Untuk para Bapak …..
Jika kau
menjadi bapak, jadilah bapak yang bijaksana layaknya Lukamnul Hakim.
Jadilah Bapak yang tegas seperti Ibrahim. Jadilah Bapak yang dipenuhi
kasih dan sayang seperti Muhammad SAW. Ajaklah anakmu mengenal Allah.
Ajaklah anka, dan istrimu untuk senantiasa taat pada Allah. Jadikan ia
sebagai Yusuf yang berbakti. Jadika ia setaat Ismail. Jangan jadikan ia
sebagai Kan#8217;an yang durhaka.
Mohonlah kepada Allah. Mintalah kepada Allah agar mereka menjadi anak yang sholih dan senantiasa menjadi pejuang Islam.
Untuk para Ibu ……….
Jika kau menjadi ibu, jadilah kau ibu yang bijak, ibu yang teduh, yang
bisa memberi keteduhan pada suami dan anak-anakmu. Bimbinglah anakmu
dengan kasih sayangmu. Jadikan mereka mujahid. Jadikan mereka
tentara-tentara Allah. Jangankan biarkan mereka larut dalam kmanjaan dan
malas-malasan. Siapkan mereka menjadi anak yang shalih. Hamba yang
shalih. Yang siap menegakkan risalah Islam.
::::::::::
Pernikahan laksana ajal, tak peduli siap Atau tidak, pada waktu yang
telah ditentukan dia Akan datang menjemput seseorang untuk berpindah ke
alam lain. Maka beruntunglah bagi siapa yang mempersiapkan diri.
Manusia Akhir Zaman
Untuk Suami Renungkanlah …
Pernikahan menyingkap tabir rahasia. Isteri yang kamu nikahi tidak
semulia Khadijah, tidak setaqwa Aisyah, pun tidak setabah Fatimah.
Justru isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi
solehah … Pernikahan menyadarkan akan kewajiban bersama. Isterimu
menjadi tanah, kamu langit penaungnya. Isteri ladang tanaman, kamu
pemagarnya. Isteri ibarat ternak, kamu penggembalanya.
Isteri
adalah murid, kamu mursyidnya. Isteri bagaikan anak kecil,Kamu tempat
bermanja dan berkeluhkesah ia. Dan ketika isteri menjadi racun, kamulah
penawar bisanya. Seandainya isteri tulang yang bengkok maka
berhati-hatilah meluruskannya … Pernikahan menginsyafkan kita perlunya
keimanan dan ketaqwaan. Untuk belajar meniti ridho Allah SWT. Karena
memiliki isteri yang tak sehebat mana, justru kamu akan tersentak dari
alpa. Kamu bukanlah Rasulullah SAW, pun bukan Sayyidina Ali
Karramallahuwajhah. Cuma suami akhir zaman yang mencoba untuk menjadi suami soleh. Amiin ………
Untuk Isteri Renungkanlah …
Pernikahan menyingkap tabir rahasia. Suami yang menikahimu tidak
semulia Muhammad SAW, tidak setaqwa Ibrahim, pun tidak setabah Ayub.
Apalagi setampan Yusuf. Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang
punya cita-cita membangun keturunan yang sholeh …
Pernikahan
menyadarkan akan kewajiban bersama. Suami menjadi pelindung, kamu
penghuninya. Suami adalah nahkoda kapal, dan kamu pengemudinya. Saat
suami seorang raja, kamu dapat merasakan anggur singgasananya. Dan
ketika suami menjadi racun, kamulah penawar bisanya. Sungguh , tatkala
suami sebagai inti jantung keluarga, maka anti-lah rusuk pelindungnya.
Seandainya suami bengis lagi lancang,
maka berhati-hatilah meluruskannya …
Pernikahan menginsyafkan kita perlunya keimanan dan ketaqwaan. Untuk
belajar meniti ridho Allah SWT. Karena memiliki suami yang tak sehebat
mana, justru kamu akan tersentak dari alpa. Kamu bukanlah Khadijah yang
sempurna dalam menjaga, pun bukan Hajar yang setia dalam sengsara. Cuma
wanita akhir zaman yang mencoba untuk menjadi istri salehah. Amiin ………
“Semoga Allah Mengumpulkan Yang Berserakan Dari Keduanya, Memberkati
Mereka Berdua Dan Kiranya Allah Meningkatkan Kualitas Keturunan Mereka,
Menjadikan Pembuka Pintu Rahmat, Sumber Ilmu Dan Nikmat Serta Rasa Aman
Bagi Umat “ (Doa Rasulullah Saat Pernikahan Putrinya Fatimah Dengan Ali
Bin Abi Thalib)