MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Sunday, 2 August 2015

MENINGGIKAN RASA SYUKUR


Manusia, di alam fana ini perlu meninggikan rasa syukur ke hadirat Allah Suhanahu wa ta’ala (Swt), karena rahmat-Nya tiada mampu kita hitung. Sayangnya, di antara manusia banyak yang kufur nikmat atas rahmat-Nya. Terhadap mereka yang kufur nikmat lagi enggan bersyukur, Allah memberikan ancaman dengan siksa yang amat pedih.
MUQADDIMAH
Terdapat di dalam sebuah ayat Alqur-an yang mengingatkan manusia agar selalu mensyukuri nikmat dan rahmat yang telah Allah berikan dalam hidup dan kehidupan ini. Sebagai pencipta, Allah juga telah membekali semua makhluq ciptaan-Nya, termasuk manusia, dengan rahmat-Nya. Dengan bekal dari-Nya, makhluq melata di bumi ini pun dapat melanjutkan hidup dalam dinamika kehidupan alam fana dan seterusnya.

Tanpa pembekalan berupa rahmat dari-Nya, sangat mungkin, kehidupan di alam fana ini tidak seperti yang dapat kita saksikan dan rasakan sekarang. Bahkan sangat dimungkinkan, tiada lagi kehidupan makhluq melata di muka bumi bila tanpa bekal berupa rahmat dari Allah Yang Mahapencipta.
Oleh karenanya, meninggikan rasa syukur ke hadirat-Nya menjadi terasa amat penting. Sedangkan kufur atau ingkar terhadap rahmat-Nya hanya akan membawa kerugian belaka, karena Allah menjanjikan adzab yang pedih bagi orang-orang laknat yang enggan bersyukur.
PERINGATAN AGAR BERSYUKUR
Sebuah ayat yang mengingatkan agar manusia selalu bersyukur atas nikmat kerahmatan dari Alkhaliq, antara lain sebagai berikut;

“…Apabila kamu bersyukur maka akan Aku (Allah) tambah nikmat-Ku, jika kamu kufur (ingkar atas nikmat Allah) maka ketahuilah adzab-Ku sangat pedih….” (QS. Ibrahim; 7 ).
Peringatan melalui ayat di atas, merupakan rujukan ideal karena Allah jua yang menurunkan ayat tersebut ke dalam Alqur-an untuk peringatan. Oleh karena itu, untuk terfokusnya pembahasan, kata bersyukur perlu menjadi key word (kata kunci). Ada argumentasi yang kuat pada kata bersyukur guna ditemukannya pengaplikasian searah dengan kehendak Alkhaliq.
Sementara permasalahan kufur nikmat dari curahan rahmat -Nya, merupakan persoalan tersendiri. Allah Yang Mahapencipta tidak suka bila rahmat-Nya diingkari. Oleh karenanya, Allah melaknat mereka yang kufur nikmat dengan ancaman siksa yang pedih.
JAUHI KUFUR NIKMAT
Allah Mahapencipta, sekaligus Mahapenguasa di seluruh alam raya. Seluruh alam beserta isinya, tiada yang luput dari rahmat-Nya. Sedangkan manusia, hanyalah sebagian kecil dari makhluq ciptaan-Nya. Manusia tak akan pernah ada tanpa proses penciptaan dari-Nya, dan tidak ada dinamisasinya tanpa rahmat-Nya.

Kehidupan manusia di permukaan bumi, pun tidak luput dari peran-Nya. Udara, air, api, hamparan tetumbuhan, hewan, serta beragam kebutuhan kehidupan bagi manusia telah disediakan-Nya. Agar manusia tiada tersesat menjalani kehidupan di alam fana, Allah berikan juga tuntunan; Mulai dari diturunkan para nabi dan rasul-Nya (terakhir, Muhammad Saw) hingga kepada tuntunan berupa kitab suci (terakhir, Alqur-an).
Semua yang Allah sediakan dan berikan tersebut, tidaklah terpisahkan dari rahmat-Nya. Oleh karena itu, suatu hal amat wajar, manakala Alkhaliq mengingatkan agar manusia bersyukur ke hadirat-Nya dan memberikan ancaman berupa siksa yang pedih bagi mereka yang ingkar atas nikmat rahmat-Nya.
Mengaji hal terkait betapa besar serta banyaknya rahmat yang telah Allah sediakan dan berikan kepada kita semua, tiada jalan lain yang mesti dihadapi manusia pada akhir zaman kelak, yakni berhadapan dengan Alkhaliq, Allah Yang Mahakuasa. Bagi orang-orang yang senantiasa meninggikan rasa syukurnya ke hadirat Allah, punya harapan akan mendapatkan tambahan nikmat. Akan tetapi, bagi mereka yang ingkar lagi kufur nikmat (tidak bersyukur) kepada-Nya, niscaya Allah tepati janji berupa siksa yang amat pedih.
Pada kehidupan alam fana, memang memungkinkan orang yang kufur nikmat lolos dari jeratan siksa hingga ia wafat. Akan tetapi, dalam kehidupan sesudah mati, tidak seorang pun yang akan lolos dari janji Allah, karena Allah menjadi satu-satunya penguasa bahkan selaku penentu.
Oleh karena itu, alangkah bijaknya manusia yang berupaya menjauhi kufur nikmat. Satu-satunya cara untuk menjauhi kufur nikmat adalah dengan mengupayakan semaksimal mungkin agar menjadi orang yang senantiasa berusaha meninggikan rasa syukur ke hadirat Alkhaliq.
MEMETIK HIKMAH BERSYUKUR
Rasa syukur hanya dapat dilakukan oleh pribadi-pribadi yang memiliki kemampuan merasakan betapa besar dan banyaknya rahmat yang Allah curahkan dalam kehidupan ini. Itu pun tak dapat lepas bahwa pribadi tersebut telah mendasari jiwa dan raganya dengan iman kepada Allah, sesuai persyaratan keimanan yang digariskan-Nya.

Selanjutnya, pribadi tersebut juga selalu membuktikan rasa syukurnya melalui aktivitas yang bernilai ibadah kepada-Nya. Tanpa adanya aktivitas yang bernilai ibadah, rasa syukur seseorang sulit diukur, karena aktivitas yang bernilai ibadah merupakan argumentasi baku; Ketetapannya oleh Allah melalui keteladanan yang diperankan rasul-Nya.
Melalui ibadah, rasa syukur seseorang akan terukur. Itu artinya, tata cara pengejawantahan rasa syukur memiliki cerminan logis, masuk akal, serta tidak mengada-ada. Dan, dalam upaya pembuktian rasa syukur bukanlah dengan cara akal-akalan; Misalnya, mengaku bersyukur ke hadirat Allah namun tidak menggunakan tata cara yang telah ditentukan dalam tuntunan-Nya. Rasa syukur seperti ini, boleh jadi batal adanya.
Sedangkan tuntunan Allah untuk hamba-Nya, termasuk tatkala mensyukuri nikmat-Nya, mestilah bermuatan ibadah. Berarti pula, ada tata cara bersyukur atas segala nikmat dan rahmat-Nya dengan berpedoman kepada tuntunan-Nya. Dan, tatkala seseorang merasa bersyukur ke hadirat-Nya segera dapat diukur, karena aktivitas atau pengejawantahan bersyukurnya tidak terpisahkan dari nilai-nilai ibadah.
Dengan demikian, ukuran bersyukur atas segala nikmat dan rahmat Allah berada pada jalur ibadah. Apabila demikian halnya, upaya seseorang untuk meninggikan rasa syukur ke hadirat-Nya memiliki ukuran pada skala kebenaran menurut Alqur-an, sebagai kitab yang menjadi tuntunan bagi mukmin mina al duniya ila al akhirat.
Ciri khas seseorang sebagai makhluq, mestilah serba terukur. Mulai dari keberadaan fisik, jiwa, pikiran, hingga perilaku serta beragam kemampuannya berbuat, memiliki ukuran-ukuran. Ukuran fisik berada pada bobot, tinggi, batas usia, jiwa pada kekuasaan-Nya, pikiran pada kecerdasan serta ilmu dan pengetahuan yang terbatas juga, perilaku terukur pada benar atau salah di hadapan Allah, dan kemampuan-kemampuan lain punya ketergantungan (terukur) pada faktor sehat, gerak, penalaran, hingga pengamalan yang berkandungan ibadah.
Kemampuan pada diri seseorang, boleh jadi, dapat menjangkau berbagai aspek dalam upaya penyelesaian masalah terkait hidup dan kehidupan alam fana. Akan tetapi, hal yang sangat perlu diyakini, kemampuan bersyukur ke hadirat-Nya memiliki hikmah yang amat besar, karena Allah yang akan memberikan ukurannya.
Bagi orang yang pandai bersyukur, Allah janjikan tambahan nikmat kehidupan dalam ukuran-Nya. Maka, selaku makhluq-Nya, kita dianjurkan untuk selalu meninggikan rasa syukur kepada-Nya. Semoga kita mau dan berkemampuan meninggikan rasa syukur sesuai tuntunan dari-Nya….
Share:

Abu Lahab Musuh Allah dan Rasulullah saw


Rasulullah menceritakan bahwa Allah Ta’ala meringankan adzab terhadap Abu Lahab di neraka pada setiap hari Senin, dikarenakan kegembiraannya atas kelahiran Nabi Muhammad sehingga ia membebaskan budaknya yang bernama Ummu Aiman yang membawa kabar gembira tersebut kepadanya. Hadist ini disebutkan di dalam Shahih Al-Bukhori.
Padahal Abu Lahab adalah seorang yang kafir yang disebutkan akan kebinasaannya di dalam Al-Quran, sehingga turun surat khusus untuk menceritakan tentang kebinasaannya. Akan tetapi Allah tidak melupakan kegembiraannya dengan kelahiran Nabi Muhammad hingga meringankan adzab baginya setiap hari Senin, hari kelahiran Rasulullah.
Maka bagaimana halnya dengan seorang hamba yang mukmin, yang seumur hidupnya bergembira dengan kelahiran Rasulullah dan meninggal dalam keadaan Islam? Pastilah derajat yang besar bagi mereka. Sebagaimana Allah berfirman,
“Katakanlah (hai Muhammad) bahwa dengan karunia dan rahmat Allah, maka bergembiralah dengan hal itu, itu (kegembiraan kalian) lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Kegembiraan dengan rahmat dan karunia Allah dituntut oleh Al-Quran, dan kegembiraan tersebut lebih mahal dan lebih berharga dari apa yang dikejar-kejar dan dikumpulkan manusia, baik itu harta ataupun kedudukan.
Share:

Renungan Kehidupan


Wahai saudaraku, semoga hidayah Allah subhanahu wa ta’ala selalu mengiringi kita, tak bisa dimungkiri bahwa kehidupan dunia ini dikitari dengan keindahan dan kenikmatan. Semuanya dijadikan indah pada pandangan manusia. Itulah kesenangan hidup di dunia. Namun di sisi Allah-lah sesungguhnya tempat kembali yang baik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada segala apa yang diingini (syahwat), yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (al-Jannah).” (Ali Imran: 14)
Betapa pun menyenangkannya kehidupan dunia itu, sungguh ia adalah kehidupan yang fana. Semuanya bersifat sementara. Tiada makhluk yang hidup padanya melainkan akan meninggalkannya. Tiada pula harta yang ditimbun melainkan akan berpisah dengan pemiliknya. Keindahan dunia yang mempesona dan kenikmatannya yang menyenangkan itu pasti sirna di kala Allah subhanahu wa ta’ala menghendakinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah di antara kalian serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur, dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya, dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (al-Hadid: 20)
Sudah sepatutnya bagi setiap pribadi muslim untuk memahami hakikat kehidupan dunia, agar tidak salah jalan dalam menempuhnya. Terlebih ia bukan akhir dari perjalanan seorang hamba dalam menuju Rabb-nya. Masih ada dua fase kehidupan berikutnya; kehidupan di alam kubur (barzakh) dan kehidupan di alam akhirat.
Di alam kubur (barzakh), masing-masing akan menghuninya seorang diri tanpa ditemani oleh kawan atau orang yang dicinta. Sedangkan segudang harta yang telah lama ditimbunnya di dunia tak lagi setia di sampingnya. Dengan hanya mengenakan kain kafan yang melilit di tubuh, berbaring di liang lahat yang sempit dan tak beralaskan sesuatu pun, masing-masing akan mendapatkan azab kubur atau nikmat kubur sesuai dengan perhitungannya di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Adapun di alam akhirat, masing-masing akan menghadap Allah subhanahu wa ta’ala seorang diri pula guna mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang dikerjakannya selama hidup di dunia, kemudian akan diberi balasan yang setimpal oleh Allah subhanahu wa ta’ala atas segala yang diperbuatnya itu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja (berbuat) dengan penuh kesungguhan menuju Rabb-mu, maka pasti kamu akan menemui-Nya (untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang dilakukan).” (al-Insyiqaq: 6)
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (unsur yang amat kecil) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejelekan seberat dzarrah (unsur yang amat kecil) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya.” (az-Zalzalah: 7-8)
Mewaspadai Gaya Hidup Bebas
Wahai saudaraku, semoga kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala selalu bersama kita, tak bisa dipungkiri bahwa gaya hidup bebas, lepas sama sekali dari kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan berbagai aturan (termasuk syari’at) yang ada merupakan fenomena yang terjadi pada sebagian manusia. Padahal bila dirunut hakikat dan ihwalnya, tak sepantasnya bagi mereka memilih kehidupan yang bersifat bebas tersebut.
Betapa tidak, dengan segala hikmah dan keadilan-Nya Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia sebagai makhluk yang dilingkupi segala kelemahan dan keterbatasan. Mengawali kehidupannya dalam keadaan lemah, kemudian sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Allah, Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kalian) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kalian) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Ar-Rum: 54)
Sungguh tanpa nikmat, karunia, pertolongan dan kekuatan dari Allah subhanahu wa ta’ala, tak mungkin manusia bisa menjalani pahit getirnya kehidupan ini dengan selamat. Karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan mereka dengan firman-Nya:
“Hai sekalian manusia, kalianlah yang amat butuh kepada Allah, dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Fathir: 15)
Demikianlah manusia dengan segala kelemahan dan keterbatasannya. Semua pada hakikatnya dalam perjalanan menuju Rabb-nya. Sedangkan kemampuannya untuk beramal sangat terbatas pada umur yang Allah subhanahu wa ta’ala tentukan. Saat kematian tiba, tak seorang pun dapat menghindar atau menangguhkannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (al-Munafiqun: 11)
Wahai saudaraku, semoga nikmat husnul khatimah mengiringi akhir kehidupan kita, ketahuilah bahwa gaya hidup bebas, lepas sama sekali dari kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan berbagai aturan termasuk syari’at agama merupakan perbuatan tercela yang dimurkai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Gaya hidup bebas sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia, terkhusus kaum muslimin. Dengannya, berbagai tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan akan hancur. Masing-masing akan berbuat sesuai dengan kehendak hawa nafsunya. Yang penting senang, yang penting puas… Ada yang berbuat zina, minum minuman keras (miras), narkoba, berjudi dengan segala modelnya, pornoaksi, pornografi, dan berbagai kemaksiatan lainnya. Sementara pembunuhan, perampokan, penjambretan, pencurian, korupsi, penipuan, dan berbagai tindakan kriminalitas lainnya pun menjamur di mana-mana.
Demikian pula dalam kehidupan baragama, gaya hidup bebas dapat merusak akidah dan ibadah kaum muslimin. Di antara mereka ada yang berbuat kesyirikan dan ada pula yang melakukan berbagai amalan tanpa bimbingan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Tidakkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (al-Furqan: 43-44)
Bisa dibayangkan, betapa hancurnya sebuah masyarakat manakala kehidupannya disamakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan kehidupan binatang ternak bahkan lebih parah darinya. Oleh karena itu, dari sisi manakah alasan manusia untuk memilih gaya hidup bebas? Pantaskah perilaku buruk itu ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Pencipta alam semesta ini?! Betapa naifnya manusia (siapapun dia) bila memilih gaya hidup bebas, dengan menuhankan hawa nafsu, melepaskan diri dari ikatan syari’at Islam yang mulia dan mencampakkan fitrah yang suci.
Indahnya Meniti Kehidupan di Atas Agama Islam
Betapa indahnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syari’atnya memerhatikan hubungan antara hamba dengan Allah subhanahu wa ta’ala sang Pencipta, memosisikan-Nya sebagai tumpuan dalam hidup ini, berserah diri kepada-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya, memurnikan ibadah hanya untuk-Nya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Demikian pula memerhatikan hubungan antara hamba dengan sesamanya, dengan cara menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang lemah, membantu orang yang tertimpa musibah, menyambung tali silaturahmi, menjaga hubungan baik dengan tetangga, memuliakan tamu, jujur dalam berbuat dan berkata, dan lain sebagainya. Syari’at yang bersifat adil dan tepat, tidak berlebihan dan juga tidak bermudahan dalam segala aspeknya.
Atas dasar itu, setiap pribadi muslim berkewajiban untuk meniti kehidupan ini dengan agama Islam dan syari’atnya yang sempurna selama hayat masih dikandung badan. Mengedepankan syariat Islam atas segala dorongan hawa nafsu, adat istiadat/budaya negerinya dan selainnya. Senantiasa menaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tak menentangnya sedikit pun. Dengan itu, akan terbimbing untuk masuk ke dalam al-Jannah (surga) dan diselamatkan dari azab yang pedih. Itulah jalan keselamatan yang hakiki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Semua umatku akan masuk ke dalam al-Jannah (surga) kecuali yang enggan. Para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?’ Rasulullah menjawab: ‘Barang siapa yang menaatiku pasti masuk ke dalam al-Jannah (surga), dan barang siapa menentangku maka dialah orang yang enggan’.” (HR. al-Bukhari no. 7280 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Wahai saudaraku, semoga lindungan Allah subhanahu wa ta’ala selalu bersama kita, demikianlah sekelumit tentang renungan kehidupan dunia yang sedang kita jalani. Mudah-mudahan menjadi pelita dalam kegelapan dan embun penyejuk bagi para pencari kebenaran. Amiin..
Wallahu a’lam bish shawab..
Penulis: Ustadz Ruwaifi’ Lc, hafizhahullah
Renungan Kehidupan
Wahai saudaraku, semoga hidayah Allah subhanahu wa ta’ala selalu mengiringi kita, tak bisa dimungkiri bahwa kehidupan dunia ini dikitari dengan keindahan dan kenikmatan. Semuanya dijadikan indah pada pandangan manusia. Itulah kesenangan hidup di dunia. Namun di sisi Allah-lah sesungguhnya tempat kembali yang baik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada segala apa yang diingini (syahwat), yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (al-Jannah).” (Ali Imran: 14)
Betapa pun menyenangkannya kehidupan dunia itu, sungguh ia adalah kehidupan yang fana. Semuanya bersifat sementara. Tiada makhluk yang hidup padanya melainkan akan meninggalkannya. Tiada pula harta yang ditimbun melainkan akan berpisah dengan pemiliknya. Keindahan dunia yang mempesona dan kenikmatannya yang menyenangkan itu pasti sirna di kala Allah subhanahu wa ta’ala menghendakinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah di antara kalian serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur, dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya, dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (al-Hadid: 20)
Sudah sepatutnya bagi setiap pribadi muslim untuk memahami hakikat kehidupan dunia, agar tidak salah jalan dalam menempuhnya. Terlebih ia bukan akhir dari perjalanan seorang hamba dalam menuju Rabb-nya. Masih ada dua fase kehidupan berikutnya; kehidupan di alam kubur (barzakh) dan kehidupan di alam akhirat.
Di alam kubur (barzakh), masing-masing akan menghuninya seorang diri tanpa ditemani oleh kawan atau orang yang dicinta. Sedangkan segudang harta yang telah lama ditimbunnya di dunia tak lagi setia di sampingnya. Dengan hanya mengenakan kain kafan yang melilit di tubuh, berbaring di liang lahat yang sempit dan tak beralaskan sesuatu pun, masing-masing akan mendapatkan azab kubur atau nikmat kubur sesuai dengan perhitungannya di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Adapun di alam akhirat, masing-masing akan menghadap Allah subhanahu wa ta’ala seorang diri pula guna mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang dikerjakannya selama hidup di dunia, kemudian akan diberi balasan yang setimpal oleh Allah subhanahu wa ta’ala atas segala yang diperbuatnya itu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja (berbuat) dengan penuh kesungguhan menuju Rabb-mu, maka pasti kamu akan menemui-Nya (untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang dilakukan).” (al-Insyiqaq: 6)
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (unsur yang amat kecil) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejelekan seberat dzarrah (unsur yang amat kecil) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya.” (az-Zalzalah: 7-8)
Mewaspadai Gaya Hidup Bebas
Wahai saudaraku, semoga kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala selalu bersama kita, tak bisa dipungkiri bahwa gaya hidup bebas, lepas sama sekali dari kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan berbagai aturan (termasuk syari’at) yang ada merupakan fenomena yang terjadi pada sebagian manusia. Padahal bila dirunut hakikat dan ihwalnya, tak sepantasnya bagi mereka memilih kehidupan yang bersifat bebas tersebut.
Betapa tidak, dengan segala hikmah dan keadilan-Nya Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia sebagai makhluk yang dilingkupi segala kelemahan dan keterbatasan. Mengawali kehidupannya dalam keadaan lemah, kemudian sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Allah, Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kalian) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kalian) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Ar-Rum: 54)
Sungguh tanpa nikmat, karunia, pertolongan dan kekuatan dari Allah subhanahu wa ta’ala, tak mungkin manusia bisa menjalani pahit getirnya kehidupan ini dengan selamat. Karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan mereka dengan firman-Nya:
“Hai sekalian manusia, kalianlah yang amat butuh kepada Allah, dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Fathir: 15)
Demikianlah manusia dengan segala kelemahan dan keterbatasannya. Semua pada hakikatnya dalam perjalanan menuju Rabb-nya. Sedangkan kemampuannya untuk beramal sangat terbatas pada umur yang Allah subhanahu wa ta’ala tentukan. Saat kematian tiba, tak seorang pun dapat menghindar atau menangguhkannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (al-Munafiqun: 11)
Wahai saudaraku, semoga nikmat husnul khatimah mengiringi akhir kehidupan kita, ketahuilah bahwa gaya hidup bebas, lepas sama sekali dari kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan berbagai aturan termasuk syari’at agama merupakan perbuatan tercela yang dimurkai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Gaya hidup bebas sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia, terkhusus kaum muslimin. Dengannya, berbagai tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan akan hancur. Masing-masing akan berbuat sesuai dengan kehendak hawa nafsunya. Yang penting senang, yang penting puas… Ada yang berbuat zina, minum minuman keras (miras), narkoba, berjudi dengan segala modelnya, pornoaksi, pornografi, dan berbagai kemaksiatan lainnya. Sementara pembunuhan, perampokan, penjambretan, pencurian, korupsi, penipuan, dan berbagai tindakan kriminalitas lainnya pun menjamur di mana-mana.
Demikian pula dalam kehidupan baragama, gaya hidup bebas dapat merusak akidah dan ibadah kaum muslimin. Di antara mereka ada yang berbuat kesyirikan dan ada pula yang melakukan berbagai amalan tanpa bimbingan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Tidakkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (al-Furqan: 43-44)
Bisa dibayangkan, betapa hancurnya sebuah masyarakat manakala kehidupannya disamakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan kehidupan binatang ternak bahkan lebih parah darinya. Oleh karena itu, dari sisi manakah alasan manusia untuk memilih gaya hidup bebas? Pantaskah perilaku buruk itu ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Pencipta alam semesta ini?! Betapa naifnya manusia (siapapun dia) bila memilih gaya hidup bebas, dengan menuhankan hawa nafsu, melepaskan diri dari ikatan syari’at Islam yang mulia dan mencampakkan fitrah yang suci.
Indahnya Meniti Kehidupan di Atas Agama Islam
Betapa indahnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syari’atnya memerhatikan hubungan antara hamba dengan Allah subhanahu wa ta’ala sang Pencipta, memosisikan-Nya sebagai tumpuan dalam hidup ini, berserah diri kepada-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya, memurnikan ibadah hanya untuk-Nya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Demikian pula memerhatikan hubungan antara hamba dengan sesamanya, dengan cara menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang lemah, membantu orang yang tertimpa musibah, menyambung tali silaturahmi, menjaga hubungan baik dengan tetangga, memuliakan tamu, jujur dalam berbuat dan berkata, dan lain sebagainya. Syari’at yang bersifat adil dan tepat, tidak berlebihan dan juga tidak bermudahan dalam segala aspeknya.
Atas dasar itu, setiap pribadi muslim berkewajiban untuk meniti kehidupan ini dengan agama Islam dan syari’atnya yang sempurna selama hayat masih dikandung badan. Mengedepankan syariat Islam atas segala dorongan hawa nafsu, adat istiadat/budaya negerinya dan selainnya. Senantiasa menaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tak menentangnya sedikit pun. Dengan itu, akan terbimbing untuk masuk ke dalam al-Jannah (surga) dan diselamatkan dari azab yang pedih. Itulah jalan keselamatan yang hakiki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Semua umatku akan masuk ke dalam al-Jannah (surga) kecuali yang enggan. Para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?’ Rasulullah menjawab: ‘Barang siapa yang menaatiku pasti masuk ke dalam al-Jannah (surga), dan barang siapa menentangku maka dialah orang yang enggan’.” (HR. al-Bukhari no. 7280 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Wahai saudaraku, semoga lindungan Allah subhanahu wa ta’ala selalu bersama kita, demikianlah sekelumit tentang renungan kehidupan dunia yang sedang kita jalani. Mudah-mudahan menjadi pelita dalam kegelapan dan embun penyejuk bagi para pencari kebenaran. Amiin..
Wallahu a’lam bish shawab..
Penulis: Ustadz Ruwaifi’ Lc, hafizhahullah
Share:

INDONESIA AKAN DIPECAH TUJUH BAGIAN, HABIB RIZIEQ : UMAT ISLAM HARUS WASPADA !


Selain menjadi negara dengan mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia, keistimewaan Indonesia adalah negara muslim yang paling luas wilayahnya. Dengan kondisi tersebut membuat musuh-musuh Islam tidak suka, karenanya mereka berusaha untuk memecah belah bangsa ini.
"Mantan Kepala Badan Koordinasi Intelejen Negara (Bakin) Z.A. Maulani sebelum wafat beliau kumpulkan para ulama dan habaib. Beliau ungkapkan bahwa Amerika dalam dokumennya menyebutkan Indonesia harus dipecah menjadi 5 sampai 7 bagian negara," kata Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dihadapan puluhan ribu jamaah di Cilebut Kabupaten Bogor, Sabtu malam (9/5/2015).
Kenapa Almarhum Z.A Maulani menyampaikan pesan tersebut kepada para ulama, karena kalau bukan ulama dan umat Islam siapa lagi yang jaga negara ini, ujar Habib Rizieq. Menurutnya, tentara harus bersatu dengan umat Islam untuk menjaga bumi pertiwi.
Ia mengingatkan lepasnya Timor Timur sebagai pengalaman. "Kita ditipu oleh AS dan Eropa, mereka menggunakan PBB untuk menekan referendum sampai Timor Timur lepas dari Indonesia. Seminggu setelah referendum, 120 negara kafir mendukung kemerdekaan Timor Timur," jelas Habib Rizieq.
"Coba bandingkan dengan Palestina, sudah puluhan tahun mereka menuntut kemerdekaan, tapi belum juga merdeka," tambahnya.
Menurut Imam Besar FPI, sudah cukup lepasnya Timor Timur jadi pelajaran. Ia pun khawatir saat ini seperti Papua mulai dikondisikan agar lepas juga. "Jika AS Eropa datang ke Papua mengacak-acak agar Papua juga lepas dari Indonesia. Maka saya akan ajak para pemuda, umat Islam dimanapun berada untuk angkat senjata berjihad kesana melawan Amerika dan sekutunya," tegas Habib Rizieq.
Ia meminta umat Islam jangan lengah, contohlah Uni Soviet, negara besar dengan kekuatan tentara yang luar biasa juga tetap bisa dipecah belah.
"Karena itu tentara tidak bisa sendiri, harus bersatu bersama umat Islam, maka kita akan kuat. Dan kalau para ulama bersatu, ormas Islam bersatu, pesantren bersatu, semua bersatu. Jangankan satu Amerika seribu Amerika tidak akan bisa menghancurkan negara ini," pungkas Habib Rizieq.
Share:

Keutamaan Shalat Shubuh


Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 657)
Ada beberapa faedah dari hadits di atas:
Pertama: Menunjukkan agungnya shalat fajar (shalat shubuh) di sisi Allah Ta’ala.
Kedua: Barangsiapa yang shalat Shubuh, maka ia mendapat jaminan dan rasa aman dari Allah. Jaminan ini adalah tambahan setelah seseorang berislam dengan mengakui “laa ilaha illallah”, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah.
Ketiga: Secara tekstual menunjukkan bahwa orang yang shalat shubuh secara berjamaah atau sendirian akan mendapatkan jaminan Allah tadi.
Tentang keutamaan shalat Shubuh lainnya, disebutkan dalam dua hadits berikut.
Dari Abu Musa, Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635).
Dari ‘Umaroh bin Ruaibah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634).
Share:

Bagi kita permasalahn hidup kadang terlampaui berat, Tapi jika Allah solusinya semua ayatnya akan terasa benar..


Mana sih hidup yang tak ada masalah? semua pasti mempunyai masalah dan saya yakin kita semua pasti merasa kalau masalah kita paling berat sedunia. Cobalah disaat kita merasa seperti itu kita berkumpul dengan kawan-kawan kita, atau ajaklah seorang saja, atau jalan-jalan saja keluar melihat-lihat sekitar, atau mudahnya sajalah lihat program tivi seperti "Jika Aku Menjadi" Apa yang terjadi setelah itu kita lakukan?
Sungguh kalau kita mau membuka hati dan fikiran,kita akan mendapati baaaaaaaaaannnyaaaaak sekali permasalahan yang lebih berat daripada permasalahan kita dan itu sedang di hadapi orang lain.
contoh : saat ini kita sedang berat dengan masalah uang sekolah,,namun saat kita sedang bersama kawan curhat ternyata kawan kita itu punya masalah lapar dan tidak dapat uang untuk sehari-harinya.. atau saat kita keluar kita melihat tukang becak yang duduk menunggu penumpang, atau kita melihat penjual yang tua renta menjual balon mainan anak2 ? tentunya masalah tukang becak, penjual tua renta dan kawan yang meencari sesuap nasi adalah lebih berat dari sekedar uang sekolah..
setelah melihat kenyataan itu,, ternyata benar kan kalau ALLAH TIDAK AKAN MEMBERI PERMASALAHAN DI LUAR KEMAMPUANNYA.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakanny...." (al-Baqarah: 286)
hanya pikiran kita yang kadang BERFIKIR ITU SEMUA BERAT sehingga yaa akhirnya menjadi berat. Padahal Allah saja percaya kita bisa menyeleseikanya, masak kita tidak percaya dengan kemampuan diri kita sendiri?
Semua menjadi berat karena diotak kita hany keberatan yang terasa, andai kita mau berkaca pada orang lain tetntu masih banyak orang yang masalahnya lebih berat dari kita. Namun mereka yang lebih berat dari kita bisa menyeleseikannya. Allah memberi masalah yang berbeda-beda pada umatnya karena Allah tau bahwa mereka semua bisa menyeleseikannya.
DAN KALAULAH KITA MENDAPATI MASALAH SEPERTI ITU :
Jadikan Sabar dan Salat sebagai penolongmu..

salaaat yang khusyuk setelahnya doa, pasrahkan seluruhnya.. saya jamin semua akan terasa plong.. dan otak kita akan fressh lagi.. setelahnya kita mencari solusinya. pasti kita akan berfikir dengan lebih jernih daripada sebelumnya.

"Innama'al usri yusro fa innama'al usri yusro... "
sesungguhnya dibalik kesusahan ada kemudahan..
"Ajaib atau unik urusan orang mukmin itu. Sebab, semua urusannya itu baik, dan itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan (kemudahan) lalu bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa kesulitan, namun bersabar, maka hal itu pun menjadi kebaikan baginya" (HR Muslim
Tuh kan Allah Maha BaiKl, Penyayang, dan Pemurah..
  1. Hidup ini sudah susah, lalu mengapa kita buat menjadi lebih susah lagi?
Share:

..Renungan Kematian...


Bismillah ..Pejamkanlah mata anda lima menit. Bayangkanlah detik-detik sakaratul maut yang suatu saat pasti menimpa anda. Bayangkanlah beratnya pencabutan nyawa dan penderitaannya. Bayangkanlah ketika nyawa anda benar-benar telah lepas dari tubuh anda. Dan itulah kematian. Bayangkanlah saat perpisahan anda selama-lamanya itu dengan istri,orang tua, anak-anak, orang-orang tercinta dan segenap sahabat anda. Jasad anda di tempat pemandian. Anda dimandikan dan dikafani. Selanjutnya anda dibawa ke masjid untuk disholatkan. Lalu anda dipanggul d atas pundak-pundak orang-orang untuk dikuburkan.

Bayangkanlah bahwa malam ini adalah malam pertama anda di kuburan!Bayangkanlah kedatangan malaikat Munkar dan Nakir yang akan menguji anda dengan beberapa pertanyaan. Bayangkanlah kengerian anda seandainya tiba-tiba lidah anda kelu tak mampu menjawab. Bayangkanlah amal perbuatan anda anda ayang akan dijelmakan menjadi manusia untuk menemani anda. Aakah ia seorang manusia yang rupawan atau manusia terjelek yang pernah anda lewat?Bayangkanlah kesendirian anda , kegelapan dosa dan maksiat anda. Bayangkanlah ratusan atau bahwan ribuan tahun penantian datangnya kiamat?
Bayangkanlah apakah kuburan anda itu menjadi bagian dari taman surga? Ataukah nenjadi bagian dari neraka?Bayangkanlah keinginan anda bias kembali ke dunia,meski sehari untuk menambah amal sholih. Bayangkanlah betapa butuhnya Anda terhadap tambahan pahala, tetapi anda tidak berdaya. Bayangkanlah betapa beratnya, betapa menderitanya.
Yakinlah Anda pasti mengalami semua itu, entah kapan. Yang jelas, kurang dari 100 tahun anda sudah meninggal dunia. Tapi bias jadi, besok atau minggu depan, bulan depan, atau tahun depan Anda sudah mati. Kematian selalu mengintai manusia di mana saja dia suka, tidak peduli siang atau malam,anak-anak, remaja atau sudah tua. Tidak peduli dalam keadaan sehat atau sakit, suka cita atau duka lara, aman atau perang, kaya atau miskin, raja/pemimpin atau rakyat jelata, pria atau wanita. Tidak peduli di rumah, di kantor, atau di perjalanan, didarat, di laut atau di udara. Ya tidak seorang pun dari kita yang memastikan dirinya aman dari kematian.
Lalu, apa bekal dan persiapan Anda untuk kematian yang sewaktu-waktu menyergap kita?pasti Anda keluhkan dosa-dosa yang menggunung dan kebaikan yang sedikit.Tapi, bersyukurlah Anda sekarang masih hidup, Anda belum mati.Jemputlah bekal kematian sekarang. Sebelum dating menyesalan yang menyesakkan dada, sesal yang tiada lagi berguna. yakinlanda pasti mengalami semua itu, entah kapan. yang jelas, kurang dari 100 tahun anda sudah pasti mati. kematian selalu mengintai manusia di mana saja ia berada. tidak peeduli siang atau malam,anak-anak, remaja, atau sudah tua. tidak perduli dalam keadaan sehat atau sakit, suka cita atau duka lara, aman atau perang, kaya atau miskin, raja atau rakyat jelata, pria atau wanita. ya, tidak seorang pun dari kita yang bisa memastikan dirinyaaman dari kematian.
lalu, apa bekal dan persiapan andauntuk kematian yang sewaktu-waktu menyergap kita/bagaimana jika anda mati hari ini? pasti anda mengeluh dosa-dosa yang menggunung dan kebaikan yang sedikit! tapi bersyukurlah anda sekarang masih hidup, anda belum mati. jemputlah bekal kematian anda sekarang. sebelum datang penyesalan yang menyesakkan dada, sesal yang tiada lagi berguna. renungkanlah wahai saudaraku muslimin.
Wallahu'alaam.
Share:

Saturday, 1 August 2015

Mengapa banyak orang kaya

Mengapa banyak orang kaya
tidak bahagia? Padahal hidup mereka serba berlebihan,
mewah dan penuh kenikmatan?
Mengapa banyak penguasa, 
raja dan sultan tidak bahagia?
Padahal mereka punya kuasa
dan kekuatan. Mereka dapat dengan mudah melakukan
banyak hal yang tidak mungkin
dilakukan kebanyakan orang.
Tetapi mengapa mereka tidak bahagia?
Mengapa banyak bintang dan artis tidak bahagia?
Padahal mereka jadi Idola
banyak orang, punya banyak
fans, hidup glamor, dikenal
dimana mana, mengapa mereka tidak bahagia?
Sebab mereka tidak punya sahabat! Mereka cuma punya banyak pengikut, pengagum,
penjilat, anak buah, karyawan, tukang pukul, tapi tidak punya sahabat.
Hidup tanpa persahabatan
adalah hidup yang hampa,
kosong dan penuh kesepian.
Anda boleh memiliki segala-galanya, namun hidup Anda
tidak akan bahagia jika Anda
tidak punya sahabat!
Persahabatan tidak ada sangkut pautnya dengan harta, jabatan
dan popularitas.
Persahabatan yang didapat dari uang, pangkat dan ketenaran bukan persahabatan sejati, melainkan hanya pergaulan dangkal yang penuh kepalsuan, yang egois ,materialis, munafik dan penuh kebohongan.
Persahabatan sejati lahir dari kasih, ketulusan, kepercayaan,
kejujuran, kesetiaan dan kebersamaan. Itu sebabnya
persahabatan itu indah, tidak dapat dinilai dengan harta
benda. Dan juga tak dapat diperjual-belikan.
Anda sudah memiliki segala-galanya tapi sudahkah Anda memiliki persahabatan sejati dalam hidup ini?

Share:

‪BERTEMUNYA 2 ORANG PEMUDA‬

BERTEMUNYA_2_ORANG_PEMUDA‬
(Kisah telada islami)
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪ
Seorang pemuda bangun pagi untuk sholat Subuh di masjid.
Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju ke masjid.
Di pertengahan jalan ia jatuh dan pakaiannya kotor.
Dia bangkit, membersihkan bajunya dan pulang kembali ke rumah.
Di rumah, dia berganti baju, berwudhu dan berjalan kembali menuju ke masjid.
Dalam perjalanan ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yang sama.
Dia sekali lagi bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah.
Di rumah, dia sekali lagi berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju ke masjid.
Di tengah jalan menuju ke masjid, dia bertemu seorang lelaki yang memegang lampu.
Dia menanyakan identitas lelaki tersebut dan lelaki tersebut menjawab: "Saya melihat Anda jatuh dua kali di perjalanan menuju ke masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda."
Pemuda tersebut mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan menuju ke masjid.
Setelah mereka sampai di masjid, pemuda tersebut bertanya kepada lelaki yang membawa lampu untuk masuk dan sholat Subuh bersamanya. Lelaki itu menolak, pemuda itu mengajak lagi hingga berkali-kali tetapi jawabannya sama.
Pemuda itu bertanya: "kenapa menolak untuk masuk dan sholat Subuh bersama?"
Lalu lelaki itu menjawab: "Aku adalah IBLIS..."
Pemuda itu terkejut dengan jawaban lelaki itu.
Iblis kemudian menjelaskan, "Saya melihat kamu berjalan ke masjid dan sayalah yang membuat kamu terjatuh.
Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah memaafkan ‪#‎SEMUA_DOSAMU‬.
Saya membuat kamu jatuh kali kedua dan itupun tidak membuatkan kamu berubah fikiran, bahkan kamu tetap memutuskan kembali untuk ke masjid. Kerana hal itu, Allah memaafkan ‪#‎DOSA‬-DOSA_SELURUH_ANGGOTA_KELUARGAMU.
Saya bimbang, jika saya membuat kamu jatuh untuk kali ketiga, jangan-jangan Allah akan memaafkan dosa-dosa seluruh penduduk kampungmu.
Jadi saya harus memastikan bahwa kamu sampai di masjid dengan selamat..."
=========
Ingat!!! Iblis akan terus berusaha menggelincirkan kita semua, untuk selalu berbuat dosa dan jauh dari Allah SWT.
Mari kita rapatkan barisan jamaah, terus istiqomah mengerjakan amal kebajikan, semoga Allah memberikan yang terbaik dalam hidup kita dan memberikan berkah buat semua.
Aamiin...
Share:

"Apa yang Menjadi Fokus Kita?"

"Apa yang Menjadi Fokus Kita?"
Di sebuah hutan, seekor rusa yang hamil akan melahirkan. Ia menemukan lapangan rumput yang terpencil di dekat sungai dengan aliran air yang kuat mengalir. Ia merasa tempat ini tampaknya tempat yang aman. Tiba-tiba rusa itu merasakan nyeri persalinan pun dimulai.
Pada saat yang sama, awan gelap berkumpul di atas langit. Petir pun menyambar hingga mulai membuat kebakaran hutan. Rusa itu melihat ke arah kirinya dan ia melihat seorang pemburu dengan busur yang panjang mengarah pada dirinya. Ketika ia melihat sebelah kanannya, ia melihat seekor singa yang lapar sedang mendekatinya.
Apa yang bisa dilakukan oleh rusa itu, padahal ia bersiap untuk melahirkan!
Apa yang akan terjadi? Apakah rusa itu bisa bertahan? Apakah ia akan melahirkan anak rusa? Akankah rusa itu bertahan hidup? Atau apakah semuanya akan habis oleh kebakaran hutan? Apakah rusa itu akan binasa oleh panah pemburu? Ataukah rusa itu mengalami kematian yang mengerikan di tangan singa yang lapar?
Apa yang dilakukan oleh rusa itu? Ternyata, rusa itu fokus pada melahirkan kehidupan baru.
Akhirnya yang terjadi adalah demikian. Sambaran petir itu akhirnya membutakan pemburu yang sudah melepaskan anak panahnya. Anak panah yang lepas akhirnya melewati rusa dan mengenai sasaran pada singa yang lapar. Seketika itu mulailah turun hujan dengan lebat dan kebakaran hutan pun secara perlahan disiram oleh hujan. Dan, rusa itu pun melahirkan anak rusa yang sehat.
Dalam kehidupan kita, ada saat-saat tertentu kita dihadapkan pada pilihan dengan berbagai pikiran dan kemungkinan negatif. Beberapa pemikiran itu begitu kuat hingga menguasai kita.
Mungkin kita bisa belajar dari rusa. Yang diutamakan oleh rusa, hanyalah untuk melahirkan bayinya. Sisanya adalah keputusan yang tidak ada di tangannya karena setiap tindakan atau reaksi yang mengubah fokusnya justru cenderung menyebabkan kematian atau bencana.
Di manakah fokus kita?
Meski di tengah badai apapun, berharaplah selalu pada Tuhan. Ia tidak akan pernah mengecewakan kita.
Ingatlah, Tuhan tidak pernah tidur.

Share:

Cerita Inspiratif: Si Nenek dan Cucunya

Cerita Inspiratif: Si Nenek dan Cucunya
Suatu hari, Ada seorang pemuda sedang berlibur ke rumah neneknya di desa. Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, neneknya menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.
"Wah, mangganya harum dan manis sekali nek, sedang musim ya. Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya" ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.
dengan tersenyum nenek menjawab, "makanya, sering-sering lah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu. Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar-lempar biji mangga yang telah kamu makan. Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya"
"Sungguh nek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja? Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar sulit dipercaya" si pemuda tertawa gembira sambil menyantap dengan nikmat mangga dihadapannya.
Nenek melanjutkan berkata, "Cucuku, walaupun engkau tidak sengaja melempar biji mangga di halaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan bertumbuh. Dan sesuai hukum alam, saat musim buah tiba, dia pasti akan berbuah. Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam".
Malam hari, si pemuda merenungkan percakapan dengan neneknya. Karena merasa penasaran, diambilnya biji buah mangga sisa di meja dan dibelahnya menjadi 2, dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain. Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun. Melihat tingkah si cucu.
sang nenek menyela "Cucuku, semua biji buah, tampaknya dari luar sama semua. Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada di setiap biji buah itu berbeda, perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma dan warna setiap pohon mangga berbeda pula. Semuanya tergantung inti buahnya. Cucuku, Demikian pula dengan manusia, tampak luar, setiap manusia adalah sama tetapi yang menentukan dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita. Bila ingin hasil yang baik, harus memiliki unsur kualitas yang baik pula, apakah kamu mengerti?". "Terima kasih nek, saya sungguh bersyukur memutuskan datang kesini, semua ucapan nenek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup saya lebih berkualitas". Ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang nenek.
Pembaca yang luar biasa...
Hukum alam pada kisah nenek dan cucuknya tadi mengajarkan pada kita 2 hal.
1. Apa yang telah kita tabur, entah disengaja atau tidak, diingat atau dilupakan, entah kapanpun juga. Hukum alam mengajarkan, apa yang kita tanam kita pasti akan menuai hasilnya.
2. Bahwa manusia mempunyai kemiripan dengan inti biji buah mangga, tampak luar sama, tetapi kualitas unsur yang ada di dalam inti buahnya yang membedakan rasa, aroma dan warna si buah mangga. Demikian juga dengan manusia, Kualitas mental yang didalamlah yang membedakan dan menentukan keberhasilan manusia di masa depan.
Mari kita perbaiki sikap, perhalus budi pekerti, jaga kebersihan hati dan selalu menggali potensi diri agar kesuksesan sejati bisa kita nikmati suatu hari nanti.

Share:

Subhanallah, Ini salah satu Keajaiban Sholat dan Perubahan Warna Alam

Subhanallah, Ini salah satu Keajaiban Sholat dan Perubahan Warna Alam
Kita sebagai Ummat Islam sepatutnya bersyukur karena telah dikaruniai Syari’at Sholat, karena dengan shalat tersebut, kita mengikuti irama alam dan menyerap energy positifnya ”
“Sholat Selain Syari’at juga Rahmat Allah bagi Orang-Orang yang Mau berfikir dan Bersyukur”
Mungkin sebagian dari Anda pernah bertanya-tanya, mengapa shalat harus dikerjakan sebanyak lima kali dalam sehari semalam dan kenapa sebaiknya dilakukan di awal waktu?
Jawaban pertanyaan itu sangat terkait dengan rahasia di balik waktu-waktu di mana kita diperintahkan untuk mengerjakan shalat-shalat tersebut. Rahasia itu terungkap berdasarkan beberapa penelitian dan pengamatan para pakar di bidangnya.
Setiap peralihan waktu shalat, sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan energi alam yang dapat diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam adalah sesuatu yang tidak asing bagi mereka yang akrab dengan dunia fotografi.
Shubuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam fisiologi, tiroid memiliki pengaruh terhadap sistem metabolisme tubuh manusia. Warna biru muda juga memunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rezeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur pulas pada waktu subuh akan menghadapi masalah rezeki dan komunikasi. Hal ini terjadi karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika ruh dan jasad masih tertidur. Pada saat adzan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkat optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu rukuk dan sujud.
Zhuhur
Ketika memasuki waktu zhuhur, warna alam menguning dan berpengaruh terhadap perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga memiliki pengaruh terhadap hati. Di samping itu, warna kuning juga memunyai rahasia yang berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi, mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan shalat zhuhur berulang-ulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaannya serta berkurang keceriaannya.
AsharSaat ashar, warna alam berubah menjadi oranye. Hal ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kondisi prostat, uterus, ovary, testis, dan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga bisa memengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang kerap tertinggal waktu ashar akan menurun daya kreativitasnya. Di samping itu, organ-organ reproduksi juga akan kehilangan energi positif dari warna alam tersebut.
Maghrib
Menjelang maghrib, warna alam berubah menjadi merah. Pada waktu itu, kita kerap mendengar nasihat orang-orang tua agar kita tidak berada di luar rumah. Nasihat tersebut ada benarnya karena saat maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini, jin dan iblis amat bertenaga karena mereka beresonansi atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang berada dalam perjalanan sebainya berhenti sejenak dan mengerjakan shalat maghrib. Hal itu lebih baik dan lebih aman karena pada waktu ini banyak interferens atau tumpang tindihnya dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan dapat menimbulkan fatamorgana yang dapat merusak penglihatan kita.
Isya
Sedangkan ketika waktu isya’, alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu isya’ menyimpan rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang kerap ketinggalan waktu isya’ akan sering merasa gelisah. Ketika alam diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan jiwa dan raga. Dengan tidur waktu itu, kondisi jiwa kita berada pada gelombang delta dengan frekuensi di bawah 4 Hz dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu istirahat.
Qiyamul Lail
Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna putih, merah jambu, dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan frekuensi kelenjar pineal (otak kecil), kelenjar pituitary (bawah otak), thalamus, dan hypothalamus. Maka, kita sepatutnya bangun dari tidur pada waktu ini dan mengerjakan shalat malam.
Demikian sebagian kecil dari penjelasan Prof. Riset. DR. Ir. H. Osly Rachman, MS. dalam bukunya, “The Science of Shalat”. Ia menguraikannya secara luas tentang lautan hikmah shalat menurut ilmu pengetahuan atau sains. Bahkan, lebih jauh lagi ia mengupas shalat laksana sebagai suatu kesatuan utuh antara kesehatan, ibadah, rezeki, psikologi, dan lain sebagainya. Tentu nilai manfaat yang terkandung di dalam shalat ini jika diaplikasikan, tidak hanya akan mengantarkan seseorang menuju ketakwaan, tapi juga bisa menggapai hidup yang paripurna dan bahagia.
Buku terbitan Qultum Media ini dibuka dengan penjelasan untuk apa kita shalat, mukjizat shalat dari segi waktu dan jumlah rakaat, korelasi ajaib antara waktu shalat dan energi alam, mukjizat shalat subuh, shalat tahajjud sebagai anti stres, dan antin yeri sendi dengan shalat dhuha.
Lebih lanjut lagi, penulis menjelaskan tentang rahasia dan hikmah wudhu menurut aspek kesehatan, filosofi kiblat dan cara menentukannya secara mudah dengan garis matahari. Kemudian, dilanjutkan dengan aplikasi gerakan shalat sebagai terapi kesehatan yang dimulai dari berdiri, rukuk, hingga salam yang dilengkapi dengan keutamaan khusyuk dan menggapainya dalam shalat.
Pada tiga bagian akhir, dijelaskan tentang keagungan Allah pada ruang tanpa batas dari takbir hingga big bang theory, aspek keutamaan, hukum, zikir, dan merengkuh kesempurnaan shalat berjamaah, serta merambah jalan menuju shalat yang dititi dengan memelihara shalat.

Share:

ARTI SEBUAH KATA "MAAF" BAGI WANITA.

ARTI SEBUAH KATA "MAAF" BAGI WANITA.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Massachusetts University menunjukkan, wanita bisa lebih sehat dan bahagia ketika mendengar kata maaf. Sebaliknya, perempuan yang mengalami perlakuan kasar atau menyakitkan dari orang lain berisiko menghadapi peningkatan tekanan darah yang memicu serangan jantung atau stroke.
Penelitian ini mencoba mengukur tekanan dialostik dari 29 laki-laki dan 59 perempuan. Tekanan dialostik adalah tekanan dalam darah antara detak jantung atau tekanan dalam arteri ketika jantung istirahat setelah kontraksi. Jika tekanan ini terlalu tinggi maka dapat meningkatkan kemungkinan stroke atau serangan jantung pada orang tersebut.
Sebagai bagian dari penelitian, partisipan lantas diminta untuk menyelesaikan tes matematika dalam waktu lima menit secara individu. Selama mengerjakan tes, partisipan diinterupsi sebanyak tiga kali oleh peneliti dengan nada marah, serta menyuruh partisipan untuk mengerjakan lebih cepat.
Di akhir tes, partisipan mengatakan, apa yang dilakukan oleh peneliti bukanlah hal yang baik. Namun, dua menit kemudian peneliti meminta maaf atas kekerasan yang terjadi pada setengah dari partisipan pria dan wanita. Partisipan wanita yang menerima permintaan maaf kemudian menjadi lebih cepat tenang, sementara partisipan pria justru menjadi lebih gelisah.
"Hasil penelitian menunjukkan, ada manfaat potensial bagi kesehatan seorang wanita atas permintaan maaf," ujar salah seorang peneliti.
Peneliti menjelaskan, saat mendengarkan kata "maaf", tekanan darah wanita yang keburu meningkat akan kembali normal sekitar 20 persen lebih cepat. Bahkan, mereka mengklaim, hanya dengan mengucapkan kata maaf dengan tulus, kita bisa membantu menjaga kesehatan wanita, terutama kesehatan jantung serta memperpanjang usianya.
Namun, sementara wanita bisa lebih sehat ketika mendengar kata maaf, tekanan darah pria justru 20 persen lebih lama pulih setelah mendengar permintaan maaf ketika mendapat perlakuan tak nyaman. Hal ini menunjukkan seorang pria cenderung bekerja lebih keras setelah mendengar pengakuan bersalah.

Share:

PERCAKAPAN IBU & ANAK PEREMPUANNYA TENTANG KEINDAHAN DIRI.

PERCAKAPAN IBU & ANAK PEREMPUANNYA TENTANG KEINDAHAN DIRI.
Suatu ketika, seorang anak perempuan berkata kepada ibunya:
“Ibu, ibu selalu terlihat cantik. Aku ingin seperti ibu, beritahu aku bagaimana caranya.”
Dengan tatapan lembut dan senyum haru, sang ibu menjawab:
“Untuk bibir yang menarik, ucapkanlah perkataan yang baik.”
“Untuk pipi yang lesung, tebarkanlah senyum ikhlas kepada siapapun.”
“Untuk mata yang indah menawan, lihatlah selalu kebaikan orang lain.”
“Untuk tubuh yang langsing, sisihkanlah makanan untuk fakir miskin.”
“Untuk jemari tangan yang lentik menawan, hitunglah kebajikan yang telah diperbuat orang kepadamu.”
“Untuk wajah putih bercahaya, bersihkan hatimu dari kekotoran batin.”
“Anakku… Janganlah kau sombong akan kecantikan fisik, karena itu akan pudar oleh waktu. Milikilah kecantikan perilaku, karena itu tidak akan pudar walau oleh kematian sekalipun.”
Jika Anda BENAR, maka Anda tidak perlu marah.
Jika Anda SALAH, maka Anda wajib minta maaf.
Kesabaran dengan keluarga adalah KASIH.
Kesabaran dengan orang lain adalah HORMAT.
Kesabaran dengan diri sendiri adalah KEYAKINAN.
Kesabaran dengan Tuhan adalah IMAN.
Jangan terlalu mengingat masa lalu, karena hal itu akan membawa AIR
MATA.
Jangan terlalu memikirkan masa depan, karena hal itu akan membawa KETAKUTAN.
Jalankan saat ini dengan senyuman, karena hal itu akan membawa KECERIAAN.
Setiap ujian dalam hidup ini bisa membuat Anda pedih atau lebih baik.
Setiap masalah yang timbul bisa menguatkan atau menghancurkan.
Pilihan ada pada Anda, apakah Anda akan memilih menjadi korban atau pemenang.
Carilah hati yang indah, bukan wajah yang cantik.
Hal hal yang indah tidak selalu baik, tapi hal-hal yang baik akan selalu indah.
Tahukah Anda, mengapa Tuhan menciptakan ruang antar jari tangan kita?
Agar seseorang yang menurut kita spesial akan datang dan mengisi ruang
tersebut, dengan memegang tangan kita selamanya.
Semoga bermanfaat untuk kita semua...aamiin

Share:

Kisah Sebuah Doa Dari Sedekah Yang Ikhlas

Kisah Sebuah Doa Dari Sedekah Yang Ikhlas.
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, Saya akan bersedekah. Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia a telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri.
Maka orang yang bersedekah itu berkata, Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri. Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah secara diam-diam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang pezina.
Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya. Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari perbuatan dosanya.
Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah. (HR-Bukhari)

Share:

prestasi sejati seorang lelaki.

prestasi sejati seorang lelaki.
Prestasi sejati seorang lelaki bukan dari berapa
banyak wanita yang pernah dipacari. Namun dari
kemampuannya menjaga cinta hanya untuk istri
yang dinikahi.
Keberanian seorang lelaki bukan dinilai dari
berapa sering ia menyatakan cintanya pada
banyak wanita, tapi dari keberaniannya
mendatangi rumah calon mertua.
Keseriusan seorang lelaki bukan dinilai dari janji
manisnya tuk menikahi. Tapi dari
kesungguhannya mengikrarkan akad suci.
Kehebatan seorang seorang lelaki bukan terletak
dari berapa banyak wanita yang menyukai. Tapi
dari seberapa besar kesetiaannya pada wanita
yang ia nikahi.

Share:

* Sebuah Penggugah Semangat

* Sebuah Penggugah Semangat
Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.
Kita dilahirkan dengan dua buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi.Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.
Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikiran kita dan ide kita.Dan apa yang anda pikiran dalam otak Anda jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.
Kita lahir dengan dua mata dan dua telinga, tapi kita hanya diberi satu buah mulut. Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa mengoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan Sehingga, ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.
Kita lahir hanya dengan satu hati jauh di dalam tulang iga kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia. Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

Share:

BELAJAR DARI BUNGLON

BELAJAR DARI BUNGLON
(Inspirasi)
Siapa yang tidak tahu Bunglon? Bunglon adalah salah satu reptil yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan merubah warna kulitnya sesuai lingkungannya.
Bunglon tidak memiliki kemampuan bawaan untuk mengubah warna sesuai dengan keinginannya. Faktor eksternal seperti pengalaman, kemampuan belajar, suhu, intuisi, insting bahaya dan emosi (dari bunglon) lebih mempengaruhi kemampuannya untuk beradaptasi.
Belajar dari kemampuan beradaptasi atau berkamuflase seperti Bunglon adalah hal yang penting, karena kita hidup di dunia yang berwarna, berbeda cara pandang, berbeda pendapat dan aturan yang berbeda-beda.
Bunglon tidak pernah berubah menjadi Ular atau Kadal. Dia tetap menjadi Bunglon, dia punya prinsip tapi dia mampu seutuhnya bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Demikian juga seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang lebih sempurna.
***Karena yang bisa bertahan bukanlah yang kuat, tapi yang bisa beradaptasi.***

Share:

Total Pageviews