MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Monday, 17 June 2013

14 AZAB MENINGGALKAN SHOLAT 5 WAKTU

14 AZAB MENINGGALKAN SHOLAT 5 WAKTU

Berikut ini adalah Beberapa Azab yang akan di timpakan bagi orang yang meninggalkan sholat 5 waktu :

5 AZAB YANG DITIMPAKAN DI DUNIA

1. Akan dicabut keberkahan umurnya
2. Ciri-ciri ke shalehannya akan di cabut dari wajahnya
3. Setiap amal yang dilakukannya tidak akan di beri pahala oleh Allah SWT.
4. Doanya tidak akan diangkat ke langit
5. Tidak mendapat bagian dari do’a-do’anya orang yang shaleh
(Tidak akan dapat bagian dari percikan doa- doanya
para Sholihin).

3 AZAB KETIKA AKAN MATI

1. Ia akan mati dalam keadaan hina (su’ul khotimah)
2. Ia akan mati dalam keadaan lapar
3. Ia akan mati dalam keadaan haus, walaupun di beri air minum tidak akan menghilangkan rasa hausnya (walau dituangkan air tawar laksana lautan ia akan tetap haus.)Nauzubilah minzaliik

3 AZAB DI DALAM KUBUR

1. Kubur akan menjepitnya hingga tulang rusuknya bersilangan
2. Akan dinyalakan api didalam kuburnya, dan ia akan bergulingan diatasnya siang dan malam
3. Allah akan memasukan ular dalam kuburnya. Ular itu yang bernama Sijaul Aqra dan ular itu akan memukulnya sampai hari Qiamat dan setiap pukulan Ular itu, ia akan ditenggelamkan ke dalam kuburnya 70 hasta.

3 AZAB KETIKA HARI KIAMAT

1. Hisabnya sangat keras
2. Allah akan memarahinya
3. Masuk kedalam neraka jahanam

MARI KITA SHOLAT, MARI KITA MENUJU KEMENANGAN..!!
AJAKLAH KELUARGAMU UNTUK MENDIRIKAN SHOLAT BERJAMAAH
“Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka”

Bismillah..
Ya Allah...
✔ Muliakanlah orang yang membaca status ini
✔ Lapangkanlah hatinya

✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan

✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya

✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar, dan Mungkar

✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang me-LIKE dan membagikan status ini...

Aamiin ya Rabb..
Share:

ARTI DARI IJAB QABUL

ARTI DARI IJAB QABUL


''Tanggung jawab Suami Selepas Ijab Kabul, Saat Ijab Qabul terucap''.

"Saya terima nikahnya si... binti si... dengan mas kawinnya... di bayar tunai..."

Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukan makna “perjanjian atau ikrar” tersebut?

Itu tersurat. Tetapi apa pula yang tersirat?

Yang tersirat ialah:

Artinya: "Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia (perempuan yang ia jadikan istri) dari ayah dan ibunya. Dosa apa saja yang telah dia lakukan. Dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan shalat. Semua yang berhubungan dengan si dia (perempuan yang ia jadikan istri), aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung. Serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku." Aku juga sadar, sekiranya aku gagal dan aku lepas tangan dalam menunaikan tanggung jawab, maka aku fasik, suami yang dayus dan aku tahu bahwa nerakalah tempatku kerana akhirnya isteri dan anak-anakku yang akan menarik aku masuk ke dalam Neraka Jahanam dan Malaikat Malik akan melibas aku hingga pecah hancur badanku. Akad nikah ini bukan saja perjanjian aku dengan si isteri dan si ibu bapa isteri, tetapi ini adalah perjanjian terus kepada ALLAH.

Jika aku GAGAL (si Suami)?

"Maka aku adalah suami yang fasik,ingkar dan aku rela masuk neraka.Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku." (HR. Muslim)

Duhai para isteri...

Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu. Karena saat Ijab terucap... Arsy-Nya berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat olehnya di depan ALLAH, dengan disaksikan para malaikat dan manusia. Maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu...

Semoga jadi untuk pengalaman yang sudah nikah maupun yang belum...

Subhanallah... beratnya beban yang di tanggung suami. Bukankah untuk meringankan tanggung jawabnya itu berarti seorang istri harus patuh kepada suami, menjalankan perintah ALLAH dan menjauhi larangan-Nya? Juga mendidik putra-putri kita nanti agar mengerti tentang agama dan tanggung jawab. Semoga kita semua menjadi orang tua yang dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita kelak dengan agama dan cinta kasih sehingga tercipta keluarga kecil yang sakinah, mawaddah, warahmah. Aamin
Share:

6 Alasan Mengapa HARAM Hukumnya Ikut Merayakan Hari Valentine

Sekilas tentang hari Valentine

Alhamdulillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kama yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentine’s day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.

Sejarah asal usul ditetapkanya hari Valentine

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:



  1. Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
  2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
  3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
  4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
  5. Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.


Selanjutnya kita akan menyebutkan 6 Alasan Mengapa HARAM Hukumnya Ikut Merayakan Hari Valentine.

Alasan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql, terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ

“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

Alasan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman

Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas.

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib (Lihat Iqtidho’, 1/483). Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Alasan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Alasam Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat

“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”

Alasan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan

Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)

Penutup

Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta’ala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Share:
Sekilas tentang hari Valentine

Alhamdulillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kama yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentine’s day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.

Sejarah asal usul ditetapkanya hari Valentine

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:



  1. Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
  2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
  3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
  4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
  5. Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.


Selanjutnya kita akan menyebutkan 6 Alasan Mengapa HARAM Hukumnya Ikut Merayakan Hari Valentine.

Alasan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql, terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ

“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

Alasan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman

Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas.

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib (Lihat Iqtidho’, 1/483). Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Alasan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Alasam Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat

“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”

Alasan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan

Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)

Penutup

Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta’ala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Share:

Saturday, 15 June 2013

JENIS SOLAT YANG TIDAK DITERIMA OLEH ALLAH S.W.T

JENIS SOLAT YANG TIDAK DITERIMA OLEH ALLAH S.W.T :

Rasulullah S.A.W. telah bersabda : "Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahawa : "10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya:

1. Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.

2. Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.

3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.

4. Orang lelaki yang melarikan diri.

5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya(Taubat).

6. Orang perempuan yang suaminyamarah kepadanya.

7. Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.

8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.

9. Orang-orang yang suka makan riba'.

10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."

Sabda Rasulullah S.A.W : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah."

Hassan r.a berkata : "Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat.Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."

Ya Allah...
✔ Muliakanlah orang yang membaca status ini
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar, dan Mungkar
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang me-LIKE dan membagikan status ini.
Share:

LAKUKANLAH HAL INI SEBELUM TIDUR

LAKUKANLAH HAL INI SEBELUM TIDUR

Rasulullah bersabda : "Ya Aisyah, jangan engkau tidur sebelum melakukan 4 perkara, yaitu :

1. Sebelum khatam Al Qur’an
2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di hari akhir
3. Sebelum para muslim meridhoi kamu
4. Sebelum kau laksanakan haji dan umroh”

Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah, Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?"

Rasul tersenyum seraya bersabda,

1. “Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas 3x seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur’an."

(Bismillaahir rahmaanir rahiim, Qulhuallaahu ahad, Allaahushshamad, lam yalid walam yuulad, walam yakul lahuu kufuwan ahad).

2. "Membaca sholawat untukku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa’at di hari kiamat."

(Allaahumma shallii a`laa Sayidina Muhammad wa a`laa aalii Sayidina Muhammad).

3. "Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhoi kamu."

(Astaghfirullaahal adziim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih)

4. "Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh."
(Subhanallaahi Walhamdu lillaahi walaailaaha illallaahu Allaahu Akbar)
Share:

Friday, 14 June 2013

Sepuluh Tahun Aku Membenci Suamiku

Sepuluh Tahun Aku Membenci Suamiku

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas.

Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat, kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon.

Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi.
Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “Selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.

Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya.

Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama.
Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat.

Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai.

Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu.

Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana.

Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah
karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas.

Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya.

Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.
Share:

Kaasiyaatun ‘Aariyaat

Ali r.a. berkunjung kepada Nabi saw. bersama Fatimah r.anha. Nabi saw sedang menangis terisak. Ali bertanya, “Bapak dan Ibuku menjadi tebusan atas kesedihanmu, hai Rasulullah, apa sebenarnya yang menyebabkan engkau menangis ?”
Rasulullah saw menjawab, “Hai Ali pada malam ketika aku diisra’kan ke langit, kulihat beragam wanita dari umatku disiksa di neraka, aku menangis karena beratnnya siksaan itu. Aku lihat wanita digantung rambutnya dan otaknya mendidih. Ada wanita digantung dengan lidahnya, sedang air mendidih dituang ke tenggorokan. Ada lagi wanita kedua kakinya dipasung hingga buah dada dan kedua tangannya terbelenggu di ubun-ubun. Allah Swt perintahkan ular dan kalajengking untuk menyiksa. Ada wanita digantung dengan kedua buah dadanya. Ada wanita berkepala babi dan berbadan keledai, mengalami beribu siksa. Ada wanita berbentuk anjing, sedang api neraka membakar dirinya masuk melalui lubang mulut dan keluar melalui duburnya, sementara para malaikat memukulinya dengan godam panas.”
Fatimah r.anha bangkit dan berkata, “Wahai kekasih dan permata hatiku, sesungguhnya apa yang mereka lakukan dengan siksa seberat itu ?” Rasulullah saw: “Wahai putriku, perempuan digantung dengan rambut sendiri karena tak menutup rambut dari pandangan lelaki lain. Perempuan digantung menggunakan lidah karena menyakiti suami. Perempuan digantung dengan kedua buah dada karena mengotori tempat tidur (bersetubuh dengan lelaki lain). Perempuan dipasung kedua kakinya dan kedua tangannya dirantai ke ubun-ubun, Allah perintahkan ular dan kalajengking menyiksa, karena tak mandi junub, tak mandi setelah haid dan melalaikan sholat. Perempuan berkepala babi berbadan keledai karena pengadu lagi pendusta. Perempuan berbentuk anjing dan api membakar masuk melalui mulut dan keluar melalui dubur, karena suka mengungkit (pemberian ke suami) dan dengki. Putriku, celakalah istri maksiat pada suami’.
Kemudian Nabi saw bwesabda :
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim/2128).
Belum pernah ada tapi terjadi setelah beliau tiada. Menurut An Nawawi, ‘kasiyaatun ‘aariyah dalam hadis itu, bermakna; Pertama, wanita mendapat nikmat tapi tak bersyukur. Buka aurat, kepala, telapak kaki, paha, celana dan rok di atas dengkul. Budaya barat berbumbu maksiat bercumbu aurat. Kedua, wanita berpakaian tapi kosong amal, tak mengutamakan akhirat dan tidak taat. Ketiga, wanita sengaja pamer anggota tubuh. Berpakaian tapi telanjang. Keempat, wanita berpakaian tipis hingga jelas bagian dalam. Zohirnya berpakaian, hakikatnya telanjang. (Syarh Muslim, 9/240). Akan muncul di kalangan umatku, lelaki menunggang atas pelana, turun di pintu masjid. Isteri dan anak perempuannya berpakaian tipis dan ketat. Di kepalanya bonggolan (sanggul atau tocang) seperti punuk unta. Laknatlah mereka. Sungguh mereka wanita terlaknat” (HR Ahmad 2/223).
Ibnu ‘Abdil Barr rah.a memaknai kaasiyaatun ‘aariyaat; wanita berpakaian tipis menggambarkan bentuk tubuh. Pakaian belum menutup anggota tubuh yang wajib ditutup sempurna. Berpakaian namun hakikatnya telanjang. Perempuan muslim mengenakan kerudung menutup kepala dan rambut, namun bahan tipis, transparan, ketat, sehingga menampakkan lekuk tubuh. Kepala dibalut kerudung atau jilbab, kaos ketat, celana full pressed body, konon kerudung gaul. Padahal mereka melecehkan syariat. Simbolnya Islam modelnya batil. Wanita berkerudung gaul tutup aurat dengan paradigma, ‘perempuan harus mensyukuri keindahan tubuh sebagai anugerah Allah, lalu memamerkannya.’ Maraknya kerudung gaul akibat akal minim dilanda iklim. Ikut-ikutan, korban iklan, sambil berangan, ‘Nikmatilah keindahan tubuh dan kecantikanku.’ Adakah yang mau mendekat ? Adakah yang mau memandang ? Adakah yang mau tersenyum ? Setiap orang mengigau, ‘Aduhai betapa cantiknya ?’ Rasulullah saw bersabda, ‘Barangsiapa berpakaian sombong (berbangga) di dunia maka Allah akan pakaikan kehinaan di akhirat.’(HR Abu Dawud). Al Munawi memaknai kaasiyaatun ‘aariyaat (berpakaian tapi telanjang); wanita berpakaian tipis tampak kulit. Menampakkan perhiasan tanpa pakaian takwa. Makna lain, tandanya tidak syukur nikmat. Menutup sebagian, membuka sebagian. (Faidul Qodir, 4/275).
Kaasiyaatun ‘aariyaat ; ‘Wanita berpakaian tipis nampak bagian dalam tubuhnya dan membuka sebagian aurat yang wajib ditutup.’ Jika wanita mengetahui sesuatu haram tapi menghalalkannya, maka ia jatuh ke derjat kafir. Bagi mukminah, menundukkan pandangan; menjaga kemaluan; tidak menunjukkan perhiasan kecuali apa yang seharusnya; menutupi dada dengan kerudung; tidak menampakkan perhiasan kecuali kepada suami dan mahram.
Di sini akan tampak selas bahwa syariat itu berkaitan langsung pada Allah Swt, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. Setiap amalan menuju kesempurnaan tauhid. Berpakaian bukan sekadar tutup aurat, adat atau model dari keadaan dan tempat tertentu, tapi kaitannya adalah ketaatan terhadap syariat. Ada pendapat kalau di kolam renang boleh pakai bikini, di lapangan bola boleh pakai celana pendek, cadar itu budaya Arab tidak cocok untuk Indonesia, berjubah dan berjanggut budaya Arab tidak sesuai budaya kita. Itulah mulut- mulut tak bertanggungjawab. Padahal itu ajaran Islam yang jelas, baku, bersih dan furqon (pembeda), dilandasi nash yang qath’i. Coba anda jalan-jalan di Amerika, London, Meulborne (Australia), Nagoya (Jepang) jelas kelihatan wanita muslimah dan non muslimah dari cara berpakaian. Padahal muslimnya minoritas. Justru terbalik, di negeri mayoritas muslim seperti Indonesia. Di tempat umum, kita enggan mengucap salam, kalau-kalau yang dihadapi non muslim. Karena hak menjawab salam dengan kata Alaikumussalaam wajib dan untuk sesama muslim. Tapi karena orang Islam (terutama wanitanya) kebanyakan cara berpakaiannya sama saja dengan wanita non muslimah, bahkan pada waktu-waktu shalat kebanyakan muslimahnya tidak shalat, sehingga tak ada yang membedakan mereka, maka menjadi rancu. Tak menunjukkan Islam sebagai Furqon. Islam KTP, tak ada dalam kehidupan nyata. Semestinya ingat, isi neraka itu mayoritas perempuan. Rasulullah saw. sekembali Isra dan Mi’raj, menyaksikan, perempuan digantung dengan rambutnya, otak di kepalanya mendidih. Mereka dulu tak melindungi rambut (tak berjilbab) agar tak dilihat lelaki lain. Perempuan yang digantung dengan lidahnya, tangan dikeluarkan dari punggungnya, kerongkongan dituang minyak panas. Mereka suka menyakiti hati suami dengan kata-kata. Perempuan mengunyah-ngunyah badan sampai hancur sambil berteriak kesakitan, Allah cipta badan baru dan lebih mulus, lalu dikunyah-kunyah lagi. Dulu, di dunia sering mempertontonkan tubuh dan aurat di depan khalayak (seperti penyanyi, penari, perenang, artis dan sebagainya). Perempuan digantung dengan buah dada dari arah punggung dan air pohon zaqqum dituang ke kerongkongannya. Merekalah perempuan yang menyusui anak orang lain tanpa izin suami. Perempuan diikat dua kaki dan dua tangan sampai ke ubun-ubun dan dibelit ular dan kala jengking. Mereka yang mampu sholat dan puasa, tapi tak mau mengerjakan, tak berwudhu dan tak mau mandi junub. Keluar rumah tanpa izin suami (wanita karir, TKW), tidak mandi dan tidak bersuci selesai haid dan nifas. Perempuan makan daging tubuhnya sementara di bawahnya api menyala. Perempuan berhias untuk dilihat lelaki lain dan suka menceritakan aib orang (para artis, selebritis, wartawan gosip, antara lain dalam infotainment, tari-tarian, showbiz dan wanita karir). Perempuan memotong badan sendiri dengan gunting neraka. Karena suka mencari perhatian orang agar melihat perhiasan diri (artis dan selebritis). Perempuan kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keledai. Suka mengadu domba dan pendusta. Perempuan berwajah anjing, ular dan kala jengking masuk ke mulut dan keluar melalui dubur. Yakni, suka marah kepada suami dan memfitnah orang. Jika ancamannya jelas, kenapa wanita masih pakai rok dosa ? pamer paha ? pamer rambut ? pamer telapak kaki ? pamer leher ? Jawabannya ada pada iman masing-masing.

Share:

Thursday, 13 June 2013

Ali r.a. berkunjung kepada Nabi saw. bersama Fatimah r.anha. Nabi saw sedang menangis terisak. Ali bertanya, “Bapak dan Ibuku menjadi tebusan atas kesedihanmu, hai Rasulullah, apa sebenarnya yang menyebabkan engkau menangis ?”
Rasulullah saw menjawab, “Hai Ali pada malam ketika aku diisra’kan ke langit, kulihat beragam wanita dari umatku disiksa di neraka, aku menangis karena beratnnya siksaan itu. Aku lihat wanita digantung rambutnya dan otaknya mendidih. Ada wanita digantung dengan lidahnya, sedang air mendidih dituang ke tenggorokan. Ada lagi wanita kedua kakinya dipasung hingga buah dada dan kedua tangannya terbelenggu di ubun-ubun. Allah Swt perintahkan ular dan kalajengking untuk menyiksa. Ada wanita digantung dengan kedua buah dadanya. Ada wanita berkepala babi dan berbadan keledai, mengalami beribu siksa. Ada wanita berbentuk anjing, sedang api neraka membakar dirinya masuk melalui lubang mulut dan keluar melalui duburnya, sementara para malaikat memukulinya dengan godam panas.”
Fatimah r.anha bangkit dan berkata, “Wahai kekasih dan permata hatiku, sesungguhnya apa yang mereka lakukan dengan siksa seberat itu ?” Rasulullah saw: “Wahai putriku, perempuan digantung dengan rambut sendiri karena tak menutup rambut dari pandangan lelaki lain. Perempuan digantung menggunakan lidah karena menyakiti suami. Perempuan digantung dengan kedua buah dada karena mengotori tempat tidur (bersetubuh dengan lelaki lain). Perempuan dipasung kedua kakinya dan kedua tangannya dirantai ke ubun-ubun, Allah perintahkan ular dan kalajengking menyiksa, karena tak mandi junub, tak mandi setelah haid dan melalaikan sholat. Perempuan berkepala babi berbadan keledai karena pengadu lagi pendusta. Perempuan berbentuk anjing dan api membakar masuk melalui mulut dan keluar melalui dubur, karena suka mengungkit (pemberian ke suami) dan dengki. Putriku, celakalah istri maksiat pada suami’.
Kemudian Nabi saw bwesabda :
Ada dua golongan penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim/2128).
Belum pernah ada tapi terjadi setelah beliau tiada. Menurut An Nawawi, ‘kasiyaatun ‘aariyah dalam hadis itu, bermakna; Pertama, wanita mendapat nikmat tapi tak bersyukur. Buka aurat, kepala, telapak kaki, paha, celana dan rok di atas dengkul. Budaya barat berbumbu maksiat bercumbu aurat. Kedua, wanita berpakaian tapi kosong amal, tak mengutamakan akhirat dan tidak taat. Ketiga, wanita sengaja pamer anggota tubuh. Berpakaian tapi telanjang. Keempat, wanita berpakaian tipis hingga jelas bagian dalam. Zohirnya berpakaian, hakikatnya telanjang. (Syarh Muslim, 9/240). Akan muncul di kalangan umatku, lelaki menunggang atas pelana, turun di pintu masjid. Isteri dan anak perempuannya berpakaian tipis dan ketat. Di kepalanya bonggolan (sanggul atau tocang) seperti punuk unta. Laknatlah mereka. Sungguh mereka wanita terlaknat” (HR Ahmad 2/223).
Ibnu ‘Abdil Barr rah.a memaknai kaasiyaatun ‘aariyaat; wanita berpakaian tipis menggambarkan bentuk tubuh. Pakaian belum menutup anggota tubuh yang wajib ditutup sempurna. Berpakaian namun hakikatnya telanjang. Perempuan muslim mengenakan kerudung menutup kepala dan rambut, namun bahan tipis, transparan, ketat, sehingga menampakkan lekuk tubuh. Kepala dibalut kerudung atau jilbab, kaos ketat, celana full pressed body, konon kerudung gaul. Padahal mereka melecehkan syariat. Simbolnya Islam modelnya batil. Wanita berkerudung gaul tutup aurat dengan paradigma, ‘perempuan harus mensyukuri keindahan tubuh sebagai anugerah Allah, lalu memamerkannya.’ Maraknya kerudung gaul akibat akal minim dilanda iklim. Ikut-ikutan, korban iklan, sambil berangan, ‘Nikmatilah keindahan tubuh dan kecantikanku.’ Adakah yang mau mendekat ? Adakah yang mau memandang ? Adakah yang mau tersenyum ? Setiap orang mengigau, ‘Aduhai betapa cantiknya ?’ Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa berpakaian sombong (berbangga) di dunia maka Allah akan pakaikan kehinaan di akhirat.’(HR Abu Dawud). Al Munawi memaknai kaasiyaatun ‘aariyaat (berpakaian tapi telanjang); wanita berpakaian tipis tampak kulit. Menampakkan perhiasan tanpa pakaian takwa. Makna lain, tandanya tidak syukur nikmat. Menutup sebagian, membuka sebagian. (Faidul Qodir, 4/275).
Kaasiyaatun ‘aariyaat ; ‘Wanita berpakaian tipis nampak bagian dalam tubuhnya dan membuka sebagian aurat yang wajib ditutup.’ Jika wanita mengetahui sesuatu haram tapi menghalalkannya, maka ia jatuh ke derjat kafir. Bagi mukminah, menundukkan pandangan; menjaga kemaluan; tidak menunjukkan perhiasan kecuali apa yang seharusnya; menutupi dada dengan kerudung; tidak menampakkan perhiasan kecuali kepada suami dan mahram.
Di sini akan tampak selas bahwa syariat itu berkaitan langsung pada Allah Swt, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. Setiap amalan menuju kesempurnaan tauhid. Berpakaian bukan sekadar tutup aurat, adat atau model dari keadaan dan tempat tertentu, tapi kaitannya adalah ketaatan terhadap syariat. Ada pendapat kalau di kolam renang boleh pakai bikini, di lapangan bola boleh pakai celana pendek, cadar itu budaya Arab tidak cocok untuk Indonesia, berjubah dan berjanggut budaya Arab tidak sesuai budaya kita. Itulah mulut- mulut tak bertanggungjawab. Padahal itu ajaran Islam yang jelas, baku, bersih dan furqon (pembeda), dilandasi nash yang qath’i. Coba anda jalan-jalan di Amerika, London, Meulborne (Australia), Nagoya (Jepang) jelas kelihatan wanita muslimah dan non muslimah dari cara berpakaian. Padahal muslimnya minoritas. Justru terbalik, di negeri mayoritas muslim seperti Indonesia. Di tempat umum, kita enggan mengucap salam, kalau-kalau yang dihadapi non muslim. Karena hak menjawab salam dengan kata Alaikumussalaam wajib dan untuk sesama muslim. Tapi karena orang Islam (terutama wanitanya) kebanyakan cara berpakaiannya sama saja dengan wanita non muslimah, bahkan pada waktu-waktu shalat kebanyakan muslimahnya tidak shalat, sehingga tak ada yang membedakan mereka, maka menjadi rancu. Tak menunjukkan Islam sebagai Furqon. Islam KTP, tak ada dalam kehidupan nyata. Semestinya ingat, isi neraka itu mayoritas perempuan. Rasulullah saw. sekembali Isra dan Mi’raj, menyaksikan, perempuan digantung dengan rambutnya, otak di kepalanya mendidih. Mereka dulu tak melindungi rambut (tak berjilbab) agar tak dilihat lelaki lain. Perempuan yang digantung dengan lidahnya, tangan dikeluarkan dari punggungnya, kerongkongan dituang minyak panas. Mereka suka menyakiti hati suami dengan kata-kata. Perempuan mengunyah-ngunyah badan sampai hancur sambil berteriak kesakitan, Allah cipta badan baru dan lebih mulus, lalu dikunyah-kunyah lagi. Dulu, di dunia sering mempertontonkan tubuh dan aurat di depan khalayak (seperti penyanyi, penari, perenang, artis dan sebagainya). Perempuan digantung dengan buah dada dari arah punggung dan air pohon zaqqum dituang ke kerongkongannya. Merekalah perempuan yang menyusui anak orang lain tanpa izin suami. Perempuan diikat dua kaki dan dua tangan sampai ke ubun-ubun dan dibelit ular dan kala jengking. Mereka yang mampu sholat dan puasa, tapi tak mau mengerjakan, tak berwudhu dan tak mau mandi junub. Keluar rumah tanpa izin suami (wanita karir, TKW), tidak mandi dan tidak bersuci selesai haid dan nifas. Perempuan makan daging tubuhnya sementara di bawahnya api menyala. Perempuan berhias untuk dilihat lelaki lain dan suka menceritakan aib orang (para artis, selebritis, wartawan gosip, antara lain dalam infotainment, tari-tarian, showbiz dan wanita karir). Perempuan memotong badan sendiri dengan gunting neraka. Karena suka mencari perhatian orang agar melihat perhiasan diri (artis dan selebritis). Perempuan kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keledai. Suka mengadu domba dan pendusta. Perempuan berwajah anjing, ular dan kala jengking masuk ke mulut dan keluar melalui dubur. Yakni, suka marah kepada suami dan memfitnah orang. Jika ancamannya jelas, kenapa wanita masih pakai rok dosa ? pamer paha ? pamer rambut ? pamer telapak kaki ? pamer leher ? Jawabannya ada pada iman masing-masing.
- See more at: http://www.sabili.co.id/berita/indo/item/792-kaasiyaatun-%E2%80%98aariyaat.html#sthash.mdC6NkWy.8pX3T4WH.dpuf
Share:

Monday, 10 June 2013

Sukseskan Sya’ban Menuju Kemenangan Ramadhan


  • Sukseskan Sya’ban Menuju Kemenangan Ramadhan

    KITA telah memasuki bulan Sya'ban. Sebentar lagi masuk bulan paling istimewa bernama Ramadhan. Menyambut kedatangan Ramadhan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, melakukan persiapan baik fisik, amal, maupun spiritual pada bulan Sya’ban.

    Mengapa harus perlu melatih mental dan fisik di bulan Sya’ban? Karena Sya’ban adalah media untuk memulai memasuki Ramadhan. Pada bulan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam lebih banyak berpuasa dan beribadah.

    Amalan Sunnah di Bulan Sya’ban

    Keistimewaan bulan ini yakni seluruh amalan manusia diangkat untuk dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam:

    “Bulan itu (Sya‘ban) yang berada di antara Rajab dan Ramadhan adalah bulan yang dilupakan manusia dan ia adalah bulan yang diangkat padanya amal ibadah kepada Rabb seru sekalian alam, maka aku suka supaya amal ibadahku diangkat ketika aku berpuasa.” (Riwayat Nasa’i)

    Agar hanya amalan baik yang tercatat, maka sepanjang bulan ini digalakkan amal ibadah dan kebajikan. Di antara amalan-amalah di bulan Sya’ban, antara lain:

    Memperbanyak Puasa Sunnah

    Nabi lebih banyak melakukan ibadah puasa sunnah dalam bulan Sya‘ban, dibanding dengan bulan-bulan yang lain. “…maka aku suka supaya amal ibadah ku diangkat ketika aku berpuasa,” (Riwayat Nasa’i)

    Bertaubat dan Beristighfar

    Bertaubat dan beristighfar dapat dilakukan kapan saja, akan tetapi menyambut bulan Ramadhan hendaknya ditingkatkan lagi kesungguhannya. Taubatlah dengan taubatan nashuha.

    Taubat nashuha akan berhasil dilakukan bila kita menepati syarat-syaratnya. Jika dosa itu antara manusia dengan Allah, maka yang harus dilakukan adalah:

    1. Hendaknya meninggalkan dosa atau maksiat, sebagaimana dia meninggalkan apa yang sangat dibenci.
    2. Hendaklah benar-benar menyesali dan merasa sedih dengan perbuatan maksiatnya itu.
    3. Berjanji untuk tidak akan melakukannya lagi.

    Manakala dosa itu berkaitan dengan orang lain, hendaklah memohon maaf kepada orang yang bersangkutan.

    Memperbanyak Zikir dan Doa

    Allah berfirman;

    الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ طُوبَى لَهُمْ وَحُسْنُ مَآبٍ

    “Orang-0rang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (Ar-Arad: 28)

    Shalat Sunnah, Terutama di Waktu Malam

    Jika di bulan lain telah terbiasa melakukan qiyamullail, maka di bulan Sya’ban intensitas ibadah sunnah ini perlu ditingkatkan. Ini mengingat ada janji istimewa yang disediakan di bulan Ramadhan.

    Rasulullah bersabda, ”Allah Azza wa Jalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhaan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya,” (Riwayat Ahmad)

    Memperbanyak Bersedekah

    Satu kebajikan di bulan Ramadhan diganjari dengan 10 hingga 700 pahala. Maka agar terkondisikan dan siap diri, bersedekahlah sejak Sya’ban, walau dengan uang Rp 100 rupiah. Rasulullah bersabda, ”Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma,” (Muttafaq’alaih)

    Tentang Malam Nisfu Sya’ban

    Kelebihan malam nisfu Sya‘ban telah disebutkan di dalam hadits dari Mu‘az bin Jabal.

    “Allah datang menemui semua makhluk-Nya di malam nisfu Sya‘ban, maka diampunkan dosa sekalian makhluk-Nya, kecuali orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan,” (HR. Ibnu Majah, Thabrani dan Ibnu Hibban)

    Malam nisfu Sya‘ban juga termasuk malam-malam yang dikabulkan doa. Imam asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Umm berkata, “Telah sampai pada kami bahwa dikatakan: Sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam yaitu; pada malam Jumat, malam Hari Raya Adha, malam Hari Raya ‘Idul Fitri, malam pertama di bulan Rajab dan malam nisfu Sya‘ban.”

    Kita dianjurkan menghidupkan malam nisfu Sya‘ban dengan memperbanyak beribadah seperti shalat sunat dan berdoa, berzikir dan membaca Al-Qur’an.

    Beberapa langkah di atas, jika dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kesinambungan sejak Sya’ban, insya Allah akan mengantar kita menjadi lebih siap menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci.
Share:

Sunday, 28 April 2013

"KETIKA MENGENAL WANITA"

"KETIKA MENGENAL WANITA"

Ketika kamu berbicara padanya dan tatapannya sampai ke dalam matamu,itu berarti dia ingin memasuki kehidupanmu dan selalu hadir dalam hari-harimu.

Ketika kamu di ingatkannya tentang sesuatu hal yang biasa yang menurutmu tidak penting,.Ingatlah! bahwa dia tidak sedang mengaturmu,dia hanya ingin memberimu perhatian.

Ketika kamu melihatnya dia mulai jengkel karena kamu terlalu asyik bermain dengan teman-temanmu,itu berarti dia tidak sedang menjadi seorang yang egois,tapi hanya ingin sedikit perhatian darimu.

Ketika kamu dimarah-marah tanpa sebab,dia hanya ingin sesuatu tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatakannya kepadamu.

Ketika seorang wanita mulai berteman dekat dengan teman-temanmu,dia tidak sedang berniat ingin tahu dan mencampuri urusanmu,dia hanya ingin mengenal lingkunganmu agar lebih dalam mengenali dirimu.

Ketika kamu mendapati seorang wanita menertawakan kesalahan atau kekonyolanmu,dia tidak sedang menertawakan kebodohanmu,dia hanya mencoba mengenal dan melihat sisi lain dari dirimu,dan mencoba menerima kekuranganmu.
Share:

9 Kestimewaan Orang-Orang Yang Selalu Shalat Tepat Waktu

9 Kestimewaan Orang-Orang Yang Selalu Shalat Tepat Waktu

Barang siapa yang MENJAGA (Selalu Mengamalkan) Shalat 5 waktu tepat waktu nya, maka ALLAH Subhanahu Wata’ala akan memberi KEISTIMEWAAN pada orang itu dengan 9 macam KEISTIMEWAAN:

1. Cinta ALLAH selalu Tertuju pada nya..

2. Tubuh nya akan selalu sehat..

3. Malaikat selalu melindungi nya..

4. Berkah ALLAH selalu turun kepada nya..

5. Wajah nya akan tampak bagaikan wajah orang-orang yang Shalih..

6. ALLAH akan memberi kelapangan dada..

7. Akan melewati titian Shiratal Al-Mustaqim seperti Buraq..

8. ALLAH akan menyelamatkan dari siksaan api Neraka..

9. ALLAH akan Mensejahterakan tempat nya (Kelak di Akhirat) bersama dengan para Wali-wali-NYA, mereka itu tidak pernah mengeluh atau berduka cita elama-lamanya. .

(Khalifah Utsman Bin Affan)
Radiyallahu’Anh u..

Semoga BERMANFAAT untuk kita bersama, dan semoga kita bisa MENGAMALKANNYA.

TOLONG SHARE DIBERANDA KALIAN BUAT PENGETAHUAN UNTUK SAHABAT KITA YANG LAIN.
Share:

Rahasia Air Mata Wanita

Rahasia Air Mata Wanita

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawapan yang dapat diberikan ayahnya.

Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan bila pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan"
Share:

Saat Dunia Menjelang Kiamat, Manusia Akan Berzina Di Jalanan

Saat Dunia Menjelang Kiamat, Manusia Akan Berzina Di Jalanan

TELAH banyak kita saksikan pada saat ini perzinaan merebak di mana-mana. Namun, menjelang hari kiamat, setelah manusia melewati zaman keemasan (dengan turunnya Nabi Isa AS dan dipimpinnya manusia oleh al-Mahdi), manusia akan hidup dalam kondisi yang seburuk-buruknya, layaknya binatang. Rasulullah SAW menceritakan tentang peristiwa itu sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah RA:

“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, umat ini tidak akan punah, sampai ada laki-laki mendatangi perempuan, lalu menyetubuhinya di jalan. Lantas orang yang terbaik pada saat itu adalah yang mengatakan: ‘Alangkah baiknya jika kamu bersembunyi di balik tembok ini.” (HR Abu Ya’la)

Inilah puncak kebejatan manusia dalam perzinaan yang akan terulang kembali di akhir zaman, pasca wafatnya Nabi Isa AS dan Imam Mahdi. Manusia akan kembali ke zaman jahiliyah, bahkan lebih buruk lagi. Orang-orang yang tidak waras akan melakukan hubungan badan layaknya binatang secara terang-terangan, di jalanan, di jembatan, di tempat terbuka dan banyak ditonton orang.

Parahnya lagi, orang-orang terbaik saat itu tidak mampu berkomentar apa-apa saat menyaksikannya, selain menghimbau agar pelaku zina di tempat itu menyingkir dan melakukannya di di tempat yang agak tertutup. Bahkan, ada di antara orang terbaik saat itu yang melihatnya juga tertarik untuk melakukan perbuatan bejat tersebut, namun hati nuraninya meminta dirinya untuk melakukannya di tempat yang tersembunyi. Jika demikian adalah manusia terbaik saat itu, bagaimana dengan manusia bejatnya?

Rasulullah SAW bersabda : “Dan yang tersisa adalah seburuk-buruk manusia, mereka melakukan hubungan intim di dalamnya bagaikan keledai, maka pada merekalah kiamat akan terjadi.” (HR Muslim)

Beruntung pada hari ini masih dijumpai orang-orang waras dan sehat yang mengutuk dan menolak tindakan bejat dan kriminal tersebut. Wallohu’alam
Share:

EMPAT HAL SEBELUM TIDUR

EMPAT HAL SEBELUM TIDUR

Rasulullah berpesan kepada siti Aisyah ra.

“ Ya, Aisyah! Jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara yaitu :

1. Sebelum khatam al-Quran
2. Sebelum menjadikan para nabi bersyafaat untukmu di hari kiamat
3. Sebelum para muslimin meridhai engkau
4. Sebelum engkau melaksanakan haji dan umrah “

Bertanya siti Aisyah :
“Ya Rasulullah ! bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika? “

Rasul tersenyum dan bersabda :

1. “Jika engkau akan tidur , membacalah surat al –Ikhlas tiga kali
Seakan-akan engkau telah meng-khatamkan Al-Quran

” Bismillaahirrohmaan irrohiim,
‘Qulhuallaahu ahad’ Allaahushshamad’ lam yalid walam yuulad’ walam yakul lahuu kufuwan ahad’ ( 3x ) “

2. "Membacalah shalawat untukku dan untuk para nabi sebelum aku" maka kami semua akan memberimu syafaat di hari kiamat “

“ Bismillaahirrahmaan irrahiim, Allaahumma shallii ‘alaa Muhammad wa’alaa aalii Muhammad ( 3x ) “

3. “Beristighfarlah” untuk para mukminin maka mereka akan meridhai engkau

“ Astaghfirullaahal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih ( 3x )

4. Dan perbanyaklah “bertasbih, bertahmid , bertahlil dan bertakbir” maka seakan-akan engkau telah melaksanakan ibadah haji dan umrah

“ Bismillaahirrahmaan irrahiim, Subhanallaahi Walhamdulillaahi walaailaaha illallaahu allaahu akbar ( 3x )

( Tafsir Haqqi)

Wallahu a’lam bishawwab..
Share:

Sunday, 7 April 2013

Neraka itu Mahal, Surga itu Murah

Neraka itu Mahal, Surga itu Murah

Bismillahirrahmaanirrahiim

Loket ke neraka penuh sesak. Banyak manusia antri. Rebut-rebutan, cakar-cakaran. Takut gak kebagian kursi. Tiket ke neraka mahal…
Harus merogoh kantong berjuta-juta untuk dapat ikut berjalan kesana.

Bukannya :
Maksiat itu mahal.
Judi itu mahal.
Zina itu mahal.
Dusta itu mahal.
Ada yang bilang semua itu murah, tapi tetap saja harus di bayar mahal (fikir pakai logika).

Dan sekarang semakin banyak saja manusia yang berebut menuju ke
neraka.

Jalan ke syurga itu sunyi, sepiii…
Jalannya lebar, mulus dan bersih…
Tiketnya murah, tak perlu keluar uang...
Loketnya bersih, ada AC, pelayannya ramah. Tapi mengapa amat sedikit yang antri di loket ini?

Bukannya :
Puasa itu murah?
Shalat itu murah?
Sedekah itu murah?
Dzikir itu murah?
Senyum itu murah?
Jujur itu murah?

Ternyata...
Nafsu dan Setan telah memutarbalikan semua tatapan kita !!
Yang buruk terlihat indah. Yang baik terlihat sukar.

''SURGA ITU DI KELILINGI OLEH HAL-HAL YANG TIDAK DI SUKAI, SEDANGKAN NERAKA DI KELILINGI MENYENANGKAN SYAHWAT''. (HR. Muslim).

Dan ditempat ini aku baru sadar. Bahwa jalan ke syurga sepi dan
murah. Jalan ke neraka ramai dan mahal.
Share:

Total Pageviews