MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Monday 31 August 2015

KETIKA KUBURAN DIJADIKAN MASJID (TEMPAT IBADAH) DENGAN MENGATAS-NAMAKAN “ZIARAH KUBUR”


.
(TAWASUL SYIRIK ALA JAHALIYYAH : ZIARAH KUBUR YANG TERNODA).

Diantara Perbuatan kaum Musyirikin Quraisy Pada Zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Kaum Musyirikin yang Mengaku beragama Islam Pada Zaman sekarang adalah :
Gemar Melaksanakan Tawasul Syirik.
Yaitu Gemar ber-Tawasul Dengan Penghuni Kubur.
.

Jika Dahulu Kafir Musyrikin Quraisy menjadikan Kuburan Orang2x Shalih dijadikan Perantara untuk Meminta Kepada Allah Ta’ala (bertawasul),
Namun…
Orang2x di Zaman sekarang yang Mengaku beragama Islam juga Menjadikan Kuburan orang2x yang Dianggap “Shalih” di Jadikan Tempat Ibadah.
Dijadikan Perantara untuk Meminta kepada Allah Ta’ala.
.

Seperti Mengatakan:
”Ya Allah, Melalui Syaikh Fulan (yang telah meninggal), Kabulkanlah Permintaanku”.
.
Jelas ini adalah Kesyirikan yang dilakukan oleh kaum Musyrik Arab pada Saat di Utusnya Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya):
.

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
.

”Ingatlah hanya Kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari Syirik). Dan orang-orang yang mengambil Pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah mereka Melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang Pendusta dan sangat Ingkar…”.
[QS.az Zumar: 3].
.

Imam Qatadah rahimahullah berkata:
.
”Dahulu (sebagian orang-orang Kafir Quraisy) apabila dikatakan kepada mereka:
”Siapa Rabb dan Pencipta kamu? Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air dari langit?”
Mereka menjawab: “Allah”.
Dikatakan kepada mereka:
”Lalu apa Makna Ibadahmu kepada patung-patung?”.
Mereka menjawab: “Agar mereka (patung-patung yang diberi nama dengan nama-nama orang Shalih itu) mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya, dan memberikan Syafaat kepada kami di sisi-Nya..”.
[Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an: 15/233].
.

Dalam Ayat ini, ketika kaum Musyrik menyembah Latta, Hubal. Dan patung-patung lainnya yang diberi nama orang2x Shalih mengatakan bahwa tujuan mereka bukanlah menyembah patung-patung tersebut bahkan mereka meyakini bahwa patung-patung tersebut tidak dapat Menciptakan apa-apa.
Tetapi tujuan mereka adalah agar orang-orang Shalih yang telah Meninggal itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.
.
.

Ini Jelas, Tidak ada Bedanya dengan Penyembah Kuburan di Zaman sekarang.
Mereka datang kepada Kuburan (yang mereka Anggap) Para wali dan berkata:
.
”Kami Tidak Menyembah Kuburan, namun kami ingin agar Do’a kami di sampaikan kepada Allah ta’ala dan agar orang Shalih yang telah meninggal ini memberikan Syafaat kepada kami disisi Allah..”.
.

Kaum Musyrik Arab pun sama mengatakan demikian, yaitu tujuan mereka bukan menyembah patung, tapi agar do’a2x mereka disampaikan kepada Allah dan diberikan Syafaat di sisi-Nya… Wal’iyadzubillah
.

Sesungguhnya Telah Menjadi Fenomena yang tak Asing di Negeri kita yang tercinta ini, banyak saudara kita yang Meng-Agungkan Kuburan dan menjadikan sebagai tempat Ibadah.
Mereka berkeyakinan bahwa beribadah di Kuburan orang2x yang mereka Anggap Para Wali memiliki Keutamaan tertentu.
Oleh karena itu, banyak kita Saksikan orang dari berbagai Daerah Mengunjungi Kuburan untuk mendapatkan Keberkahan dan keuntungan Dunia.

Mereka mendatangi kuburan para Wali dikarenakan Cinta mereka mendalam.
Padahal, mencintai para wali bukanlah dengan meng-Agungkan Kuburannya, melainkan dengan berusaha mengikuti Petuahnya untuk Senantiasa berpegang pada Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
.

Keadaan ini Kemudian menjadi Semakin parah Ketika para Ajengan yang dianggap Kiyai Memfatwakan bahwa perbuatan ini tidak Melanggar Syariat.
Mereka Bahkan Membelanya dengan berbagai macam Alasan, dengan mencari-cari ayat atau Hadits untuk Mendukung pendapat mereka.
.

Kemudian mereka Pahami ayat dan Hadits tersebut dengan Pemahaman mereka sendiri untuk dijadikan Tameng.
Mereka Menjadikannya Tameng Alih2x Sandaran, karena Sandaran mereka sebenarnya adalah Hawa Nafsu dan Pemahaman yang Dangkal.
.
Lebih Celaka lagi,
mereka Menuduh orang yang Melarang meng-Agungkan Kuburan sebagai Kelompok Sesat dan menyesatkan.
Mereka Menuduh Kelompok itu Tidak Menghormati para Wali, dan Menghasut Kaum Awam untuk Menjauhinya..
Mereka Menyebut dan Memberi Gelar Kelompok itu dengan Sebutan:
KELOMPOK WAHHABI…!
Laa Haula wala Quwwata ila billaah..
.
.
- Hanya Allah Ta’ala yang memberi Hidayah dan Taufiq -
.
. 
.
Sumber Nukilan:
Tulisan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Hafizhahullah di Buku “Kuburan Bukan Tempat Ibadah” Pustaka Al Bashirah

Share:

0 komentar:

Total Pageviews

Archive