MOTIVASI HIDUP ISLAM

Visit Namina Blog

Wednesday, 12 August 2015

Bahasa Arab

BAHASA ARAB

Oleh: Hasan Husen Assagaf
Penghuni surga yang pertama adalah nabi Adam as. Di dalam sebuah riwayat bahwa penduduk surga itu berbahasa Arab, maka bisa dikatakan jika bahasa nabi Adam as adalah bahasa Arab. Tetapi tidak ada riwayat secara pasti mengenai bahasa yang digunakan di syurga, apakah bahasa Arab atau bahasa lainnya
1Bahasa Arab adalah bahasa yang cukup tua usianya dan tetap digunakan umat manusia sampai hari ini. Bangsa Arab yang pertama kali dikenal berasal dari Yaman, dari kabilah Jurhum yang mewariskan kabilah Al-Qahthan. Mereka berhijrah ke Jaziratul Arab, ke Makkah setelah diketemukan zamam oleh nabi Ismail dan ibunya Hajar as.
Nabi Ismail as bukan Arab tapi musta’rabah (artinya membias mejadi Arab). Karena kedatangan kabilah Jurhun yang hidup di Jaziratul Arab, maka, terjadilah setelah itu penghidupan di Makkah. Campur-baur pun antara mereka dan keluarga nabi Ismail tak bisa dielakan. Dari sana , terbentuklah masyarakat baru dan keluarlah di kemudian hari, bangsa Quraisy dan bani Hasyim. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Arab.
Bahasa Arab memiliki perbendaharaan yang sangat luas dan banyak. Bahkan para ahli bahasa Arab mengatakan bahwa bahasa Arab memiliki persamaan kata (sinonim) yang paling menakjubkan. Misalnya saja kalau kita buka kamus bahasa Arab yang top seperti kamus “Lisanul Arab”, kata Asad yang artinya singa, mempunyai sinonim yang banyak sekali lebih dari 50 kata semuanya artinya satu hewan Asad (singa). Diantaranya yang saya tahu adalah Laits, Ghadanfar, Dhargham, Qaswar, Haidar, Sari, Basil, Hamzah, Fadi, Usamah, Syibl, Abbas dan lain sebagainya. Hal semacam ini tidak pernah ada di dalam bahasa lain di dunia ini, hanya ada di dalam bahasa Arab, karena faktor usia bahasa Arab yang sangat tua, tetapi tetap masih digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari hingga hari ini
Itu keistimewaan bahasa Arab, lain dengan bahasa Inggris. Maksudnya, bahasa Inggris yang digunakan pada hari ini jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang Inggris di abad pertengahan. Kalau Ratu Inggris bertemu dengan kakeknya yang ketujuh, yang hidup di abad pertengahan, mereka tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa ngobrol walaupun mereka sama-sama orang Inggris. Kenapa? Karena setiap bahasa mengalami perkembangan, baik istilah maupun grammarnya. Setelah ratusan tahun, bahasa itu mengalami perobahan total.
Berlainan dengan Bahasa bahasa Arab, dari zaman Rasulallah saw dan sebelumnya, tidak berobah. Kalau seumpamanya Rasulallah saw, orang Arab yang hidup di abad ke 7 bertemu dengan Hb Umar bin Hafidh cucunya yang ke-45, orang Arab yang hidup di abad 21 ini, mereka bisa ngobrol dengan menggunakan bahasa Arab.
Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kemampuannya menampung arti yang padat di dalam huruf-huruf yang singkat. Cukup hanya terdiri dari dua atau tiga huruf dalam bahasa arab, mampu memberikan penjelasan yang sangat luas dan mendalam. Sebuah kemampuan yang tidak pernah ada di dalam bahasa lain, subhanallah. Makanya bahasa Arab ini tidak bisa disingkat, dibolak-balik atau diacak-acak hurufnya. Karena bisa merobah makna dan arti.
Terus, belum pernah ada terjemahan Al-Qur’an yang sempurna yang bisa menerjemahkan Al-Qur’an percis seperti bahasa Arab aslinya. Semua terjemahan akan bertele-tele dan panjang-lebar, kadang kadang sulit difahami ketika menguraikan isi kandungan tiap ayat. Sebagai contoh ringan, lafadz “kitab” dalam bahasa arab artinya buku, ternyata punya makna lain yang sangat banyak. Kalau kita buka kamus lagi kita dapatkan kata “kitab” artinya kitab, buku, surat, hukum, takdir, catatan amal perbuatan, Al-Qur’an, Injil, Taurat dan masih banyak lagi arti2 lainya yang sulit dibawakan disini.
Bahasa lain tidak punya makna yang sedemikian padat yang hanya terhimpun dalam satu kata dan hurufnya hanya ada tiga. Saya bukan membanggakan diri, ayah saya ahli sasta Arab, seorang syair yang cukup dikenal dikalangan Alawiyyin pada zamannya, tapi ia tidak bisa menerjemahkan sastanya kedalam bahasa Indoneisa. Bukan tidak mampu, tapi bendahara  bahasa Indonesia yang tidak mampu menerjemahkan syair2nya kedalam bahasa Indoneisa.
Lain dari itu, bahasa Arab memiliki keindahan saat dilantunkan dan didengar, tidak membosankan walaupun diulang berkali kali. Lihat saja surat Al-Fatihah, dibaca orang ribuan kali baik di dalam shalat atau di luar shalat, belum pernah ada orang yang merasa bosan atau terusik ketika dibacakan. Bahkan bacaan Al-Qur’an itu begitu sejuk di hati, indah dan menghanyutkan. Itu baru orang yang tidak paham bahasa Arab. Sedangkan orang yang mengerti bahasa Arab, pasti ketagihan kalau mendengarnya. Bahkan orang yg benar-benar paham bahasa Arab kita lihat bila sholat atau berdoa sampai menangis. Kita semua tahu kisah-kisah tentang Rasulullah saw dan sahabat sahabat beliau menangis saat membaca Al-Quran, bahkan kita tahu Sayyiduna Umar Ibn Khattab ra yang pribadinya keras sebelum masuk islam, hatinya luluh saat mendengar surat Toha dibacakan.
Tidak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa tetap terdengar indah ketika dibacakan, namun tetap mengandung arti yang kaya, kecuali bahasa Arab. Dengan alasan ini maka wajarlah bila Allah memilih bahasa Arab sebagai bahasa yang dipakai di dalam Al-Qur’an.
ÙˆَÙƒَØ°َÙ„ِÙƒَ Ø£َÙˆْØ­َÙŠْÙ†َØ¢ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒَ Ù‚ُرْآناً عَرَبِÙŠّاً Ù„ِّتُنذِرَ Ø£ُÙ…َّ الْÙ‚ُرَÙ‰ ÙˆَÙ…َÙ†ْ Ø­َÙˆْÙ„َÙ‡َا
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada umulqura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya” – Asy-syura,7
Wallahu’alam
Share:

0 komentar:

Total Pageviews

Archive