MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Wednesday, 7 January 2015

Bacalah!, sebelum Baca Notes kena Fatwa Haram kayak BBM :D

Bacalah!, sebelum Baca Notes kena Fatwa Haram kayak BBM :D

Bacalah!, sebelum Baca Notes kena Fatwa Haram kayak BBM :D
“Ini terkait dengan hak. BBM bersubsidi adalah haknya orang yang tidak mampu. Jadi, jika ada orang yang mampu atau kaya, tapi tetap membeli BBM bersubsidi, maka hukumnya dosa, karena dia mengambil hak orang yang tidak mampu,”
Habis napas. Saya nggak tahu lagi harus berbicara apa ketika membaca alasan Ketua MUI Pusat K.H. Makruf Amien tentang alasan mendasar dikeluarkannya Fatwa MUI yang mengharamkan orang mampu untuk membeli BBM bersubsidi. Dalam hati saya bertanya-tanya, benarkah K.H. Makruf Amien dan ulama-ulama MUI sudah tidak bisa lagi membedakan hak dan kedzaliman?!
Wallahua’lam, ketika saya mengetikkan komentar ini, sudah terbayang orang-orang yang akan mengatakan:
“emang lo siapa, merasa lebih hebat dari MUI? Kenapa lo nggak masuk MUI aja lix!?”
“alaaah, baru masuk Islam aja belagu lo!”
“mas, mas, kalo MUI nggak dipercaya mau siapa lagi, emang mas kira mereka semua nggak paham Islam, mereka sering tahajjud, punya amalan, karomah loooo?!”
“awas lo kuwalat”
Sunatullah lah.. :D
Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, dan sebaiknya lewat ilustrasi aja lah, lebih mudah
Di suatu rumah, seorang ibu, seorang Muslim, punya 3 anak, satunya udah kelas 6 SD, satunya masih 3 SD dan satunya masih nyusu sama ibunya. Suatu waktu, si ibu setres karena kerasukan jin udin (kisah lengkapnya baca note saya tentang asal mula sekulerisme) lalu selingkuhan sama orang bule kufur dari AS, akhirnya lebih banyak menghabiskan waktunya, duitnya, dan tentu saja –maaf- badannya pada orang buleini, tak jarang semua itu dilakukan di rumah di depan anak-anaknya. Sementara bapaknya kebetulan juga memang kerja di rumah orang yahudi, jadi jongos, jadi jarang pulang juga dan nggak peduli sama istrinya.
Suatu hari, anaknya yang 3 SD merengek ke ibunya kalo uang sekolahnya udah 2 bulan nggak dibayar, rupanya duit yang harusnya untuk bayar sekolah selama 1 tahun justru dipake buat traktir bule AS dan pacaran sama dia. Mengadulah sang ibu ke oelama setempat, oelama langsung marah-marah ke anak SD kelas 6 lalu bilang“Ini terkait dengan hak, duit ibumu harusnya haknya adikmu yang masih kelas 3 SD. Jadi jika kamu kelas 6 SD masih minta duit, maka hukumnya dosa, karena kamu mengambil hak anak kelas 3 SD”
Bule ngakak mendengar itu,
Ibunya senyum nyengir mesem mesem,
Anak kelas 6 SD nya pingsan.
Paham lo?
1. Bicara tentang hak, hak berasal dari bahasa arab haq, artinya benar, atau sesuatu yang dianggap benar, misal ketika saya berkata “saya berhak untuk menggauli istri” berarti maksudnya saya ‘dibenarkan’ untuk menggauli istri. Nah, siapa yang memberi pembenaran satu-satunya?, tentu Allah.  maka Allah lah yang memberikan hak pada setiap objek, bukan orang sendiri yang menentukan hak itu,
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu (QS Al-Baqarah[2]: 147)
Kalo gitu kita jadi paham sekarang. Bicara tentang hak, seorang anak ber-hak diurus, dibesarkan dan mendapatkan pengasuhan dan pendidikan dari orang tuanya, tanpa dibedakan usia, jenis kelamin ataupun lainnya, sebagaimana rakyat berhak diurus oleh pemimpinnya tanpa dibedakan lagi status sosial, agama ataupun lainnya. Dalam hal ini jika MUI mengatakan orang mampu mengambil hak orang nggak mampu dalam hal BBM, sepertinya kok nggak tepat sekali, wonghaknya rakyat, mau kaya mau miskin, sama kok dalam Islam, yaitu diurusin.
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، اَلإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu adalah bertanggungjawab terhadap pimpinannya, seorang pemimpin negara adalah pemimpin kepada rakyatnya dan ia bertanggungjawab terhadap mereka (HR. Bukhari)
2. Pertanyaan mendasar kita kepada oelama dalam illustrasi tadi adalah, mengapa dia diam seribu bahasa dengan perselingkuhan  dan perzinahan itu?, malah silau dan ikut-ikutan belain bule, mentang-mentang bule selalu nongol di holiwut, kenapa nggak masalahin uang ibunya yang habis nraktir tuh bule?
nanya kenapa-kenapa nanya?
Faktanya sekarang indonesia memang selingkuh, kasi insentif ke bule-bule yang nambang minyak di indonesia dengan insentif yang mangstap, pak Ichsanudin Noorsy, pak Revrisond Baswir, juga Pakde Dwi Condro Triono udah banyak bahas bahwa perminyakan indonesia dikangkangi asing, Purnomo bahkan pernah bilang
“90% dari total produksi minyak Indonesia dikuasai asing, yakni; Total (30%), ExxonMobil (17%), Vico (BP-Eni joint venture, 11%), ConocoPhillips (11%), BP (6%), and Chevron (4%)”.
Ko Kwik Kian Gie, bahkan pernah menantang pemerintah bahwa dia bisa buat harga minyak cuma Rp. 600 tahun 2005 lalu, sampe sekarang dicuekin juga dia.
Terlebih lagi di dalam Islam, minyak adalah termasuk harta rakyat, bukan punya negara. UUD 45 pasal 33 yang nyontek dari hadits mengatakan “Bumi, Air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah milik rakyat dan digunakan sebesar-besarnya bla-bla-bla.”
(mantap, hafalan SD masih apal wkwkwk..)
Berarti disitu jelas bahwa minyak milik rakyat, lha darimana ceritanya pemerintah menganggap minyak yang dia ambil dari tanah indonesia dinilai lalu dengan harga dunia per barel, dan dianggep dia ‘baik’ karena udah subsidi? Karena udah menjual dibawah harga dunia?. Capek deh. Memang betul, pengecut banyak berlindung pada UUD untuk bunuhin rakyatnya sendiri.
Versi Islam, yang harusnya Anda lebih hapal, karena nanti di yaumil kiamat, yakiiin deh nggak akan ditanya hapalan UUD (BRB: ngakak guling2 sampe pegang guling dan makan kambing guling), Rasulullah bersabda:
الناس شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْمَاءِ وَالْكَلإِ وَالنَّارِ
“Manusia itu berserikat (bersama-sama memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api”. (HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasaaiy)
Jadi melalui lisan Rasulullah, Allah telah memberi hak pada seluruh manusia untuk mendapatkan api (barang tambang, energi) untuk seluruh manusia, milkiyyah ammah (kepemilikan umum), bahasa kerennya heheh..
Kesimpulan
Ilustrasi lagi, saya dapet cerita dari temen saya di Banjarmasin, ketika lagi masa ancur2nya, dia pernah dugem sama mantan santri, dan dia saksikan sebelum minum khamr, mantan santri ini baca Basmalah, lalu istighfar setelah mabok, bahkan segera bershadaqah pada pengemis diluar klab malam selesai maksiat itu, alasannya “ini syari’at Islam”.
So, pliss deh, jangan pake dalil Islam untuk bahas maksiat,dari awalnya salah nggak dibahas, malah bahas ujungnya.
kata ustadz saya yang orang Bogor: “jangan fake legitimasi Islam untuk bahas pakta yang nggak Islami”.
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui (QS Al-Baqarah[2]: 42)
Harusnya yang difatwakan haram justru
1. negara mengambil hak rakyat dengan menghargai barang milik rakyat dan jualan dengan rakyat dengan barang punyanya rakyat
2. negara melayani kepentingan multinasional kompeni dan mengabaikan hak rakyat untuk dilayani
3. negara main bikin hukum sendiri tentang BBM dan mengambil hak Allah untuk buat hukum tentang itu
Afwan pak Yai, saya ini cuma rakyat biasa, nggak pinter baca kitab kayak pak Yai, nggak punya pesantren, dan baru 9 tahun belajar Islam, bahasa arab saya pas-pasan untuk bisa nawar makanan aja, kalo ada salah ya wajarlah pak Yai. Sekali lagi mohon maaf sebesar-besarnya karena saya cuma sedikit mikir.
Salam hormat saya kepada ulama-ulama yang menentang fatwa ini, semoga pahala mereka laksana Ahmad bin Hanbal, terimakasih kepada syaikh Taqiyuddin An-Nabhani yang telah menjelaskan cara Islam memandang ekonomi dan menjelaskan konsep kepemilikan yang digali dari hadits Rasul.
Share:

Mendapatkan Sukses Setelah Membakar Kapal

Mendapatkan Sukses Setelah Membakar Kapal

Mendapatkan Sukses Setelah Membakar Kapal
Pada 711, 12.000 pasukan Muslim berangkat dari Maghreb dengan kapal-kapal mereka menuju Semenanjung Iberia. Pada saat itu, belum sekalipun kaum Muslim pernah berpijak ke tanahnya. Walaupun begitu, ekspedisi harus dilakukan untuk membebaskan rakyat Andalusia dari kekejaman Raja Roderick.
Sesampainya di Andalusia, Panglima pimpinan ekspedisi mendengar bahwa Roderick akan datang menyambutnya dengan pasukan yang jauh lebih besar dan lebih banyak dari pasukannya. Pasukan Muslim galau, namun pimpinannya tidak. Pimpinannya malah meminta mereka melakukan hal ekstrim: Bakar seluruh kapal!
Tatkala ditanyakan kepadanya “Wahai pemimpin, sesungguhnya engkau mencelakakan kita dengan membakar kapal-kapal yang membawa kita kesini” Maka pemimpin itu menjawab:
“Sesungguhnya setiap daerah Allah dan bumi Allah adalah kampung halaman kita. Wahai manusia kemanakah kalian akan pergi. Sesungguhnya lautan ada di belakang kalian, dan musuh ada di depan kalian. Dan tidak ada yang tersisa pada kalian, Demi Allah, kecuali kebenaran dan kesabaran.”
Dengan kebenaran dan kesabarannya, panglima itu dapat memimpin pasukannya meraih kemenangan melawan musuh yang berlipat-lipat jumlah maupun persenjataannya. Dan akhirnya diingat sebagai salah satu ekspedisi yang paling sukses, yang membawa Islam ke Andalusia. Namanya adalah Thariq bin Ziyad.
Thariq bin Ziyad adalah seorang entepreneur sejati. Islamnya Andalusia adalah buktinya. Apa mental-mental entepreneurship yang kita dapat pelajari dari beliau?
1. Bakar Kapal Anda
Seringkali kita temukan seorang entepreneur yang tidak berani fokus pada apa yang ia usahakan. Safe player bahasa kerennya, tidak mau mengambil risiko pada satu usaha. Padahal risiko sebanding dengan nilai yang kita dapatkan.
Ada yang mau berbisnis, tapi masih takut untuk meninggalkan pekerjaan. Sehingga hasil bisnis dan pekerjaannya setengah-setengah dan tidak maksimal, karena usaha dan waktu yang dicurahkan pun terbagi.
Thariq membakar kapal bukan tanpa sebab. Tetapi agar seluruh kaum Muslim sadar bahwa pilihannya hanya ada satu; maju, tidak ada pilihan mundur. There’s no plan B. Akhirnya seluruh daya upaya, baik pikiran maupun fisik dikerahkan secara maksimal untuk maju dan menang. Dan itu yang Thariq dapatkan.
Sama seperti kita, mungkin selama ini kegagalan kita diakibatkan oleh tidak seriusnya kita dalam satu hal. Tidak benar-benar mencurahkan perhatian kita, karena kita merasa masih memiliki rencana yang lain. Bila usaha kita belum menampakkan hasil yang maksimal. Saatnya kita mencoba untuk “membakar kapal”
2. Berjalan dalam kebenaran
Seseorang yang berjalan dalam kebenaran Islam tidak akan pernah rugi. Thariq sangat memahami hal itu. Ekspedisi ke Andalusia bukanlah ekspedisi sembarangan. Ia adalah ekspedisi yang dilakukan untuk meninggikan kalimat Allah. Sehingga Thariq berani meminta mereka membakar kapal. Karena Thariq memahami bahwa kehidupan ataupun kematian fii sabilillah adalah dua hal yang sama baiknya.
Dalam bisnis hal yang sama akan kita temukan. Mulai dari niat membuat suatu bisnis, apakah hanya demi materi semata atau betul-betul diniatkan ghayatul-ghayah (tujuan dari segala tujuan) adalah sebagai ibadah. Juga ketika berbisnis, kita dihadapkan pada  transaksi yang haram, riba, pinjaman-pinjaman haram dan segala macam hal yang membuat kita berpaling dari jalan kebenaran.
Ketika Thariq membakar kapalnya, ini adalah penegasan bahwa mereka berjalan dalam kebenaran. Dan bisnis pun harus begitu. Bila kita sudah meyakini bahwa kita “berjalan di jalan kebenaran”, maka ucapkan basmalah dan “bakarlah kapal”
3. Berjalan dalam kesabaran
Banyak pula pebisnis yang tidak sabar dalam usahanya. Menginginkan hasilnya segera tampak. Padahal yang terjadi di dunia nyata tidaklah semacam itu. Bisnis memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Karena bisnis seperti bayi yang kita asuh hingga dewasa, mampu berdiri sendiri tanpa kita. Tapi harus diingat, agar itu terjadi, maka bayi harus disusui, diganti popoknya, dikelonin, diobati bila sakit, dan semua bentuk pengurusan yang lain.
Tidak ada bisnis sim salabim abra kadabra, semua bisnis memerlukan kesabaran. Karena itulah Thariq juga mengucapkan kalimat “Seandainya kalian mau bersabar dalam kesusahan yang sebentar saja, maka kalian akan menjalani kenikmatan dalam waktu yang panjang”
Kesimpulannya sudah jelas. Bakalralah kapal, sehingga kita dapat fokus menjalankan satu bisnis. Dan berjalanlah dalam kebenaran dan kesabaran. Memang sulit melakukan itu dalam bisnis. Tapi insya Allah semuanya terbayar ketika bisnis kita tumbuh dan berkah. Saat itu harta kita bukan hanya sebagai pembela kita di dunia, namun juga sebagai pembela kita di akhirat.

Share:

Pemerintah Subsidi BBM? Penipuan! dan Haram dalam Islam Liberalisasi Migas

Pemerintah Subsidi BBM? Penipuan! dan Haram dalam Islam Liberalisasi Migas

Pemerintah Subsidi BBM? Penipuan! dan Haram dalam Islam Liberalisasi Migas
1. gonjang-ganjing kenaikan BBM kembali menggema, kita lihat banyak reaksi bermunculan dimana-mana, tanda ketidakpuasan pada pemerintah
2. maklumlah, rencana kenaikan BBM ini membarengi rencana kenaikan TDL 10% pula pada awal April 2012, rakyat yg selama ini susah, bertambah
3. ada beberapa alasan pemerintah menaikkan BBM, yg paling getol katanya “subsidi BBM terlalu banyak dan dinikmati malah oleh orang kaya”
4. bila alasannya adalah subsidi, dan pemerintah kata “seharusnya subsidi ini bisa dipakai membangun sektor lain” maka ini adl akal bulus
5. karena pada faktanya, tak pernah ada pembangunan yg dirasakan kecuali sangat sedikit sekali, ambil contoh jalan raya yg tak pernah laik
6. bila dikata pemerintah merugi krn subsidi tll besar, inipun penipuan dan jg pengakuan bhw pemerintah adl perusahaan, bukan pelayan rakyat
7. semua alasan pemerintah untuk menaikkan BBM adl mengada-ada, dan tak pernah ada, penipuan untuk menutupi alasan hakikinya
8. hakikat kenaikan BBM ini sebenarnya adl liberalisasi ekonomi dlm sektor migas, yg merupakan kesepakatan dgn IMF pd 1997
9. dan liberalisasi ekonomi ini tmsk 1 diantara 4 poin kesepakatan dgn IMF yaitu 1) hilangkan campur tangan pemerintah
10. 2) privatisasi (swastanisasi) 3) liberalisasi (hilangkan proteksi dan subsidi) dan 4) memperbesar masuknya investasi asing
11. sederhananya, IMF minta agar Indonesia menjual negara dan penduduknya ke tangan asing, meminta rakyat bersaing dgn perusahaan raksasa
12. hasil akhirnya sudah bisa kita tebak, pengerukan besar2an kekayaan kaum Muslim, dan penjajahan secara ekonomi kepada kaum Muslim
13. terang sudah, alasan naiknya BBM krn “harga minyak dunia naik” hanya dibuat2, nyatanya itu sudah jadi kesepakatan dgn IMF sejak 1997
14. dalam Islam, amalan seperti ini adl haram, krn Allah memerintahkan agar kaum Mukmin tak boleh dikuasai oleh kaum kafir
15. selain itu, Islam telah menggariskan bahwa barang tambang termasuk minyak, bukanlah milik negara melainkan milik ummat seluruhnya
16. sabda Rasul: “Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal; air, padang rumput dan api (energi/barang tambang)” (HR Abu Dawud, Ahmad)
17. artinya, pemerintah tak boleh menghargai minyak yg tersimpan di bumi kaum Muslim dgn harga dunia, yg naik seiring naiknya harga dunia
18. dalam Islam, harga minyak yg diambil oleh pemerintah di bumi Muslim adalah 0$ karena kepemilikannya teruntuk ummat seluruhnya
19. dan sebenarnya yang dikatakan “pemerintah mensubsidi BBM, sebenarnya tak pernah ada, malah pemerintah diuntungkan, bukan subsidi
20. coba kita sejenak berpikir, Indonesia itu negara plng repot, harga minyak dunia naik dia susah, harga minyak dunia turun diapun susah
21. harusnya kl pemerintah bilang dia subsidi minyak, dia hepi dong kalo harga minyak turun, tapi dia susah juga krn ktny eksportir minyak
22. lha kalo eksportir minyak harusnya kan hepi kalo harga minyak dunia naik, tapi Indonesia nggak, aneh kan? akal bulus aja tuh naik BBM
23. sy coba share apa yg dimaksud “subsidi” oleh pemerintah, begini ceritanya,
24. pemerintah anggap minyak kita sama seperti harga dunia, taruhlah skrg 120$/barel dan biaya produksi sampe jd BBM 10$/barel
25. jadi harga minyak seharusnya = (120$/barel + 10$/barel x Rp. 9000/1$) : 159 lt/barel (1 barel = 159 lt) = Rp 7.358 / liter
26. nah, jadi krn sekarang pemerintah jual Rp. 4500/lt jadi dia klaim udah rugi krn subsidi sebesar Rp. 2858/lt (rugi? emang perusahaan?)
27. pdhl kejadiannya gak bgt, sebenarny nilai minyak yg diangkut dari tanah kita sendiri adl 0$/barel (kan punya sendiri, gak beli ini)
28. jd harga minyak sebenernya = (0$/barel + 10$/barel x Rp. 9000/1$) : 159 lt/barel = Rp. 566 / liter (hah? serius? >> bener kok)
29. jadi sebenernya rakyat Indonesia sudah subsidi pemerintah 4500 – 566 = Rp. 3936/liter >> bukan pemerintah yg subsidi kita
30. emang mungkin harga minyak semurah itu? >> mungkin banget, coba cek gambar ini >>
31. memang harga BBM di Indonesia lbh mending dr jepang yg Rp. 9292/lt >> tp inget, jepang gak punya minyak, dan coba liat GNP nya!
32. harga Rp. 9292/lt affordable bg org jepang yg kaya2, indonesia GNP-nya seupil mau dihajar lagi sama kenaikan BBM >> *tepokjidat capede!
33. jadi dear tweeps, dari segi logika kenaikan BBM ini adl penipuan, dan dari sudut pandang Islam ini adalah keharaman yg besar
34. di zaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin, fungsi pemimpin adl pelindung ummat, Rasul katakan “Imam laksana perisai”
35. di zaman kapitalisme, pemerintah berubah jd broker penjajah yg menjual kekayaan ummat, dan menguntungkan dirinya sendiri
36. di masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin serta Khilafah Islam, ummat terjamin terpenuhinya keperluan pokok, dgn hukum syariat Allah
37. di masa ini, saat kapitalis merajalela, ummat-lah yang harus menjamin keperluan pokok pemerintah, bahkan keperluan mewahnya, pesawatnya
38. maka kenaikan BBM ini bukan hanya harus ditolak, namun kita pun harus menyadari, ini akan selalu terjadi selama kapitalis sistemnya
39. karena itu haruslah kita serukan, hanya syariat Islam yg akan mengatur dengan adil, hanya Khilafah yg mampu kembalikan kebaikan ummat
40. disampaikan Rasul “seorang imam (khalifah) adl pengatur urusan rakyat dia dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya” (Mutafaq alaihi)
41. hanya syariah dan khilafah yg mampu menghapuskan kedzaliman dan mengangkat penjajahan, dan itu adalah tuntutan iman
Share:

Toleransi Islam untuk 25 Desember

Toleransi Islam untuk 25 Desember

Toleransi Islam untuk 25 Desember
Natal jelas bukan perayaan kaum Muslim, dan kaum Muslim harusnya tidak berkepentingan dengan itu. Namun jelas ada hubungannya dengan kaum Muslim mengingat sebagian besar daripada kita juga berhubungan dengan sesama kita yang merayakannya. Karena itu menjadi penting kiranya kita membahas bagaimana pandangan Islam tentang Natal dan seputarnya serta toleransi kita di dalamnya.
Sebagaimana yang kita ketahui, 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus Sang Mesias (Isa Al-Masih). Walaupun gereja Katolik menganggapnya begitu.
Encyclopedia Britannica (1946), menjelaskan, “Natal bukanlah upacara-upacara awal gereja. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible (Alkitab) juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
Secara sains, dibuktikan tanggal 25 Desember adalah pertama kalinya matahari bergerak ke arah utara dan memberikan kehangatan setelah matahari berada di titik terendah di selatan pada 22-24 Desember (winter solstice) yang menyebabkan bumi berada di titik terdingin.
Karena itulah orang Yunani pada masa awal merayakan lahirnya Dewa Mithra pada 25 Desember, dan orang Latin merayakan hari yang sama sebagai kelahiran kembaliSol Invictus (Dewa Matahari pula)
Singkatnya, Bila kelahiran Yesus disangka 25 Desember, maka itu adalah kesalahan yang nyata
Namun, bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah bahwa umat Kristen telah menjadikan tanggal 25 bukan hanya sebagai peringatan, tapi perayaan kelahiran ‘Tuhan Yesus’ bagi mereka. Sehingga permasalahannya berubah menjadi permasalahan aqidah.
Karena itulah dalam Islam, kita pun dilarang ikut-ikutan merayakan Natal, karena itu adalah perayaan aqidah. Termasuk ikut memberikan ‘selamat natal’ atau sekadar ucapan ‘selamat’ saja. Karena sama saja kita mengakui bahwa Natal adalah hari lahir ‘Tuhan Yesus’ bagi mereka
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih (TQS al-Maaidah [5] : 73)
Seringkali kita beralasan, “Tapi kan nggak enak, dia bos saya / teman saya / dll, masak saya nggak ngucapin, kalo dalam hati mengingkari kan gak papa, yang penting niatnya! Toleransi dong!”
Perlu kita sampaikan, niat apapun yang kita punya, apabila kita melakukan hal itu, maka sama saja hukumnya. Dan toleransi bukanlah mengikuti perayaan aqidah umat lain. Oleh karena itu harusnya kita lebih takut kepada Allah dibanding kepada manusia.
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (TQS al-Maaidah [5] : 44)
Lalu bagaimana toleransi Islam terhadap agama lain? Toleransi kita hanya membiarkan mereka melakukan apa yang mereka yakini tanpa kita ganggu. Itulah toleransi kita.
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku (TQS al-Kaafiruun [109] : 6)
Toleransi bukannya ikut-ikutan dengan kebablasan dan justru terjebak dalam kekufuran. Sebagai Muslim harusnya kita menyampaikan bahwa perayaan semacam ini adalah salah. Dan kalaupun toleransi, bukan berarti mengorbankan aqidah kita, mari kita ingat pesan Rasulullah
”Sungguh kamu akan mengikuti (dan meniru) tradisi umat-umat sebelum kamu bagaikan bulu anak panah yang serupa dengan bulu anak panah lainnya, sampai kalaupun mereka masuk liang biawak niscaya kamu akan masuk ke dalamnya pula”. Sebagian sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasrani-kah?” Beliau menjawab: ”Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR Bukhari dan Muslim)
Walhasil sekali lagi kita mengingatkan bahwa haram hukumnya di dalam Islam mengikuti perayaan Natal, juga termasuk mengucapkan ‘Selamat Natal/Selamat’ ataupun yang semisalnya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kita dan mereka
Felix Siauw
follow me on twitter @felixsiauw
Share:

BBM Naik, Takdir dan Rezeki, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

BBM Naik, Takdir dan Rezeki, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

BBM Naik, Takdir dan Rezeki, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
“jangan panik, saat BBM naik, Allah sudah mengatur rezeki pada hamba-Nya”
“tenang saja, Allah tidak akan menimpakan beban lebih daripada yang mampu kita tanggung”
Kita tentu menemui pernyataan serupa diatas, terlepas apapun maksudnya, kita coba menangkap baik sajalah. Maksudnya mungkin, kenaikan BBM ini sudah terjadi, yang berlalu ya sudah, yang penting bagaimana kita menyikapinya
Namun, sebagai seorang Muslim, kita pun khawatir ada pemahaman yang salah mengenai konsep rezeki yang dicampuradukkan pemahamannya dengan konsep dakwah, amar ma’ruf dan nahi munkar, khawatir dengan logika semisal ini ummat jadi berpikir seperti kaum fatalis jabariyyah atau murji’ah yang menganggap bahwa kemunkaran dan kedzaliman pun sudah ditakdirkan Allah
Pertama, keyakinan seorang Muslim terhadap jatah rezeki tentu bagian daripada keimanan, bahwa bila dia masih hidup, maka Allah pasti akan mencukupinya, pasti masih ada jatah perutnya. Ini bagian keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang Muslim, karena dalam Al-Qur’an Allah hanya menisbatkan rezeki pada diri-Nya yang menanggungnya.
Namun berbeda dengan menyikapi kemunkaran, ini pun bagian daripada kewajiban kaum Muslim yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, termasuk menasihati pemimpin, ini adalah bagian daripada perintah agama
“Rasulullah bersabda, “Agama adalah nasihat”, kami bertanya : “Bagi siapa?” Rasulullah menjawab : “bagi Allah, bagi kitabNya, bagi Rasul-Nya, bagi para pemimpin kaum Muslimin dan kaum muslimin pada umumnya” (HR Muslim)
“Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim” (HR Abu Dawud)
Artinya saat kita menasihati penguasa bahwa kenaikan BBM ini adalah kedzaliman dan bertentangan dengan cara Islam mengatur sumberdaya alam, dan menyusahkan ummat, bukan berarti kita tidak beriman dengan rezeki Allah, namun melaksakan sebagaian kewajiban dari Allah dan Rasulullah, yaitu menasihati penguasa.
Maka dalam konteks kenaikan BBM lalu meminta agar rakyat beriman pada takdir Allah, agaknya kurang pas. Karena hal ini akan diterima sebagai “menerima kedzaliman” bukan “menerima takdir”, karena yang harus dilakukan tatkala melihat kemunkaran hanya 3 hal: 1) mengubah dengan tangan (kekuasaan), 2) menasihati dengan lisan, atau 3) mengingkari dengan hati.
Inilah jalan para salafus salih saat menghadapi kemunkaran
Maka mendiamkan kemunkaran padahal kita tahu dan mampu untuk menyampaikan dakwah adalah perbuatan yang tidak dicontohkan para sahabat dan ulama salaf.
Hanya saja, memang penting sekali bagi para penyampai ayat Allah dan peringatan ini untuk berucap santun dan bijak, menasihati dengan penuh kelembutan dan kasih sayang bukan malah mencela, melaknat, berkata kotor dan menghina yang justru menjauhkan para pemimpin ini dari mendengar nasihat
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut” (QS 20: 43-44)
“Qaulan layyina” menurut Ibnu Katsir adalah “perkataan yang lemah lembut, santun, mudah dimengerti, dan bersahabat, agar lebih mudah meresap ke dalam jiwa serta lebih tepat dan pas”
Kita berdakwah bukan karena tidak beriman pada takdir, bukan pula memprovokasi, tapi inilah kewajiban menasihati penguasa, yang Allah wajibkan saat kita melihat kemunkaran, termasuk kemunkaran yang jelas saat BBM naik seperti ini.
Kita berdakwah bukan tersebab benci tapi karena peduli, bukan karena berang namun karena kasih sayang
Maka kita pun menyampaikan kepada penguasa, nasihat Nabi saw, dalam doanya,
doa Nabi saw, “Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia” (HR Muslim)
Share:

Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam

Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam

Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam
Terus terang sampai saat saya menulis artikel ini, saya sama sekali belum pernah menyaksikan film yang “Dracula: Untold” yang dirilis industri film terbesar dunia Hollywood itu. Yang jelas sebelum saya menyaksikan sebenarnya saya pun sudah mendapat kabar bahwa film tersebut akan ditayangkan pada bulan Oktober ini.
Bagi saya, Dracula punya tempat tersendiri dalam benak. Bukan karena saya fans Dracula, tapi lebih kepada secara historis, banyak sekali tokoh-tokoh yang terdistorsi, dan akhirnya berujung pada penggambaran tidak sebenarnya, termasuk Dracula yang sebenarnya punya kelindan sejarah dengan sejarah Islam.
Sebagai seorang Muslim yang menggemari sejarah, khususnya sejarah Khilafah Utsmani, lebih khusus lagi rentang waktu masa kebangkitan dan kejayaan Utsmani (1453 – 1571), nama Dracula semakin penting bagi saya, karena berkaitan erat dalam rentang waktu yang saya dalami sejarahnya. Dracula berkaitan dengan tokoh sentral yang membawa Utsmani ke masa kegemilangannya yaitu Sultan Mehmed II Al-Fatih, juga berkaitan dengan serentetan peristiwa yang terjadi di masa pemerintahannya.
Bila ada yang paling bertanggung jawab atas distorsi Dracula maka Bram Stoker adalah orangnya, dari novel yang dibesutnya, Dracula diingat oleh orang tidak ada ubahnya seperti setan, kastil mengerikan, vampire, dan tokoh-tokoh mengerikan lainnya. Walaupun Bram Stoker tidak salah secara total, Dracula memang sadis dan mengerikan aslinya, bahkan kesadisannya melewati kesadisan yang pernah ada dalam sejarah manusia, namun tetap Dracula versi Bram Stoker bukanlah Dracula yang sebenarnya.
Karenanya tatkala menyaksikan trailer “Dracula: Untold”, setengah diri saya merasa bergembira, sontak saya berkata kepada Sayf Muhammad Isa, rekan penulis saya di buku Novel Serial “The Chronicles Of Ghazi”
“Sa, akhirnya ada film yang menggambarkan sosok Dracula yang benar sebagaimana sejarah! Walaupun tau sendiri lah, Hollywod akhirnya mencampurkannya dengan takhayul untuk kepentingan komersial, pake bisa berubah jadi kelelawar segala, kayak betmen aja..”.
Saya tidak berharap banyak pada Hollywood, dan saya sudah menebak bahwa film ini akan penuh dengan twist sejarah sebagaimana film Hollywood yang sudah-sudah, secara mereka memang bukan lembaga penelitian sejarah, namun pembuat hiburan. Dan Hiburan sebagaimana yang kita ketahui, jarang yang memperhatikan efek edukasi dan kebenaran sejarah.
Karenanya menjadi sebuah tanggung jawab bagi saya seorang penggemar sejarah Islam, untuk mengkritisi film ini, dan menyajikan fakta-fakta yang sebenarnya, agar kaum Muslim memiliki opsi tentang sejarah Dracula yang sebenarnya, dan bahkan mengetahui sejarah yang sebenarnya.
Sedikit Jalan Cerita “Dracula: Untold”
Mengambil setting pada abad ke-15 lebih tepatnya sekitar tahun 1461, dikisahkan Vlad III (Dracula) yang sedang berkuasa di Transylvania kedatangan utusan dari Kesultanan Turki Utsmani yang dipimpin oleh Hamza Bey untuk menyerahkan 1.000 laki-laki untuk dijadikan pasukan khusus bagi Sultan Mehmed II.
Mengetahui bahwa 1.000 anak laki-laki yang diminta akan dilatih menjadi pasukan khusus Turki sebagaimana dirinya, Vlad tidak ingin anak muda Transylvania dilatih seperti dirinya, yang menjadi mesin pembunuh sempurna tanpa kode etik dan moral. Dia menolak permintaan itu, dan dari sinilah masalahnya dimulai.
Singkat cerita, karena kekurangan jumlah pasukan dan infrastruktur, Vlad menjual jiwanya pada Master Vampire yang memberinya kekuatan malam, kekuatan terlarang yang dengannya dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan, termasuk menghancurkan pasukan Turki hanya dengan kekuatannya saja.
Dus, pertempuran antara Vlad dan Mehmed tidak bisa dielakkan, demi melindungi putranya dan juga keluarganya, serta seluruh Transylvania dan juga Eropa yang berada dalam bahaya invasi Mehmed yang bengis, Vlad harus menjual jiwanya, dia harus menjadi jahat untuk punya kekuatan dan menang. Dan begitulah akhirnya, Vlad berhasil mengalahkan Mehmed dan membunuhnya dengan cara menghisap darahnya, cerita pun berakhir. Dan Vlad telah mati, dan Dracula pun lahir.
Dan tanpa sadar, sekali lagi Hollywood menyesatkan dunia, menjadikan Islam dan Muslim sebagai antagonis, dan kekejaman Vlad seolah dihumanisasi, dianggap wajar demi melindungi keluarganya, dan mempertahankan dunia Barat, Kristen sebagai protagonis.
Dan sekali lagi, dengan mengorbankan fakta-fakta sejarah yang sebenarnya.
Sejarah Sebenarnya Tentang Vlad III Dracul (Dracula)
Pada faktanya, Vlad III tidak pernah menguasai Transylvania, namun wilayah yang diwariskan kepadanya adalah wilayah Wallachia, Rumania. Dia adalah anak dari Vlad II yang menyerah pada kekuasaan Kesultanan Turki Utsmani pada masa Murad II, ayah Mehmed II. Mehmed II dan Dracula memang berseteru, namun Mehmed tidak pernah mati di tangan Dracula, yang terjadi justru sebaliknya, Dracula yang kalah dalam perseteruannya dengan Mehmed II.
Ilustrasi Vlad III Dracul yang sesungguhnya berbanding Dracula yang ada di Hollywood
“Dracul-ae” itu sebutan bahasa Rumania untuk bangsawan Ordo Naga (Rumania; Draco = Naga), dan akhiran “-ae” bermakna “putranya dari”. Adapun “Ordo Naga” ini sendiri adalah salah satu kelompok ksatria yang disiapkan oleh Sigismund sang Raja Suci Romawi sebagai ksatria khusus dalam perang salib
Nama Dracula sendiri merujuk pada Vlad III “Tepes”, anak dari Vlad II voivode (gubernur) Wallachia, Rumania. Pada masa Vlad II ayahnya, Wallachia dikuasai oleh Kesultanan Utsmani, dan sebagai jaminan kesetiaan, Vlad III (Dracula) kemudian dikirimkan untuk disekolahkan di Kesultanan Utsmani
Dracula/Vlad III lalu dididik di kesatuan Yeniseri, tempat pasukan khusus militer Kesultanan Turki bersama adiknya Radu Cel Frumos. Disitulah mereka belajar di kesatuan militer terbaik pada masanya. Usia Dracula waktu itu masih belia, 13 tahun saja, hanya selisih satu tahun lebih tua dari Mehmed II putra Murad II Sultan Turki pada saat itu.
Namun walau masih belia, Dracula sudah disumpah dalam Ordo Naga yang dibentuk untuk memerangi kaum Muslim, dan itulah yang jadi niatnya. Karenanya dia sangat membenci Mehmed dan Islam, walau adiknya Radu Cel Frumos menjadi Muslim dan panglima Yeniseri kepercayaan Mehmed pada gilirannya saat memangku jabatan Sultan Turki.
Saat ayahnya Vlad III Dracul, yaitu Vlad II dibunuh dan dikudeta pada 1447 oleh John Hunyad dari Hungaria, Kesultanan Utsmani lalu membantu membebaskan Wallachia dari cengkeraman John Hunyad. Selepas itu Sultan Murad II, ayah Mehmed II, lalu meminta pada Vlad III untuk menggantikan ayahnya memimpin di Wallachia.
Diluar dugaan Sultan Murad II, inilah kesempatan yang ditunggu-tunggu Vlad III Dracul, yang sedari awal pun membenci ayahnya karena mau tunduk pada kaum Muslim. Berbekal bahasa Arab, Turki dan pengetahuan militer di Yeniseri, Dracula menyamar menjadi bagian dari kaum Muslim di setiap benteng-benteng kaum Muslim dan menghabisi benteng-benteng Islam di Rumania dari dalam.
Pasca 1453 Sultan Mehmed II yang bergelar Al-Fatih karena berhasil menaklukkan Konstantinopel, mengutus beberapa utusannya untuk memastikan semua hal baik-baik saja di Wallachia pada tahun 1459. Tanpa ampun Vlad III Dracul membunuh utusan-utusan dari Kesultanan Turki yang datang untuk menagih jizyah (pajak bagi orang kafir) yang seharusnya dibayarkan setiap tahun. Mencari masalah, Vlad III membunuh para utusan ini dengan memaku surban mereka ke kepalanya. Dengan dalih bahwa utusan itu bertindak kurang ajar, tidak menghormatinya dengan tidak mau melepas surbannya, dan hanya ingin membuka surbannya dihadapan Allah.
Mendengar hal ini Sultan Mehmed II lalu menanggapi masalah Wallachia secara khusus. Pada 1461 Sultan Mehmed II memerintahkan panglimanya Hamzah Bey membawa 1.000 pasukan untuk menangkap Dracula dan mengembalikan kestabilan di wilayah Wallachia, dan nasib 1.000 pasukan ini berakhir tragis.
Dracula menggunakan kemampuan infiltrasinya dengan apa yang dia pelajari di Yeniseri, dia benar-benar memahami taktik dan strategi berperang ummat Muslim, lalu dengan gerakan-gerakan yang efektif, Dracula kemudian mengalahkan dan membantai 1.000 pasukan Muslim itu. Dracula menyula (menusuk dengan kayu dari anus hingga tembus ke kerongkongan) 1.000 pasukan ini, hingga jadi hutan mayat manusia. Hamza Bey, komandan pasukan ini, ditempatkan ditengah hutan mayat dan ditaruh di kayu paling tinggi sebagai simbol.
Sejak itu Vlad III Dracul mendapat gelar “Tepes” atau “The Impaler” – “Sang Penyula”, kekejamannya dikenal dan diakui dunia
Mendapati hal ini, Sultan Mehmed II lalu menugaskan Radu Cel Frumos, adik dari Vlad III Dracula untuk memimpin 90.000 pasukan guna menghentikan Dracula. Perlu serigala untuk hentikan serigala, Mehmed paham bahwa Radu orang yang tepat karena dataran Rumania hanya bisa dipahami orang aslinya
Radu Cel Frumos (Radu The Handsome), adik dari Vlad III Dracul
Berbeda dengan kakaknya Vlad III Dracula, adiknya Radu Cel Frumos (The Handsome) ini memeluk Islam dan menjadi Muslim serta pemimpin pasukan khusus Yeniseri. Radu memimpin 90.000 menerobos hutan dan tanah berbukit Rumania untuk menyerang kakaknya Dracula yang bertahan di benteng ‘Poenari’ miliknya
Catatea Poenari, Benteng Vlad III Dracula
Pertempuran ini sangat tidak mudah, mengingat Cetatea Poenari (Benteng Poenari), sangat terjal tanahnya dan sulit ditembus. Akhirnya serangan Radu pada 1462 puncaknya di Benteng Poenari terjadi malam hari yang dikenal “Atacul de Noapte” – “The Night Attack”
Radu Cel Frumos menggantikan Dracula jadi pemimpin Wallachia setelah mengalahkannya. Dracula yang kalah dalam peperangan menyelamatkan diri dan lari meminta perlindungan pada John Hunyad Raja Hungaria. Dracula menghabiskan sisa hidupnya dibawah kekuasaan pembunuh ayahnya, John Hunyad yang juga rival Sultan Mehmed lainnya, sebelum akhirnya Dracula meninggal pada 1478 ditebas pedang pasukan Utsmani juga.
Namun warisan Dracula tetap kekal bagi dunia, kekejaman tiada banding yang dia contohkan, dan kebiadaban tanpa batas. Sampai saat ini Rumania mengakuinya sebagai pahlawan negara dalam perang salib, dan patung-patungnya bertebaran di Rumania. Bagi kaum Muslim, Dracula adalah simbol kekejaman musuh kemanusiaan, penusuk manusia, dan penghisap darah. Namun saat ini konsep Dracula, Vampir, dibuat dan dibungkus dengan bagus hingga memikat ummat Muslim dan melupakan wajah aslinya
Hollywood memang pintar berpropaganda dengan memelintir sejarah, dan menjadikan Kesultanan Turki yang Muslim seolah beringas, barbar kejam dan tak berprikemanusiaan. Padahal dalam kenyataan justru sebaliknya, pasukan Muslim adalah pasukan yang penuh kebaikan, kekesatriaan dan mempertunjukkan nilai-nila dasar seperti keberanian, kejujuran, kasih-sayang dan pengampun.
Karena itulah, saya dan Sayf Muhammad Isa, membesut kisah sebetulnya dari para pejuang Islam dari Turki Utsmani ini, yang bangga menyebut dirinya pejuang Allah, Ghazi. Dimana Dracula juga menjadi bagian penting daripada penceritaan ini. Dan secara sejarah, isi novel ini juga mampu dipertanggungjawabkan, karenanya kami menyebutnya Novel Sejarah, menghibur secara benar, menanamkan karakter mulia pada anak tanpa menipu.
Bagi yang tidak puas dengan film “Dracula: Untold” silakan cek karya yang kami besut dalam Trilogi “The Chronicles of Ghazi”yang diterbitkan oleh AlFatihPress, kisah Kesultanan Turki Utsmani termasuk Dracula yang sebenarnya berdasar sejarah. Akan ada 3 buku yang akan ditulis tentang kisah para Ghazi ini, dan baru dua buku yang sudah diap dinikmati di pasaran. Buku pertama bertema “The Rise of The Ottomans” dan buku kedua bertema “The Clash of Cross and Crescent”, buku ketiga nanti bertema “The Conquest”.
Kami mengisahkan Sultan Mehmed yang sudah dinubuwwahkan oleh Rasulullah sebagai “pemimpin terbaik” yang menaklukkan Konstantinopel. Kami mengisahkannya sehingga karakter ksatria dapat mendarah daging pada kaum Muslim. These are the real untold.
@felixsiauw
Penulis
Share:

Total Pageviews