MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Monday 21 September 2015

Jodoh Bertukar?

Jodoh Bertukar?
Soal:
Apakah jodoh bertukar dg orang lain???

Jawab:
Jodoh adalah bagian dari taqdir yang telah Allah tetapkan sejak kita berumur 4 bulan dalam kandungan ibu kita. Tidak ada satu pun di antara kita yang mengetahui siapa jodohnya, siapa yang akan menjadi suaminya. Hal itu tersimpan dalam rahasia ilmu Allah.

Istilah jodoh pun terkadang membawa opini bahwa jika kita sudah bertemu jodoh, maka berarti itu pasangan hidup selamanya? Ini adalah keliru.
Kenapa? Karena tidak semua orang ditaqdirkan akan mendapat suami atau istri. Ada orang yang sudah berumur tua, namun belum menikah juga. Ada juga yang meninggal dunia sebelum umur menikah. Jadi istilah jodoh adalah keliru, yang ada adalah istilah zauj wa zaujah, yakni suami dan istri.
Kita juga melihat ada yang sudah berkeluarga, bahagia, mempunyai anak, tahunya cerai, lalu nikah lagi.. Mana yang menjadi jodohnya?
Jadi, jika jodoh itu bermakna adalah suaminya atau istrinya, maka itu baru benar. Si fulan sudah mendapat istri artinya sudah mendapat jodoh. Si fulanah akan melangsungkan akad nikah, artinya dia sudah mendapat suami. Laki-laki yang berpoligami, dia berjodoh dangan lebih dari satu orang istri, atau wanita yang dimadu, maka dia berjodoh dengan laki-laki yang sudah punya istri. Jadi jodoh adalah taqdir mendapatkan pasangan hidupnya.
Kehidupan dan pasangan hidup semuanya adalah taqdir Allah, tidak ada di antara kita yang mengetahuinya.
Mungkin ada wanita yang mengatakan: "saya tidak mau menikah dengan si fulan", tahunya Allah taqdirkan mereka menikah, dan begitu sebaliknya.
Ada wanita yang mengatakan: "saya tidak mau dimadu atau dipoligami", jika taqdir yang mendahului, maka akan terjadi juga, itulah jodohnya.
Maksudnya tidak ada di antara kita yang mengetahui siapa pasangannya. Boleh jadi sekarang dia merasa fulan akan menjadi pasangannya, karena sudah ditetapkan waktunya, namun jika taqdir mendahuluinya, sesaat saja bisa berubah dan menjadi batal.
Saya memiliki teman, di waktu dia akan menikah, waktunya sudah ditetapkan oleh kedua belah pihak, yaitu sepekan sebelum hari H. Namun, tiba-tiba pihak perempuan membatalkan, akhirnya dia menikah dengan tetangga rumahnya sendiri yang sebelumnya tidak pernah terlintas di benaknya sedikit pun.
Jadi, bagi yang belum menikah atau yang sudah mendapat calon, tidak perlu khawatir. Allah telah menetapkan taqdir untuk hamba-Nya. Apa yang telah ditaqdirkan Allah untuk hamba-Nya itulah yang terbaik, maka terimalah taqdir Allah dengan itu lapang dada.
Wallahu 'alam.
Share:

0 komentar:

Total Pageviews

Archive