MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Friday 18 September 2015

- Jenggot pada Zaman Sekarang Tidak Relevan Lagi ? -

- Jenggot pada Zaman Sekarang Tidak Relevan Lagi ? -
Banyak sekali syubhat-syubhat yang dihembuskan seputar masalah jenggot ini. Terlalu panjang kalau dikupas satu persatu, tetapi penulis memandang perlu menjawab satu syubhat yang benyak beredar, laris manis dan seakan-akan ilmiyah.
Syubhat tersebut diantaranya adalah bahwa tujuan tuntunan Nabi itu bersifat sementara yaitu untuk membedakan antara pria kaum mukminin dengan pria yang bukan mukmin (yang ketika itu memelihara kumis dan mencukur jenggot mereka). Kini karena non-Muslim pun sudah banyak yang memelihara jenggot dan mencukur kumis, maka sebenarnya cara pembedaan seperti itu sudah tidak releven lagi, dan karena itu ia tidak berlaku lagi. Demikian Wa Allah A’lam”.
Jawaban:
Menjawab syubhat yang rapuh ini sangat mudah sekali -walhamdulillahi- ditinjau dari beberapa segi:
1. Penulis berfikir dan membayangkan: “Seandainya Rasulullah hidup di tengah-tengah kita, lalu beliau memerintahkan kepada kita untuk memelihara jenggot dan kita-pun mendengarnya langsung dengan telinga kita, akankah ada seorang diantara kita yang berani protes kepada Nabi dengan menampilkan syubhat di atas?!! Tidak, itulah keyakinan penulis. Nah, kalau memang kita tidak berani di hadapan beliau, apakah kemudian kita berani di hadapan hadits beliau?!!
2. Ucapan “Kini non Muslim sudah banyak yang memelihara jenggot dan mencukur kumis” perlu diteliti ulang kembali. Dari manakah sensus seperti ini?! Siapakah mereka?! Benar, kira mengakui memang ada diantara mereka yang demikian, tetapi berapa persenkah bila dibandingkan dengan mereka yang mencukur jenggot?!! Tidak ragu lagi bagi orang yang mau adil dalam masalah ini bahwa mencukur jenggot adalah ciri khas kaum kuffar, bahkan mereka melancarkan serangan kepada orang-orang yang bejenggot.
3. Nabi membarengkan perintah memelihara jenggot dengan perintah merapikan kumis. Seandainya perintah memelihara jenggot dimentahkan dengan alasan karena kini orang-orang kafir memelihara jenggot sehingga kita harus menyelisihi mereka dengan mencukurnya, maka konsekeunsinya kita juga harus memanjangkan kumis kita dan membiarkannya karena kini orang-orang kafir juga merapikan kumis mereka. Apakah kalian menyetujuinya?!!
4. Menyelisihi orang kafir bukanlah satu-satunya alasan perintah memelihara jenggot, tetapi banyak alasan-alasan lainnya selain itu seperti merubah ciptaan Allah, menyerupai wanita, menyelisihi fithrah, pemborosan, terang-terangan maksiat sebagaimana keterangan di atas. Anggaplah mencukur jenggot tidak termasuk meniru orang kafir, tetapi apakah dapat lolos dari kemungkaran-kemungkaran lainnya?!
5. Memelihara jenggot termasuk fithrah sebagaimana kata Nabi. Dengan demikian, adanya sebagian orang kafir memelihara jenggot, bukanlah berarti kita tasyabbuh dengan mereka tetapi merekalah sebenarnya yang meniru kita. Hal ini hendaknya menyembul semangat kita dalam berpegang teguh terhadap sunnah Nabi dan bangga dengan agama kita karena diakui keindahannya oleh musuh-musuh Islam.
Jadi, adanya sebagain orang kafir yang memelihara jenggot bukan berarti kita mencukur jenggot. Kalau demikian, berarti kalau ada sebagian orang kafir merapikan kumis, kita harus memanjangkannya untuk menyelishi mereka. Kalau mereka khitan, kita tidak khitan untuk menyelisihi mereka. Kalau mereka memotong kuku mereka, berarti kita memanjangkannya untuk menyelsihi mereka, dan lain sebagainya dari perkara-perkara fithrah. Demikian pula, kalau mereka masuk Islam (agama fithrah), berarti kita keluar darinya untuk menyelsihi mereka. Adakah orang yang berakal berpendapat seperti ini?!!
Share:

0 komentar:

Total Pageviews

Archive