MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Monday, 31 August 2015

- 10 Cara Menolak Kejahatan Orang yang Hasad -


Al Imam Al Hafizh Ibnul Qayyim berkata selepas menjelaskan tentang hasad, sihir,dan ‘ain: “Kejahatan orang yang hasad terhadap yang dihasadi dapat ditolak dengan 10 cara, diantaranya:
1. Berlindung Kepada Allah Dari Kejahatannya
2. Bertakwa Kepada Allah
3. Bersabar Atas Musuhnya
4. Bertawakkal Kepada Allah
5. Mengosongkan Hati Dengan Tidak Memikirkannya
6. Bertaqarrub Dan Mengikhlaskan Diri Untuk Allah
7. Memurnikan Taubat Untuk Allah
8. Bersedekah Dan Berbuat Kebajikan Semampunya
9. Memadamkan Kedengkian Permusuhan Dan Gangguan Orang Dengan Berbuat Baik Kepadanya
10. Memurnikan Tauhid Untuk Allah
Share:

- Mengajarkan Hadis pada Anak -


Tanamkan pada diri anak kecintaan kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Ini merupakan pilar syahadat Muhammad Rasulullah. Dan masalah ini perlu kita utamakan. Sebab jiwa manusia secara umum pada periode perkembangannya akan berusaha menyerupai pribadi paling kuat yang ada di sekelilingnya, dan kemudian meniru serta meneladaninya.
Pendidikan Islam menuntut anak kecil maupun dewasa agar meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam. Karena beliau adalah teladan terbaik yang tak akan tergantikan. Beliau manusia paling sempurna dan utusan Allah ta’ala yang paling utama.
Pada hakikatnya, segala bencana dan penyakit yang menimpa umat manusia merupakan salah satu dampak menjauhi teladan yang baik dan enggan meneladani Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Idola-idola baru bermunculan. Ironisnya sekarang ini, banyak sekali sosok yang diidolakan adalah pribadi yang sangat jauh dari bimbingan Ilahi. Maka tak mengherankan jika anak-anak tumbuh menjadi generasi yang menyimpang. Hidup mereka hampa dari ajaran sunnah dan sangat jauh dari petunjuk Allah. Mereka lebih cenderung kepada sikap glamour yang dicontohkan oleh idola mereka.
Dan setan berwujud manusia yang mereka idolakan itu akan menggiring mereka semakin menjauh dari agamanya. Dari sini kita menyadari urgensi kepribadian yang diteladani oleh anak kita.
Allah ta’ala menjelaskan bahwa tidak ada teladan yang lebih baik daripada Nabi shallallahu’alaihi wasallam dalam firman-Nya,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat serta ia banyak mengingat Allah”. QS. Al-Ahzab : 21.
Apabila kecintaan kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam telah tertanam, niscaya jiwa anak akan tergerak menujuk kebaikan dan semangat keislamannya akan meningkat. Hal ini akan mendorongnya kepada setiap kebaikan dan memecahkan berbagai persoalan. Demikian pula segala musibah yang menimpa akan terasa ringan.
Di antara upaya untuk menumbuhkan kecintaan anak kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam adalah dengan mengajarkan sejarah hidup beliau. Yang akan memberikan gambaran kepada mereka tentang Nabi shallallahu’alaihiwasallam dalam segala kondisi dan keadaan beliau. Demikian juga mengiringinya dengan sejarah para sahabat, tabi’in dan orang-orang salih.
Termasuk perkara penting dalam masalah ini adalah menanamkan kecintaan anak kepada hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihiwasallam dan segera melaksanakannya. Biasakanlah mereka membaca, menghafal dan mengamalkannya. Jangan lupa untuk memberikan pengajaran dan penjelasan singkat tentang hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihiwasallam sesuai yang mereka butuhkan.
Pengajaran tersebut bisa diawali dari hal-hal yang ringan. Seperti adab keseharian. Contohnya adab makan, masuk dan keluar kamar mandi, berbicara dan lain-lain. Ajari anak untuk makan serta minum dengan tangan kanan. Masuk kamar mandi dengan mendahulukan kaki kiri. Mengucapkan salam saat masuk rumah. Menjaga kesopanan dalam berbicara. Demikian secara bertahap diajarkan kepada putra-putri kita. Sehingga mereka betul-betul selalu terikat dengan panutan kita semua; Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam.
Share:

Sebaiknya Jangan Buka Sosmed/Facebook Sebelum Mengerjakan Tugas Anda

Kita sudah tahu bahwa Facebook ibarat pedang bermata dua, jika kita gunakan secara bijak, maka sangat bermanfaat untuk dakwah dan silaturahmi. Facebook juga punya sisi negatif, terlalu berlama-lama dan terbawa arus dunia facebook juga bisa “wasting time”, buang-buang waktu yang tidak kita sadari.
Awalnya mungkin kita ingin sekedar refreshingatau ingin tahu kabar-kabar ringan sebelum mengerjakan tugas. Tapi ternyata setelah membuka beberapa link yang di posting oleh teman kita, kita menjadi pensaran, akhirnya kita telusuri berita politik terbaru, kita telusuri fenomena terbaru kita cari-cari tulisan-tulisan yang update masalah hangat. Padahal hakikatnya kita membuang-buang waktu, berita-berita itu tidak terlalu penting bagi kita.
Belum lagi ada status teman yang unik, menarik kemudian kita saling komentar, saling menunggu bahkan terkadang saling menunjukkan eksistensi kita, terkadang saling mengolok-ngolok ringan, tidak jarang akhirnya mengarah pada pembicaraan tidak jelas dan tidak bermanfaat.
Semua itu terkadang memakan waktu yang tidak sedikit, tanpa sadar ternyata kita sudah megotak-atik facebook selama 2 jam atau 3 jam. Tugas kita menjadi terbengkalai, rencananya ingin belajar karena besok ujian menjadi tertunda, karena setelah membuka facebook dan terlena dengan dunia maya, terkadang sulit mengembalikan “mood” mengerjakan tugas atau belajar.

Waktu yang sangat berharga
Orang-orang sukses tahu betapa berharganya waktu, waktu luang itu mahal, dan orang sukses akan “pelit” dengan waktunya serta akan sangat menyesal jika waktunya dihabiskan dengan sia-sia dan tanpa manfaat. Waktu luang harus kita syukuri dan manfaatkan. Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”.[1]

Pepatah Arab yang menggambarkan pentingnya waktu,
.الوقت أنفاس لا تعود
Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menukilkan perkataan Imam Syafi’irahimahullah, beliau berkata,
صَحِبْتُ الصُّوفِيَّةَ فَلَمْ أَسْتَفِدْ مِنْهُمْ سِوَى حَرْفَيْنِ: أَحَدُهُمَا قَوْلُهُمْ: الْوَقْتُ سَيْفٌ، فَإِنْ قَطَعْتَهُ وَإِلَّا قَطَعَكَ “.
“Saya menemani orang sufi, aku tidak mendapat manfaat kecuali dua, salah satunya: Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu”[2]

Dan orang sukses dunia-akhirat akan sangat menyesal jika waktunya terbuang percuma tanpa manfaat dan faidah. Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ.
Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.[3]

Mereka juga pelit dengan waktu mereka, Hasan Al-Bashri rahimahullah berkat,
أدركت أقواما كان أحدهم أشح على عمره منه على درهمه
“aku menjumpai beberapa kaum, salah satu dari mereka lebih pelit terhadap umurnya (waktunya) dari pada dirham (harta) mereka”[4]

Bahaya Kecanduan facebook
Ada juga yang sudah kencanduan, seahari tidak buka facebook sepertinya ada yang kurang, bahkan bisa ga “mood” seharian. Bisa jadi facebook sudah menjadi rutinitas harian.
Mungkin seperti ini rutinitasnya:
-Setelah sholat subuh langsung buka laptop kemudian login, membuka-buka status yang sudah di update tadi malam [padahal statusnya kurang bermanfaat, sekedar curhat atau main-main],
-Kemudian di tempat kerja, ada waktu istirahat sedikit, langsung buka facebook, update status saat kerja, terkadang status mengeluh dengan pekerjaan, membicarakan atasan, membicarakan hal-hal yang kurang penting
-sore hari setelah istirahat juga langsung buka facebook lagi, mencari-cari berita terbaru dari link-link yang ada, awalnya berniat membuka link-link bermanfaat, akan tetapi ada juga yang friend yang menaruh link kurang bermanfaat, rasa penasaran muncul akhirnya sibuk dengan hal yang kurang bermanfaat. Atau akhirnya terlalu sibuk mengikuti perkembangan politik dan artis. “kasus ini, kasus itu, skandal ini, skandal itu”. Boleh sekedar tahu tetapi terkadang kita terjerumus rasa penasaran akhirnya terlalu mengikuti dan lalai. Padahal jika mendengar kasus-kasus tersebut kebanyakan kita sakit hati dengan kasus-kasus korupsi, ketidakadilan hukum dan kriminalitas yang telalu bebas disiarkan.
-magribnya juga terkadang ada saja yang buka update status
-kemudian ba’da isya menjelang tidur, buka facebook lagi, mencurahkan uneg-uneg, kejadian dan pengalaman selama sehari, terkadang status yang bisa menghapus pahala kita karena riya’, seperti kita sudah melakukan ibadah ini dan itu, baru selsai buka puasa sunnah dan lain-lainnya.

Jika seperti ini, kapan kita menuntut ilmu, berdakwah, waktu untuk keluarga, bersosialisasi dengan masyarakat dan beramal.
Hal ini kurang bermanfaat dan harus ditinggalkan, Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”[5]

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil”[6]
Inilah kaidah kehidupan, bahwa jika kita tidak mengisi kehidupan kita dengan kegiatan positif, kita tidak mencari kegiatan positif, maka PASTI kita isi dengan kegiatan yang negatif atau minimal sia-sia dan kurang bermanfaat. Tidak ada yang tengah-tengahnya.

Isi dengan kebaikan dan manfaatkan dengan bersyukur
Kita perlu ingat bahwa waktu kita akan ditanya dan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”[7]
Nikmat waktu luang juga perlu kita syukuri dengan cara memanfaatkan dengan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia-akhirat kita.
Ibnu Rajab rahimahullah menukil perkataan Ibnu Hazm rahimahullah,
كل نعمة لا تقرب من الله عز وجل، فهي بلية.
“Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah.”[8]
Allah Ta’ala berfirman,
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (Ali Imron: 145).
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Ibrahim: 7).

Demikian semoga bermanfaat dan semoga Allah meluruskan niat kami dalam menulis.
Share:

Ketika Ada Yang Memaki dan Mencela Kita di Dunia Nyata atau Dunia Maya


Bisa jadi agak sakit hati, hati “panas” atau emosi menggelora, jika ada orang yang mencela dan mencaci-maki kita. Mengunakan kata-kata yang kurang enak bahkan tidak pantas keluar dari lisan seseorang yang mengaku muslim. Seorang muslim hanya berkata baik atau diam. Ini bisa terjadi di dunia nyata maupun dunia maya. Terlebih di dunia maya, terkadang ada orang yang bahkan tidak kita kenal, berkomentar dengan kata-kata kasar dan mencela.
Bagaimana sikap kita? Berikut beberapa penjelasan ulama mengenai hal ini:
1. Jangan terpengaruh dengan caciannya, tidak perlu dihiraukan dan tetap tenang
Ulama menjelaskan bahwa hanya orang yang bodoh saja yang mengeluarkan kata-kata kasar. Karena terkadang kata-kata kasar itu sebenarnya untuk menutupi kebodohannya dan untuk menutupi bahwa ia kalah dalam berdiskusi. Maaf saja, orang bodoh hampir mirip dengan orang gila, jadi kalau ada orang gila atau orang bodoh mencaci maki, maka tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. Apakah orang gila dipedulikan?
Ya benar juga, “Anjing mengonggong kafilah berlalu”
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺠﺎﻫﻞ اﻟﻤﻘﻠﺪ ﻓﻼ ﺗﻌﺒﺄ ﺑﻪ ﻭﻻ ﻳﺴﻮءﻙ ﺳﺒﻪ ﻭﺗﻜﻔﻴﺮﻩ ﻭﺗﻀﻠﻴﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻛﻨﺒﺎﺡ اﻟﻜﻠﺐ.
“Adapun jika ada orang yang bodoh lagi pembebek, maka janganlah anda dilelahkan karenanya dan terpengaruh oleh caciannya, tuduhan kafir dan vonis sesat darinya. Karena sesungguhnya dia seperti gonggongan anjing.”[1]
Jika perlu, hapus komentarnya di sosmed anda. Hanya merusak pemandangan saja, terlebih-lebih dia juga tidak kita kenal. Apa urusan dia dengan kita?
2. Tidak perlu dilayani caci-maki dan debatnya, segera tinggalkan saja
Kata-kata yang kasar dan caci-maki sudah menunjukkan bahwa niatnya tidak baik, bukan mencari kebenaran dengan berdiskusi. Hanya mencari “masalah” saja. Kita juga diperintahkan agar menjauhi dan berpaling dari orang yang bodoh.
Allah Ta’ala berfirman,
خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ
“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil/bodoh”(Al-A’raf: 199)
Jika kita melayani tidak ada keuntungan sama sekali yang kita dapat, hanya sakit hati saja.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
فإن كلمته فرجت عنه .. وإن خليته كمدا يموت
“Apabila kamu melayaninya, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati”[2]
3. Sebaiknya diam dan tidak membalas caci-makinya
Sebenarnya boleh saja membalas dalam bentuk “qishas” akan tetapi terkadang membalas bisa melampui dari balasannya. Jika kita membalas juga, maka apa bedanya kita dan dia yaitu sama-sama mencela dan sama-sama mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Dia lebih baik dalam hal ini
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
إذا نطق السفيه فلا تجبه .. فخير من إجابته السكوت
“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam dan tidak menanggapi”
4. Jika menjawab dan meladeni maka ia akan semakin senang, sebaliknya jika tidak kita pedulikan maka ia akan sakit hati sendiri
Karena jika kita menanggapi, caci-makinya menjadi berharga dan bernilai. Maka jangan ditanggapi, hapus saja komentar yang kasar tersebut.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
ﻓﻼ ﺗﺠﻌﻞ ﻟﻠﻜﻠﺐ ﻋﻨﺪﻙ ﻗﺪﺭا ﺃﻥ ﺗﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻠﻤﺎ ﻧﺒﺢ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﺩﻋﻪ ﻳﻔﺮﺡ ﺑﻨباحه ﻭﺃﻓﺮﺡ ﺃﻧﺖ ﺑﻤﺎ ﻓﻀﻠﺖ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ ﻭاﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭاﻟﻬﺪﻯ ﻭاﺟﻌﻞ اﻹﻋﺮاﺽ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﺷﻜﺮ ﻧﻌﻤﺔ اﻟﻠﻪ اﻟﺘﻲ ﺳﺎﻗﻬﺎ ﺇﻟﻴﻚ ﻭﺃﻧﻌﻢ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻴﻚ
“Maka jangan sampai Anda menjadikan anjing itu bernilai untuk dijawab. Tiap kali dia menggonggong kepada anda, maka acuhkan dia niscaya Anda akan merasa gembira dengan gonggongannya. Bergembiralah atas keutamaan yang Anda miliki berupa ilmu, iman dan petunjuk. Dan jadikanlah berpaling darinya sebagai bagian dari rasa syukur atas nikmat Allâh yang Allah karuniakan dan anugerahkan kepada Anda.”[3]
5. Tetap tenang karena pahala anda mengalir terus kepada anda karena caci-makinya
Yang lebih penting lagi adalah urusan di hari kiamat. Ia mencaci-maki kita atau bahkan menyebarkan fitnah, maka di hari kiamat nanti ia akan mencar-cari kita untuk meminta maaf dan membayar dengan pahalanya. Jika pahalanya sudah habis, maka dosa kita diberi kepadanya.
Sebagaimana dalah hadits berikut.
Dari Abu Hurairah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallambersabda.
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو لَ اللَّهِ مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ وًِصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي النَّارِ
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut ? Para sahabat pun menjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. ‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”.[4]
6. Penonton akan tahu siapa yang menang, siapa yang tenang dan siapa yang cerdas
Tidak perlu khawatir terlihat kalah atau terlihat tidak bisa melawan karena penonton yang cerdas tahu siapa yang menang sesungguhnya
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
أما ترى الأسْد تُخشى وهي صامته؟.. والكلب يـُخسَا لعمري وهو نباح
“Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa, ia ditakuti lantaran ia pendiam
Sedangkan seekor anjing menjadi main-mainya karena ia suka menggonggong”[5]
Demikian semoga bermanfaat
Share:

Ketika Ada Yang Memaki dan Mencela Kita di Dunia Nyata atau Dunia Maya


Bisa jadi agak sakit hati, hati “panas” atau emosi menggelora, jika ada orang yang mencela dan mencaci-maki kita. Mengunakan kata-kata yang kurang enak bahkan tidak pantas keluar dari lisan seseorang yang mengaku muslim. Seorang muslim hanya berkata baik atau diam. Ini bisa terjadi di dunia nyata maupun dunia maya. Terlebih di dunia maya, terkadang ada orang yang bahkan tidak kita kenal, berkomentar dengan kata-kata kasar dan mencela.
Bagaimana sikap kita? Berikut beberapa penjelasan ulama mengenai hal ini:
1. Jangan terpengaruh dengan caciannya, tidak perlu dihiraukan dan tetap tenang
Ulama menjelaskan bahwa hanya orang yang bodoh saja yang mengeluarkan kata-kata kasar. Karena terkadang kata-kata kasar itu sebenarnya untuk menutupi kebodohannya dan untuk menutupi bahwa ia kalah dalam berdiskusi. Maaf saja, orang bodoh hampir mirip dengan orang gila, jadi kalau ada orang gila atau orang bodoh mencaci maki, maka tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. Apakah orang gila dipedulikan?
Ya benar juga, “Anjing mengonggong kafilah berlalu”
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺠﺎﻫﻞ اﻟﻤﻘﻠﺪ ﻓﻼ ﺗﻌﺒﺄ ﺑﻪ ﻭﻻ ﻳﺴﻮءﻙ ﺳﺒﻪ ﻭﺗﻜﻔﻴﺮﻩ ﻭﺗﻀﻠﻴﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻛﻨﺒﺎﺡ اﻟﻜﻠﺐ.
“Adapun jika ada orang yang bodoh lagi pembebek, maka janganlah anda dilelahkan karenanya dan terpengaruh oleh caciannya, tuduhan kafir dan vonis sesat darinya. Karena sesungguhnya dia seperti gonggongan anjing.”[1]
Jika perlu, hapus komentarnya di sosmed anda. Hanya merusak pemandangan saja, terlebih-lebih dia juga tidak kita kenal. Apa urusan dia dengan kita?
2. Tidak perlu dilayani caci-maki dan debatnya, segera tinggalkan saja
Kata-kata yang kasar dan caci-maki sudah menunjukkan bahwa niatnya tidak baik, bukan mencari kebenaran dengan berdiskusi. Hanya mencari “masalah” saja. Kita juga diperintahkan agar menjauhi dan berpaling dari orang yang bodoh.
Allah Ta’ala berfirman,
خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ
“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil/bodoh”(Al-A’raf: 199)
Jika kita melayani tidak ada keuntungan sama sekali yang kita dapat, hanya sakit hati saja.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
فإن كلمته فرجت عنه .. وإن خليته كمدا يموت
“Apabila kamu melayaninya, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati”[2]
3. Sebaiknya diam dan tidak membalas caci-makinya
Sebenarnya boleh saja membalas dalam bentuk “qishas” akan tetapi terkadang membalas bisa melampui dari balasannya. Jika kita membalas juga, maka apa bedanya kita dan dia yaitu sama-sama mencela dan sama-sama mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Dia lebih baik dalam hal ini
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
إذا نطق السفيه فلا تجبه .. فخير من إجابته السكوت
“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam dan tidak menanggapi”
4. Jika menjawab dan meladeni maka ia akan semakin senang, sebaliknya jika tidak kita pedulikan maka ia akan sakit hati sendiri
Karena jika kita menanggapi, caci-makinya menjadi berharga dan bernilai. Maka jangan ditanggapi, hapus saja komentar yang kasar tersebut.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
ﻓﻼ ﺗﺠﻌﻞ ﻟﻠﻜﻠﺐ ﻋﻨﺪﻙ ﻗﺪﺭا ﺃﻥ ﺗﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻠﻤﺎ ﻧﺒﺢ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﺩﻋﻪ ﻳﻔﺮﺡ ﺑﻨباحه ﻭﺃﻓﺮﺡ ﺃﻧﺖ ﺑﻤﺎ ﻓﻀﻠﺖ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ ﻭاﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭاﻟﻬﺪﻯ ﻭاﺟﻌﻞ اﻹﻋﺮاﺽ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﺷﻜﺮ ﻧﻌﻤﺔ اﻟﻠﻪ اﻟﺘﻲ ﺳﺎﻗﻬﺎ ﺇﻟﻴﻚ ﻭﺃﻧﻌﻢ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻴﻚ
“Maka jangan sampai Anda menjadikan anjing itu bernilai untuk dijawab. Tiap kali dia menggonggong kepada anda, maka acuhkan dia niscaya Anda akan merasa gembira dengan gonggongannya. Bergembiralah atas keutamaan yang Anda miliki berupa ilmu, iman dan petunjuk. Dan jadikanlah berpaling darinya sebagai bagian dari rasa syukur atas nikmat Allâh yang Allah karuniakan dan anugerahkan kepada Anda.”[3]
5. Tetap tenang karena pahala anda mengalir terus kepada anda karena caci-makinya
Yang lebih penting lagi adalah urusan di hari kiamat. Ia mencaci-maki kita atau bahkan menyebarkan fitnah, maka di hari kiamat nanti ia akan mencar-cari kita untuk meminta maaf dan membayar dengan pahalanya. Jika pahalanya sudah habis, maka dosa kita diberi kepadanya.
Sebagaimana dalah hadits berikut.
Dari Abu Hurairah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallambersabda.
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو لَ اللَّهِ مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ وًِصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي النَّارِ
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut ? Para sahabat pun menjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. ‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”.[4]
6. Penonton akan tahu siapa yang menang, siapa yang tenang dan siapa yang cerdas
Tidak perlu khawatir terlihat kalah atau terlihat tidak bisa melawan karena penonton yang cerdas tahu siapa yang menang sesungguhnya
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
أما ترى الأسْد تُخشى وهي صامته؟.. والكلب يـُخسَا لعمري وهو نباح
“Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa, ia ditakuti lantaran ia pendiam
Sedangkan seekor anjing menjadi main-mainya karena ia suka menggonggong”[5]
Demikian semoga bermanfaat
@laboratorium Klinik RSUP DR Sardjito, Yogyakarta tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
[1] Shawaiqul Mursalah 3/1158
[2] Diwan As-Syafi’i, karya Yusuf Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i
[3] Shawaiqul Mursalah 3/1158
[4] HR. Muslim
[5] Diwan As-Syafi’i, karya Yusuf Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i
Share:

Antara Iri & PerlombaaN


Sobat! Dalam hal kebaikan; anda diperintahkan untuk berlomba lomba. Allah Taala berfirman:
(سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الفضل العظيم

Berlomba lombalah kalian semua menuju kepadz ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disiapkan untuk orang orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itu adalah kemurahan Allah yang diberikan kepada orang orang yang Allah kehendaki, sedangkan Allah memiliki kemurahan yang sangat agung.
Namun pernahkah anda berpikir; apa bedanya antara perlombaan dalamnhal kebaikan sebagaimana yang Allah perintahkan dari hasad alias iri dan dengki yang merupakan sifat tercela?
Perlombaan, menjadikan anda melakukan kebaikan yang serupa dengan yang dilakukan oleh saudara anda. Bahkan anda berusaha untuk melakukan kebaikan yang serupa atau bahkan lebih bagus dibanding yang dilakukan oleh saudara anda. Sehingga anda tidak ketinggalan oleh saudaa anda dalam hal kebaikan. Anda merasa bahagia karena bisa melakukan kebaikan yang serupa atau bahkan lebih dibanding yang dilakukan oleh saudara anda.
Anda mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran anda untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik; tanpa ada pikiran sedikitpun untuk mencela atau mencari-cari kekurangan saudara anda. Yang demimian itu karen anda yakin kekurangan pasti anda; bukan hanya pada saudara anda; namun juga pada diri anda.
Adapun hasad ; menjadikan anda merasakan rasa sakit di dada setiap kali melihat keberhasilan dan kebaikan saudara anda. Anda mencurahkan perhatian; pikiran dan tenaga anda untuk mencari cari kekurangan dan kesalahan saudara anda.

Semua potensi anda dicurahkan untuk mengorek kekurangan dan kesalahan saudara anda; bukan untuk berkarya dan melakukan kebaikan yang lebih sempurna dari yang dilakukan oleh saudara anda. Sehingga anda bangga dan bahagia bila saudara anda jatuh dan gagal melakukan kebaikan seperti diri anda.
Suatu hari sahabat Umar radhiallahu anhu mendapatkan harta yang cukup banyak, sehingga ia berpikiran untuk dapat bersedekah melebihi sedekah sahabat Abu Bakar radhiallahu anhu.

Setibanya di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam; beliau bertanya kepada sahabat Umar: apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?
Sahabat Umar menjawab: Aku masih menyisakan untuk mereka sejumlah yang aku bawa ini.
Tidak selang berapa lama sahabat Abu Bakar membawa seluruh harta/uang yang ia miliki dan menyedekahkannya. Segera Rasulullah shallallahu alaihi w sallam bertanya kepadanya: apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?
Sahabat Abu Bakar menjawab: aku hanya menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.
Mendengar jawaban sahabat Abu Bakar ini; sahabat Umar berkata: sejak hari ini aku percaya bahwa aku tidak akan kuasa mendahuluimu. ( Abu Dawud dll)
Sobat! Cermatilah perasaan dan sikap anda kepada saudara anda yang berhasil berkarya; melakukan kebaikan dan mendapatkan kebaikan. Benarkah yang ada di dada anda adalah semangat untuk berlomba lomba ataukah iri dan hasad?
Sobat! Sadarilah bahwa kedua hal ini terjadi dalam semua urusan; tanpa terkecuali antara para dai& ustadz, ulama&, para penuntut ilmu dan dermawan.
Ya Allah hapuskanlah dsri hati kami sifat iri dan hasad dan gantikanlah dengan semangat berlomba lomba dalam kebaikan. Amiin.
Share:

Penyimpangan dalam Ritual Pesugihan


1- Syirik dalam ibadah (uluhiyah) bahkan dalam rububiyah (karena yakin yang mengabulkan do’a adalah selain Allah)
2- Ngalap berkah yang tidak syar’i bisa jadi syirik, bisa jadi amalan yang mengada-ngada
3- Semedi atau i’tikaf di petilasan atau kubur tanpa ada petunjuk syar’i
4- Meraih kekayaan dan hajat dunia lewat ritual maksiat seperti lewat ritual seks dengan bukan pasangan yang sah
5- Tawassul (mengambil perantara dalam tersampainya hajat) dengan cara yang tidak benar
6- Harus memenuhi syarat pesugihan dengan menyajikan tumbal dan sesajen
7- Menyandarkan sesuatu pada yang bukan sebab atau mencarinya lewat jimat (tamimah)
8- Beramal akhirat hanya untuk mencari keuntungan dunia semata
9- Melakukan safar terlarang ke gunung, petilasan dan kubur wali
10- Mencontoh pelaku maksiat
11- Melakukan ritual mengada-ada yang tidak pernah dituntunkan
Share:

- Pahala Tanpa Putus Bagi Mukmin -


Allah menjanjikan, orang mukmin yang beramal shaleh, mereka akan mendapatkan pahala tanpa putus,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya”. (QS. Fushilat: 8)
Di ayat lain, Allah juga berfirman,
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS. At-Tin: 6)
Al-Muhallab menafsirkan ayat ini dengan mengatakan,
يريد أن لهم أجرهم فى حال الكبر والضعف عما كانوا يفعلونه فى الصحة غير مقطوع لهم
“Maksudnya, bahwa mereka (orang mukmin) akan mendapatkan pahala ketika tua dan lemah, sebagaimana pahala amal yang mereka kerjakan ketika sehat, tanpa terputus.” (Syarh Shahih Bukhari Ibnu Batthal, 5/154).
Ayat ini semakna dengan hadis dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ صَحِيحًا مُقِيمًا
”Apabila ada hamba sakit atau safar, dia dicatat mendapatkan pahala sebagaimana amalan yang dia kerjakan ketika sehat dan mukim.” (HR. Ahmad 19679, Bukhari 2996, dan yang lainnya).
Betapa Maha Pemurahnya Allah, di saat kita tidak lagi mampu beramal, karena apapun sebabnya, kita tetap mendapatkan aliran pahala amal itu. Dengan syarat, kita memiliki amal soleh yang dikerjakan secara rutin.
Di saat fisik kita masih memungkinkan untuk banyak beramal, rutinkan beberapa amal soleh yang ringan. Semoga amal ini bisa menjadi sumber aliran pahala di saat kita sudah tidak lagi mampu melakukannya.
Share:

- Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu -


Pertanyaan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Dalam Al-Qur'an surat Ali Imran/3 : 54 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya"
Sebagian orang merasa berat memahami makna dari ayat ini. Bagaimana kita memahami bahwa Allah itu pembuat tipu daya yang terbaik ? Sementara tidak ada ta'wil untuk ayat tersebut ?
Jawaban.
Dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala, insya Allah masalah tersebut mudah dipahami. Sebagaimana kita tahu bahwa tipu daya itu tidak selamanya jelek dan tercela dan sebaliknya tidak selamanya baik.
Misalnya ada seorang kafir yang akan membuat tipu daya terhadap seorang muslim, tetapi karena si muslim ini kebetulan seorang yang cerdik dan selalu waspada, maka dia balik membikin tipu daya agar niat jahat si kafir tersebut tidak sampai mengenai dirinya. Dalam keadaan seperti ini tentu tidak bisa dikatakan bahwa si muslim ini telah berbuat kesalahan dan melanggar syari'at.
Hal ini akan lebih jelas ketika kita perhatikan sabda Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam.
الحَرْبُ خُدْعَةٌ
"Perang adalah tipuan" (HR Bukhari dan Muslim)
Kata "tipuan" dalam hadits ini sama sifatnya dengan kata "tipu daya" pada ayat di atas. Seorang muslim yang menipu saudaranya sesama muslim jelas hukumnya adalah haram, tetapi seorang muslim yang menipu orang kafir yang merupakan musuh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam (di dalam peperangan), maka hal seperti itu tidaklah haram, bahkan hukumnya wajib.
Demikian juga tipu daya seorang muslim terhadap orang kafir yang lebih dulu berniat membuat tipu daya terhadap dirinya dengan tujuan untuk menyelamatkan dirinya seperti ini jelas tidak tercela, bahka ini adalah tipu daya yang baik. Tipu daya ini dilakukan oleh seorang manusia. Lalu bagaimana kalau tipu daya tersebut berasal dari Dzat yang menguasai seluruh alam ? Yang Maha Tahu, Maha Bijaksana, Apakah mungkin tipu daya-Nya tercela ?.
Kesimpulan.
1. Tipu daya itu ada yang jelek dan ada yang baik
2. Segala sesuatu yang tercela menurut angan-angan kita, maka akan menjadi terpuji (menjadi sebaliknya) apabila disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Angan-angan/anggapan yang tidak dikembalikan kepada Allah (tidak berdasarkan dalil) merupakan suatu kesalahan.
4. Ayat di atas mengandung pujian terhadap Allah, bukan mengandung sesuatu yang tidak boleh di-nisbat-kan (disandarkan) kepada Allah.
Share:

- Biar Move-On dari Mantan -


Ada di antara para remaja yang dulu punya mantan pacar. Dan sekarang sudah tahu akan hukum pacaran. Namun sayangnya, mantan pacar terus terbayang, bahkan seringkali kebawa mimpi. Bagaimana mengatasi hal ini?
Orang Mukmin Harus Benci Kembali pada Maksiat yang Pernah Dilakukan
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِى النَّارِ
“Tiga perkara yang bisa seseorang memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) Ia mencintai saudaranya hanyalah karena Allah, (3) ia benci kembali pada kekufuran setelah Allah menyelamatkan darinya sebagaimana ia tidak suka jika dilemparkan dalam api.” (HR. Bukhari no. 21 dan Muslim no. 43).
Tips Melupakan Mantan Pacar
1- Isilah hari-harimu dengan taubat dan sesali terus maksiat yang dulu pernah dilakukan. Kalau serius bertaubat, bertaubat berarti tidak boleh pacaran lagi. Baca: 3 Syarat Taubat dari Pacaran.
2- Sibukkan diri dengan kebaikan dan hal yang manfaat. Karena kata Ibnul Qayyim, “Siapa yang tidak menyibukkan diri dengan hal yang manfaat pasti ia akan menyibukkan diri dengan hal-hal yang sia-sia.”
3- Hijrah dari lingkungan yang dulu pernah bermaksiat.
4- Jauhi pergaulan dengan orang-orang yang biasa pacaran.
5- Kalau masih mengingat mantan pacar, berusaha mengalihkan pikiran atau bayangkan saja sifat-sifat jeleknya sehingga bisa melupakannya.
6- Hindari bergaul dengan lawan jenis kecuali dalam keadaan perlu.
7- Bertekad serius menikah dan tidak mau pacaran lagi. Cukup ta’aruf dan mengenal pasangan dengan jalan yang benar.
Share:

- Cerita Adegan Ranjang Ke Dokter? -


Pertanyaan :
Orang punya masalah dg kehidupan seks-nya. Ketika ke dokter spesialis, dia harus cerita detail. Tntu saja dokter jg butuh info lengkap. Bolehkah semacam ini. Krn katanya itu dosa.
Mohon pencerahan.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ ، وَتُفْضِي إِلَيْهِ ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا
Termasuk manusia yang kedudukannya paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang melakukan hubungan badan dengan istrinya, kemudian dia sebarkan rahasia ranjangnya. (HR. Muslim 1437).
Hadis ini menunjukkan, hukum asal menceritakan adegan rahasia ranjang adalah dosa besar. Karena di sana ada ancaman, menjadi manusia paling jelek d hari kiamat.
An-Nawawi menyebutkan,
وفي هذا الحديث تحريم إفشاء الرجل ما يجري بينه وبين امرأته من أمور الاستمتاع ، ووصف تفاصيل ذلك ، وما يجري من المرأة فيه من قول أو فعل ونحوه
Dalam hadis ini terdapat dalil haramnya seorang lelaki menyebarkan percumbuan yang dia lakukan bersama istrinya, dan bercerita dengan detail. Baik gerakan maupun rayuan. (Syarh Shahih Muslim, 10/9).
Ini aturan yang menjadi hukum asal. Tentu saja ada keadaan yang menyebabkan hukum ini bisa bergeser karena sebab tertentu.
Kita bisa simak riwayat berikut,
Aisyah bercerita,
Ada lelaki yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ada orang yang berjimak dengan istrinya tapi jadi males. Apakah suami istri ini wajib mandi?’
Ketika itu A’isyah sedang duduk.
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنِّي لَأَفْعَلُ ذَلِكَ ، أَنَا وَهَذِهِ ، ثُمَّ نَغْتَسِلُ
“Aku juga kadang mengalami hal itu. Aku bersama wanita ini (A’isyah), lalu kami mandi junub. (HR. Muslim 350).
Yang dimaksud berjimak tappi jadi ‘males’ adalah tidak sampai orgasme, tidak keluar mani. Apakah wajib mandi? Jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tetap wajib mandi.
Ada yang manrik di sana, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai menyebutkan kasus yang beliau bersama Aisyah. An-Nawawi mengatakan,
فيه جواز ذكر مثل هذا، بحضرة الزوجة ، إذا ترتبت عليه مصلحة ، ولم يحصل به أذى ، وإنما قال النبي صلى الله عليه وسلم بهذه العبارة ليكون أوقع في نفسه
Hadis ini menunjukkan bolehnya melakukan semacam ini di depan istri, jika di sana ada maslahat, dan tidak sampai menyakiti. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan demikian, agar lebih tertanam dalam hatinya. (Syarh Shahih Muslim, 4/42).
Share:

Haji dan Umrah Bisa Menghilangkan Kemiskinan


Muncul sebuah pemikiran yang salah bahwa ibadah haji dan umrah hanya membuang-buang uang saja dan termasuk pemborosan. Tentu ini pemikiran yang salah besar

Muncul sebuah pemikiran yang salah bahwa ibadah haji dan umrah hanya membuang-buang uang saja dan termasuk pemborosan. Tentu ini pemikiran yang salah besar. Dengan beberapa alasan berikut:

1. Ibadah haji dan umrah hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu saja

Tentu bukan pemborosan dan pemaksaan jika diwajibkan bagi yang mampu saja. Mampu dalam artian mampu dari segi harta dan fisik. Jika tidak mampu maka tidak diwajibkan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97).

2. Ibadah Haji dan Umrah adalah perintah dari Allah, Rabb semesta Alam

Yang namanya perintah dari Allah tentu harus dilaksanakan. Karena kita seorang hamba yang harus patuh terhadap Rabb-nya. Perlu diketahui juga bahwa semua perintah dalam syariat adalah untuk kebaikan dan kemashlahatan manusia.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata dalam risalahnya,
الدين مبني على المصالح في جلبها و الدرء للقبائح
Agama dibangun atas dasar yaitu mewujudkan mashlahat dan menolak berbagai keburukan”
Kemudian beliau menjelaskan,
ما أمر الله بشيئ, إلا فيه من المصالح ما لا يحيط به الوصف
Tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kecuali padanya terdapat berbagai mashlahat yang tidak bisa diketahui secara menyeluruh”1
Terkadang manusia hanya menghitung dengan logikanya saja dan terlalu berhitung secara matematika, padahal Allah lebih mengetahui apa yang terbaik baik hamba-Nya.
Allah berfirman,
أَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ
“Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah” (QS. al-Baqarah: 140).

3. Ibadah Haji dan umrah bisa menghilangkan kemiskinan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosasebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.”2
Syaikh Abul ‘Ula Al-Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan bahwa maksud menghilangkan kemiskinan di sini bisa bermakna dzahir atau makna batin. Beliau berkata,
أي يزيلانه وهو يحتمل الفقر الظاهر بحصول غنى اليد ، والفقر الباطن بحصول غنى القلب
Haji dan umrah menghilangkan kefakiran, bisa bermakna kefakiran secara dzahir, dengan terwujudnya kecukupan harta. Bisa juga bermakna batin yaitu terwujudnya kekayaan dalam hati.”3
Qana’ah adalah kekayaan terbesar dalam hidup manusia, merasa bahagia dengan apa yang Allah berikan walaupun orang lain (orang kaya) menganggapnya kurang.

4. Ibadah bisa memberikan rasa ketenangan dan kebahagiaan, sangat rasional jika seseorang mengeluarkan harta untuk mencarinya

Tentu dengan beribadah dan mengingat Allah maka hati akan tenang, bahagia dan tentram. Terlebih beribadah di depan ka’bah dan kota yang diberkahi yaitu Mekkah dan Madinah.
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram“. (Ar- Ra’d : 28).
Banyak orang yang keluar negeri untuk berwisata, mencari kebahagiaan dan refreshing. Tentu mereka menghabiskan dana yang tidak sedikit. Tentu tidak ada yang salah jika seorang muslim juga mengeluarkan biaya ke luar negeri (Saudi) untuk mencari kebahagiaan dan ketenangan yang hakiki melalui ibadah.
Demikian semoga bermanfaat.
Share:

IBU ...maafkan anakmu..


RAHMATMU YAA ROBB....
PERNAHKAH KITA MENGUKUR SEPANJANG APA KASIH DAN CINTA SEORANG IBU???
PERNAHKAH KITA MENIMBANG SEBERAT APA CINTA NYA ???
PERNAHKAH KITA MERENUNG SETULUS APA KASIHNYA ???
Atau setelah kita dewasa
Setelah kita bisa berjalan, bisa berlari, Bisa bekerja mencari hidup
Memiliki pasangan hidup
Setelah kita tidak butuh lagi dengan suapannya
Dengan gandengan tangannya
Dengan pelukannya
Dengan dekapannya
Dengan ninaboboknya
dengan belaiannya
Dengan, segala belas kasihnya
Kita mulai menjauh darinya
Kita mulai sibuk dengan urusan kita
Kita mulai lupa dengannya
Akhi/ukhti
Andai semua waktumu kau luangkan untuk ibundamu
Andai semua hartamu kau berikan kepada ibundamu
Aku, yakin kaupun mustahil melakukannya
Tapi kalau itu yang kau lakukan… Kau pun takkan pernah bisa membalasnya…
Tiada hal yang paling membahagiakan hati seorang ibu, lebih dari melihat anaknya bahagia…
Tiada hal yang melarakan hatinya lebih dari melihat musibah menimpa buah hati...
Apapun yang dibutuhkan anaknya akan dipenuhi, asalkan ia bisa kembali tersenyum
Dia rela memakai sandal yang usang, asalkan anaknya pakai sandal baru
Dia rela begadang aslkan anaknya lelap tidurnya
Dia kuat menahan lapar di perutnya, tp dia g' tahan melihat anaknya kelaparan
Dia rela nyawanya digadaikan asalkan anaknya hidup
Dia rela hatinya diiris-iris asalkan anaknya senang
Akhi\Ukhti..
Bila kau berada dekat dengan ibumu, maka hampirilah ia sekarang…
Kecuplah keningnya
Minta maafnya
Minta ridhanya
Pijat kakinya
Dan ucapkan Rabbighfirli wa liwalidayya warhamhuma kama Rabbayani shoghiran
Bila kau jauh darinya, telponlah dia, dengarkan suaranya, mintalah doanya
Dan kirimkanlah sesuatu untuknya
Dan bila dia berada di alam yang berbeda…
Angkatlah tanganmu
Pujilah Rabbmu
Dan doakan ibumu
SeLaLu
RABBIGHFIRLI WAALIWAALIDaYYa WArHamHuma KAMa RobbaYani SHagiran
Share:

Sunday, 30 August 2015

- Manusia Terbaik -


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو , قَالَ : قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : " كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ " , قَالُوا : صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ , فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ , قَالَ : " هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ , لَا إِثْمَ فِيهِ , وَلَا بَغْيَ , وَلَا غِلَّ , وَلَا حَسَدَ " .
Dari Abdullah bin Amr, dia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya : Siapakah manusia terbaik ? Beliau berkata : Setiap orang yang jujur lisannya dan bersih hatinya. Para sahabat bertanya lagi : Kami mengetahui orang yang jujur lisannya. Namun siapakah orang yang bersih hatinya ? Beliau menjawab : Dia adalah orang yang bertakwa lagi bersih, tidak ada dosa, tidak dzalim, tidak ada dengki dan hasad."
(HR. Ibnu Majah)
Share:

Total Pageviews