MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Wednesday, 12 August 2015

Nabi Berda’wah Setelah Usia 40 Tahun

Nabi Berda’wah Setelah Usia 40 Tahun, kenapa?

Islam membagi usia manusia menjadi 4 periode (masa). Pertama masa kanak-kanak orang Arab bilang (masa thufuliyah) yaitu masa dimulai dari lahirnya seseorang sampai usia baligh 15 tahun. Kedua masa syabab yaitu masa muda dimulai dari usia setelah baligh 15 tahun sampai usia 40 tahun. Ketiga masa kuhulah yaitu masa dewasa dimulai dari usia 40 tahun sampai usia 60 tahun dan yang terakhir masa syaikhukhah yaitu masa tua disaat maunusia sudah menyapai usia lebih dari 60 tahun keatas.
Usia 40 tahun adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih ke masa dewasa yang disebut masa kuhulah atau disebut juga masa setengah baya. Dan dalam usia inilah manusia telah memiliki kematangan dalam cara berpikir dan bertindak. Dalam arti lain bahwa jika seseorang sudah menyapai usia 40 tahun keatas cara pikir dan tindaknya dihitung dengan matang.
Oleh karena itu, dari keistimewaan usia 40 tahun Allah telah menyebutnya tersendiri dalam alqur’an di surat al-ahqaf ayat15 yang berbunyi ”Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”
Menurut para pakar ilmu tafsir, usia 40 tahun disebut tersendiri pada ayat ini, karena pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupan yang baik dari segi fisik, pikiran, perasaan, karya, maupun dari segi agamanya. Orang yang berusia 40 tahun benar-benar telah meninggalkan usia mudanya dan beralih ke usia dewasa. Apa yang dialami pada usia 40 tahun sifatnya stabil, mantap dan kokoh dalam pendirian dan perilakunya. Pendirian dan perilaku ini akan menjadi ukuran manusia pada usia-usia berikutnya.
Makanya tidaklah heran jika para Nabi diutus untuk berda’wah pada usia 40 tahun. Rasulallah saw diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang lain, kecuali Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as., mereka diutus menjadi nabi ketika usia mereka genap 40 tahun.
Dari teladan agama ini telah diterapkan sebagai dustur (undang2) diberbagai negara, bahwa untuk menduduki jabatan-jabatan pemimpin negara, menteri dan tokoh masyarakat, disyaratkan bakal calon harus telah berusia 40 tahun. Masyarakat sendiri lebih cenderung dan mengakui prestasi seseorang secara mantap tatkala orang itu telah berusia 40 tahun. Makanya rata rata semua pemimpin di dunia menjadi presiden pada usia di atas usia 40 tahun
Itulah salah satu sebab kenapa Nabi saw dan para nabi lainya diutus untuk berda’wah pada usia 40 tahun.
Salah satu keistimewaan usia 40 tahun kita bisa lahat dalam hadist Nabi saw yang diriwayatkan dari Imam Ahmad: “Seorang hamba muslim bila usianya mencapai empat puluh tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya). Jika usianya mencapai enam puluh tahun, Allah akan memberikan anugerah berupa kemampuan kembali (bertaubat) kepada-Nya. Bila usianya mencapai tujuh puluh tahun, para penduduk langit (malaikat) akan mencintainya. Jika usianya mencapai delapan puluh tahun, Allah akan menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal keburukannya. Dan bila usianya mencapai sembilan puluh tahun, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan dosa-dosanya yang belakangan, Allah juga akan memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya, serta Allah akan mencatatnya sebagai “tawanan Allah” di bumi”.
Hadits ini menyebut usia 40 tahun paling awal, yang dimasudkan disini bahwa orang yang mencapai usia 40 tahun ia memiliki sifat istiqamah dalam pengabdiannya kepada Allah swt. Dalam arti lain jika seseorang belum menyapai usia 40 tahun kemungkinan masih bisa diombang ambingkan oleh suasana dan keadaan dan masih belum mantap dalam pendirian dan perilakunya. 
Dan umur 40 tahun merupakan saat saat harus waspada juga. Seumpama orang yang berumur 40 tahun itu seperti waktu sudah masuk ashar, teriknya matahari sudah mulai lengser, kalau menjemur pakaian tidak bakal kering, sudah senja, sebentar lagi maghrib. Sahabat Nabi saw yang bernama Qotadah ra, berkata, “Bila seseorang telah mencapai usia 40 tahun, maka hendaklah dia berhati hati”
Bahkan, Abdullah bin Abbas ra. dalam suatu riwayat berkata, “Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak unggul mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”
Nasihat yang diungkap oleh dua sahabat besar tersebut memberikan pengertian bahwa manusia harus mulai bersikap waspada dan hati-hati dalam bertidak jika usianya telah mencapai 40 tahun. Ia harus meningkatkan amal kebajikan dan membiasakannya agar amal itu terus meningkat.
Atas dasar ini, para sahabat Nabi saw. Ketika mereka sudah menyapai usia 40 tahun, mereka konsentrasi beribadah. Mereka mulai menghabiskan hari-harinya untuk ibadah. Kesibukan mencari dunia mereka kurangi dan beralih pada kegiatan yang bersifat agama dan ibadah,
Imam asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan dengan memakai tongkat. Jika ditanya kenapa? Jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir. Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya yang masih melekat dalam sangkar. Keadaanku sekarang seperti itu juga. “.
Sahabat Abdullah bin Umar r.a. pernah menceritakan hadits dari Rasulullah Saw. yang perlu dicamkan berkaitan dengan hal ini. Rasulullah saw. memegang kedua pundakku dan bersabda, “Jadilah di dunia seakan-akan kamu orang asing (perantau) atau pengembara (musafir).” Abdullah bin Umar ra. berkata, “Jika berada di waktu sore, jangan menanti waktu pagi. Jika berada di waktu pagi, jangan menanti waktu sore. Pergunakanlah masa sehatmu untuk bekal di masa sakitmu dan masa hidupmu untuk bekal  di masa matimu.” (H.R. Bukhari).
Semoga kita digolongkan hamba-Nya yang mampu mengisi umur kita dengan sebaik-baiknya, dijauhkan kita dari bala’ dan malapetaka dunia, dijauhkan kita dari fitnah baik yang dzahir dan bathin.. amin
Wallah’alam

Share:

0 komentar:

Total Pageviews

Archive