MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Friday, 28 December 2012

#KISAH WAFATNYA PENCINTA AL QUR'AN DAN PENCINTA MUSIK#



#KISAH WAFATNYA PENCINTA AL
QUR'AN DAN PENCINTA MUSIK#

Simak kisah berikut, dan ambillah
pelajaran dari nya.
Salah seorang pekerja pemantau
lalu lintas bercerita :
“Tiba – tiba kami mendengar suara
tabrakan yang kuat, ternyata
sebuah mobil yang menabrak
mobil yang lain nya. Ini merupakan
sebuah kecelakaan yang sulit
untuk digambarkan, karena ada
dua orang dalam keadaan sangat
parah. Kemudian kami
mengeluarkan dan membaringkan
mereka ditepi jalan. Lalu kami
berusaha mengeluarkan pemilik
mobil yang satunya, tetapi kami
menemukan nya telah meninggal
dunia.
Kemudian kami kembali kepada
kedua orang tadi, dan ternyata
kami menemukan mereka dalam
keadaan sekarat, maka dengan
segera teman ku men-talqin-kan
kepadanya kalimat Syahadat.
Tetapi lidah kedua orang tersebut
justru malah melantunkan
nyanyian. Keadaan ini semakin
membuat ku merinding, tetapi
temanku berlaku sebaliknya, ia
terus men-talqin-kan kalimat
syahadat kepada mereka berdua
karena ia mengetahui bagaimana
seharusnya bersikap terhadap
keadaan yang demikian. Namun
demikian, usaha teman ku itu sia-
sia, mereka berdua terus
melantunkan nyanyian-nyanyi an,
dan semakin lama suara lantunan
mereka semakin melemah.
Kemudian orang yang pertama
diam lalu di ikuti dengan orang
yang kedua hingga akhirnya
mereka pun menghembuskan
nafas nya yang terakhir.
Lantas ia (taman ku) berkata : “Aku
belum pernah menyaksikan
kejadian yang seperti ini dalam
hidupku.”
“Kemudian kami membawa
mereka berdua dengan mobil.
Teman ku berkata :
“Sesungguhnya manusia itu
mengakhiri hidupnya dengan
kebaikan atau keburukan
tergantung dengan keadaan lahir
dan batin nya.”
Maka aku pun takut dengan
kematian, aku banyak mengambil
pelajaran dari kejadian tersebut
dan melakukan shalat pada hari itu
dengan khusyu’.
Berselang beberapa waktu, terjadi
lagi sebuah kecelakaan yang
sangat mengherankan pula yang
menimpa seseorang yang
mengendarai mobil dengan
kecepatan yang biasa.
Pada waktu itu, mobilnya sedang
dalam keadaan rusak karena
terperosok pada sebuah
terowongan yang menuju kearah
kota. Ia pun turun dari mobilnya
untuk memperbaiki kerusakan
pada salah satu ban, kemudian
secara tiba-tiba datang sebuah
mobil yang melaju dengan
kencang, dan menabraknya dari
belakang lalu ia terjatuh dengan
luka yang cukup parah. Kemudian
kami membawanya dengan mobil
lalu menghubungi rumah sakit.
Ia adalah seorang pemuda yang
masih berusia beliau. Seorang
yang berpegang teguh dengan
agamanya yang dapat terlihat jelas
dari penampilan nya dan ketika
kami membawanya kami
mendengar bergumam, tetapi
kami tidak bisa mengerti apa yang
sedang ia katakan. Namun ketika
kami meletakkan nya didalam
mobil dan berjalan (menuju rumah
sakit), maka barulah kami dapat
mendengar nya dengan jelas.
Ternyata ia sedang melantunkan
Al-Qur’an dengan suara lemah.
Subhanallah.
Dia terlihat melakukan hal tersebut
ketika dalam keadaan kritis. Ia
terus melantunkan al-Quran
dengan suara yang indah dan tiba-
tiba ia terdiam. Kemudian aku
menoleh ke belakang dan ternyata
dia sedang mengangkat jari
telunjuknya sambil bersyahadat
kemudian kepalanya tertunduk.
Aku pun meloncat ke belakang,
aku sentuh tangan nya, dadanya,
nafasnya, tidak ada reaksi apa-apa,
ternyata ia telah meninggal dunia.
Aku pun menatapnya dan
meneteskan air mataku. Lalu aku
memberitahukan teman ku bahwa
ia telah meninggal dunia, maka
teman ku pun menangis. Aku pun
masih menangis terisak dan
suasana didalam mobil menjadi
sangat mengharukan sekali,
hingga kami tiba dirumah sakit.
Kemudian kami memberitahukan
kejadian nya kepada setiap orang
yang kami temui. Banyak diantara
mereka yang terharu dan ikut
meneteskan air mata. Diantara
mereka, ada yang setelah
mendengar kisah pemuda
tersebut, lalu pergi
menghampirinya lalu mencium
kening pemuda tersebut. Semua
nya bersikeras untuk tetap duduk
disana untuk menshalatkan nya.
Salah seorang petugas
menghubungi rumah pemuda ini
dan pada saat itu, orang yang
menerima telepon adalah saudara
kandungnya.
Kemudian ia berkata tentang
saudara nya itu : “Dia pergi setiap
hari Senin untuk mengunjungi
neneknya yang tinggal sendirian
didesa dan dia selalu mencari para
janda, anak-anak yatim, dan orang-
orang miskin (untuk bersedekah).
Orang-orang didesa tersebut
sangat mengenalnya dan ia juga
selalu membaca buku-buku dan
kaset-kaset, sedangkan mobilnya
penuh dengan beras dan gula
untuk dibagikan kepada orang-
orang yang membutuhkan hingga
permen untuk anak-anak pun
tidak dia lupakan.
Dia selalu menjawab jika ditanya
tentang jauhnya jarak perjalanan
yang dia tempuh “Sesungguhnya
aku selalu mengambil manfaat dari
jauhnya perjalanan dengan
menghafal al-Quran dan
mengulangnya, dan juga dengan
kaset-kaset yang bermanfaat,
sesungguhnya aku selalu
memohon ganjaran pahala atas
setiap langkah yang aku ayunkan.”
Salah seorang yang hadir disana
berkata : “Dulu aku sering merasa
bahwa diriku selalu terombang
ambing tanpa arah di dalam
kehidupan ini. Aku selalu
dihempaskan oleh kebingungan
dari segala arah karena waktu ku
banyak yang kosong dan
pengetahuan ku yang sedikit dan
aku pada waktu itu sangat jauh
sekali dari Allah.
Ketika kami menshalatkan pemuda
tersebut, lalu kami menghadiri
penguburan nya dan setelah
pemuda itu memulai menjalani
hari pertamanya diakhirat, maka
aku seolah-olah mulai menjalani
hari pertamaku didunia ini. Aku
benar-benar telah bertaubat
kepada Allah Yang Maha Esa.”
[Hikayat Min Suu' Al-Khatimah hal
37-38. Lihat, Agar Anak Mudah
Menghafal al-Quran hal 181-184.
Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus
Sunnah]
Alangkah indahnya akhir
kehidupan para ahli Qur’an, para
penghafal al-Quran.
Dan alangkah buruknya akhir
kehidupan para ahli nyanyian.
Semoga Allah memasukkan kita
kedalam golonguatan ahli al-Quran.
Aamiin
Share:

0 komentar:

Total Pageviews