“Bismillah, menuju Dzulhulaifah bersiap ihram, tolong doakan ya…”
“(upload foto) Baru seumur hidup, kepala plontos abis pas haji, enak juga ya”
“Alhamdulillah, setelah berebut-rebutan dan berdsak-desakan akhirnya batu hajar aswad tersentuh dan tercium”
“(upload foto)posisi di masjid Nabawi, bersiap melihat makam Rasulullah dan mengucapkan salam”
Memang mengunggah kegiatan ibadah secara umum di medsos kurang bijaksana, karena memang sejatinya ibadah harus dijaga keikhlasannya. Lebih-lebih ibadah haji, ibadah yang yang agung di mana ibadah haji mengorbankan harta, jiwa dan tenaga sekaligus.
Bahkan ibadah haji hanya bisa dilakukan oleh mereka yang diberi taufik oleh Allah. Ada yang punya harta, kesehatan dan waktu tetapi tidak ada keinginan segera haji ada juga kebalikannya, sangat ingin tetapi tidak ada harta atau tidak ada waktu atau tidak ada kesehatan yang baik.
Permasalahan niat adalah permasalahan yang cukup berat, memang agak susah untuk benar-benar ikhlas. Bisa jadi niat awal ikhlas akan tetapi di tengah-tengah bisa jadi riya’ atau tiba-tiba ada pujian manusia yang datang padahal ia tidak harapkan, kemudian ia menjadi tidak ikhlas.
Sufyan Ats-Tsauri berkata,
“ Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak balik”[1]
Sebaiknya berusaha menyembunyikan amalan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa cukup dan yang suka menyembunyikan amalannya.”[2]
-Boleh memberikan informasi seputar haji atau berbagi ilmu
Misalnya tips agar tidak tersesat di masjid nabawi atau info tentang cuaca dan keadaan terbaru di sana.
0 komentar:
Post a Comment