Sekembalinya dari Thaif, Rasulalah saw dalam keadaan terluka dan terusir, datanglah Malaikat meminta izin kepada beliau untuk menghacurkan warga Mekkah yang keji.
Malaikat berkata:
لو شئْتَ لأطْبقْتُ عليهم الأخْشبَيْن ! يعني الجبلين
“Wahai Muhammad, seandainya kamu berkehendak agar aku hempaskan ke dua gunung batu keras ini kepada mereka (kafir Quraisy), maka akan kulakukan”
Ajakan Malaikat tidak diterima oleh Rasulallah karena beliau tidak berda’wah dengan kekerasan, paksaan dan berutal. Nabi saw pun berdoa:
اللهمَّ اهْدِ قَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ لَعَلَّ اللهُ يُخْرِجُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله” ، وَقَدْ اِسْتَجَابَ اللهُ تَعَالَى دُعَاءَ نَبِيِّهِ صلى الله عليه وسلم (السيرة النبوية – ابن هشام)
“Ya Allah, berilah hidayah kepada kaumku, karena mereka tidak mengerti.. Aku berharap, Allah mengeluarkan dari sulbi-sulbi mereka generasi (keturunan) yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah”. Maka do’a Nabi saw dikabulkan Allah”
Sebelum Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, tokoh tokoh kafir Quraisy berkumpul seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan lain lainnya. Mereka berkumpul meminta kepada Nabi saw hal yang mustahil bisa terjadi menurut keyakinan mereka bisa melemahkan kedudukan beliau sebagai Nabi. Mereka meminta kepada Nabi saw untuk membelah bulan. Hal yang tidak masuk akal bukan? Mereka berkata, “Ya Muhammad, seandainya kamu benar benar seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua”. Rasulullah saw berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya.”.
Lalu Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Allah “Ya Allah belahlah bulan ini menjadi dua”. Rasulullah saw memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Subahanallah….. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah saw berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.” .
Demikian jarak belahan bulan itu cukup jauh sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Menurut sebagain riwayat bulan terbelah menjadi dua belahan, belahan pertama berada di jabal Abi Qubais *(1) dan sebelah lagi berjalan ke arah jabal Qua’iqu’an *(2). Kemudian kedua belan bulan itu kembali bersatu. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan mata telanjang..
Atas peristiwa ini Allah menurunkan ayat Al Qur’an:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ
”Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (Al Qomar, 1-2)
*(1) Jabal Abi Qubais.
Setiap muslim yang datang ke Makkah untuk berhaji atau berumrah pasti mendengar nama Jabal Abi Qubais, tapi dimana tempatnya banyak yang tidak mengetahuinya. Jabal Abi Qubaiis berada disebelah timur Baitullah, Jika kita berdiri membelakangi Hajar Aswad, maka pandangan kita akan melurus ke sebuah istana megah (Istana Shafa) berdiri diatas sebuah bukit yang telah dipapas. Sebetulnya memotong sebuah pohon saja di Makkah tidak diperbolehkan, apalagi mempapas sebuah bukit bersejarah. Bukit yang telah dipapas sedemikian rupa, itulah Jabal Abi Qubais yang mempunyai sejarah yang berkaiatan dengan sejarah Baitullah dan Kota Makkah.
Menurut Sayyid Dr. Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam kitabnya “Fi Rihab al-Baitil Haram”, Jabal abi qubais adalah bukit yang letaknya sangat dekat dengan Masjidil Haram dan berhadapan dengan bukit Shofa. Ia merupakan gunung yang pertama kali diciptakan Allah dimuka bumi setelah penciptaan baitullah Ka’bah.
Jabal Abi Qubais atau yang lebih dikenal oleh orang Indoneisa dengan nama Jabal kubais, mempunyai ketinggian 420 meter. Dulu di atas puncak bukit tersebut ada sebuah masjid kecil yang dinamakan Masjid Bilal. Bukit ini menurut ulama Makkah merupakah bukit mulia karena berdekatan dengan Ka’bah dan menghadap ke bukit Shofa. Ada riwayat yang menyatakan bahawa Jabal Abi Qubais adalah gunung / bukit pertama yang diciptakan Allah dimuka bumi kemudian terpencar darinya jabal jabal lainya.
Banyak peristiwa bersejarah berkait dengan Jabal Abi Qubais. Jabal Abi Qubais dikenal juga dengan nama Jabal al-Amin (bukit kepercayaan / bukit penyimpan amanah), kerena Allah telah mengamankan Hajar Aswad di bukit ini pada waktu datangnya air bah di zaman nabi Nuh as. Tatkala nabi Ibrahim as membangun Baitullah, Hajar Aswad dikeluarkan kembali dari Jabal Abi Qubais lalu dibawa oleh Jibril as dan serahkannya kepada nabi Ibrahim as untuk disimpan disudut Ka’bah.
Selain dari pada itu, diriwayatkan juga bahwa batu-batu yang digunakan untuk membangun Baitullah oleh nabi Ibrahim as diambil dari Jabal Abi Qubais dan Jabal al-Ka’bah. Setelah nabi Ibrahim ra selesai membangun Ka’bah, ia naik ke atas jabal Abi Qubais. Dari atas bukit ini ia berseru:
وَأَذِّن فِي ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالاً وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَميِقٍ
”Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” (al-Hajj: 27)
Banyak juga riwayat yang menyatakan bahwa mukjizat Rasulallah saw membelah bulan terjadi di Jabal Abi Qubais seperti kisah diatas.
*(2) Jabal Qua’iqu’an
Ia dinamakan juga Qaiqu’an adalah bukit yang berada di sebelah selatan Masjidil Haram, terletak di daerah pintu menuju arah Syamiah dan berhadapan dengan bukit Marwah. Menurut Sayyid Dr. Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam kitabnya “Fi Rihab al-Baitil Haram”, jabal ini memilki banyak nama diantaranya jabal al-’Abadi atau jabal Al-Sulaimaniyah atau jabal Al-Sudan atau jabal al-Hindi, dan ketinggiannya kurang lebih 410 m dari permukaan laut.
jabal Qaiqu’an merupakan jabal yang memilki nilai sejarah yang peting diataranya mukjizat Rasulallah saw disaat membelah bulan, satu belahan berada di atas Jabal Qubais, dan belahan kedua bergerak kearah Jabal Qaiqu’an.
Jabal ini merupakan jabal Akhsyabi atau bukit berbatu yang sangat keras setelah jabal Abi Qubais. Telah diriwatkan bahwa Jibril as pernah datang kepada Rasulllah saw lalu berkata ” Wahai Muhammad, seandainya kamu berkehendak agar aku hempaskan ke dua gunung batu keras ini kepada mereka (kafir Quraisy), maka akan kulakukan”. yang dimaksud dengan dua gunung batu keras disini adalah jabal Abi Qubais dan jabal Qaiqu’an.
Wallahua’lam
0 komentar:
Post a Comment