Syaikh Ali Mustafa Thanthawi -rahimahullah-mengatakan:
Tak seorangpun di dunia ini melainkan pernah bertemu dengan orang yang kondisinya lebih baik atau lebih buruk dirinya.
Bila engkau miskin, pasti ada yang jauh lebih miskin darimu.
Bila engkau sakit, pasti ada yang sakitnya jauh lebih parah darimu.
Lalu mengapa engkau lebih sering mengarahkan kepala ke atas untuk memandang orang-orang yang kondisinya lebih baik darimu, ketimbang mengarahkannya ke bawah, agar engkau melihat orang yang kondisinya jauh lebih sulit darimu..?
Bila engkau tau bahwa ada orang yang bisa meraih harta dan kedudukan yang belum bisa kau raih. Padahal bila ditinjau dari aspek kecerdasan, pengetahuan serta kepribadian, levelnya jauh berada dibawahmu. Mengapa engkau tidak mengingat bahwa ternyata ada orang yang levelnya berada di diatasmu atau semisal denganmu dalam hal kecerdasan dan pengetahuan namun dia tidak pernah bisa meraih sebagian dari apa yang sudah engkau raih...?
Falsafah rizki itu sangat sulit untuk dimengerti. Tengoklah kehidupan manusia. Diantara mereka ada para penyelam yang Allah jadikan roti (kehidupannya) berserta segenap keluarga tersimpan jauh di dasar lautan. Mereka takkan bisa meraihnya hingga mereka mau menyelam ke dasar lautan yang dalam.
Ada juga para pilot yang Allah jadikan roti (kehidupannya) berada di atas awan, sehingga mereka tidak mungkin mendapatkannya hingga mereka mau terbang tinggi ke angkasa.
Ada juga yang roti (kehidupannya) tersembunyi di dalam bebatuan yang sangat keras, dimana mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan memecah batu-batu itu.
Ada pula orang-orang yang rezeki mereka berada di bawah gorong-gorong air yang kotor, atau di tempat-tempat penambangan yang dalam, dimana wajah mentari dan cahaya siang tak dapat dilihat.
Ada orang yang mendapatkan bagian rezekinya dengan tangan, kaki, lisan dan otaknya. Ada juga yang tidak bisa meraihnya kecuali den mempertaruhkan nyawa dan menghadapkan diri kepada kematian, seperti halnya para pemain sirkus yang selalu saja diburu kematian. Kalau ia tidak mendapati rizkinya dengan cara jatuh bertumpuh di atas kepala, ia mendapatinya ketika berada di antara taring-taring singa atau di bawah kaki-kaki gajah.
Maka bersyukurlah kepada Allah, karena Dia telah menjadikan rezekimu berada di atas meja kerjamu. Kau bisa mendapatkannya sambil duduk di atas kursi. Bersyukurlah karena Dia tidak menjadikan rezekimu berada di puncak-puncak gunung yang tinggi, atau di dasar lautan yang dalam, juga tidak harus berhadapan dengan singa maupun macan.
Beliau juga mengatakan:
Dengan gaji yang sedikit engkau bisa menjadi orang yang paling bahagia, asalkan engkau cerdas mengelola keuanganmu dan ridho terhadap pembagian Robb-mu.
(Syekh Ali Musthafa Thanthawi dalam risalah Ma’a An-Naas hal: 78-79)
via : Ustadz Aan Chandra Thalib
0 komentar:
Post a Comment